Kerabat (sanak saudara) ialah setiap orang yang ada hubungan kekeluargaan antara kamu dengan dia. Saudara laki-laki, saudara perempuan dan anak-anak mereka adalah termasuk kerabat. Paman dan bibi, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu termasuk kerabat pula.
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّ نِسَآءً، وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. النساء:1
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kerabat. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [QS. An-Nisaa' : 1]
وَ اعْبُدُوا اللهَ وَ لاَ تُشْرِكُوْا بِه شَيْئًا وَّ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّ بِذِى اْلقُرْبى وَ اْليَتمى وَ اْلمَسكِيْنِ وَ اْلجَارِ ذِى اْلقُرْبى وَ اْلجَارِ اْلجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِاْلجَنْبِ وَ ابْنِ السَّبِيْلِ وَ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا. النساء:36
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. [QS. An-Nisaa' : 36]
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَ اْلاِحْسَانِ وَ اِيْتَآئِ ذِى اْلقُرْبى وَ يَنْهى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَ اْلمُنْكَرِ وَ اْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. النحل:90
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat. [QS. An-Nahl :90]
... وَ اتَى اْلمَالَ عَلى حُـبّه ذَوِى اْلقُرْبى وَ اْليَتمى وَ اْلمَسكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ وَ السَّآئِلِيْنَ وَ فِى الرّقَابِ… . البقرة:177
..... dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya ..... [QS. Al-Baqarah : 177]
وَ اتِ ذَا اْلقُرْبى حَقَّه وَ اْلمَسكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ وَ لاَ تُبَذّرْ تَبْذِيْرًا. اِنَّ اْلمُبَذّرِيْنَ كَانُوْآ اِخْوَانَ الشَّيطِيْنِ، وَ كَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبّه كَفُوْرًا. الاسراء:26-27
Dan berikanlah kepada keluarga yang dekat akan haqnya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaithan, dan syaithan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. [QS. Al-Israa' : 26-27]
وَ لاَ يَأْتَلِ اُولُوا اْلفَضْلِ مِنْكُمْ وَ السَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْآ اُولِى اْلقُرْبى وَ اْلمَسكِيْنَ وَ اْلمُهجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَ لْيَعْفُوْا وَ لْيَصْفَحُوْا، اَلاَ تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللهُ لَكُمْ، وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. النور:22
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. An-Nuur : 22]
فَاتِ ذَا اْلقُرْبى حَقَّه وَ اْلمِسْكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ، ذلِكَ خَيْرٌ لّلَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللهِ وَ اُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. الروم:38
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haqnya, demikian (pula) kepada faqir miskin dan orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridlaan Allah, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [QS Ar-Ruum : 38]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: كَانَ اَبُوْ طَلْحَةَ اَكْثَرَ اَنْصَارِيّ بِاْلمَدِيْنَةِ نَخْلاً وَ كَانَ اَحَبَّ اَمْوَالِهِ اِلَيْهِ بَيْرُحَاءَ وَ كَانَتْ مُسْتَقْبِلَةَ اْلمَسْجِدِ، وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَدْخُلُهَا وَ يَشْرَبُ مِنْ مَاءٍ فِيْهَا طَيّبٍ. فَلَمَّا اُنْزِلَتْ {لَنْ تَنَالُوا اْلبِرَّ حَتّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ} قَامَ اَبُوْ طَلْحَةَ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَقُوْلُ {لَنْ تَنَالُوا اْلبِرَّ حَتّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ} وَ اِنَّ اَحَبَّ اِلَيَّ بَيْرُحَاءَ، وَ اِنَّهَا صَدَقَةٌ ِللهِ اَرْجُوْ بِرَّهَا وَ ذُخْرَهَا عِنْدَ اللهِ فَضَعْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ حَيْثُ اَرَاكَ اللهُ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَخٍ ذلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذلِكَ مَالٌ رَابِحٌ. وَ قَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ. وَ اِنّى اَرَى اَنْ تَجْعَلَهَا فِى اْلاَقْرَبِيْنَ. قَالَ اَبُوْ طَلْحَةَ: اَفْعَلُ يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَقَسَمَهَا اَبُوْ طَلْحَةَ فِى اَقَارِبِهِ وَ بَنِى عَمّهِ. متفق عليه، و اللفظ للبخارى 5: 169
Dari Anas RA, ia berkata : Abu Thalhah adalah orang Anshar di Madinah yang paling banyak mempunyai kebun kurma. Dan kekayaan yang paling dicintainya adalah kebun Bairuha' yang terletak di depan masjid. Dan Rasulullah SAW biasa masuk ke kebun tersebut dan meminum airnya yang jernih. Setelah diturunkan ayat [Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. - Ali Imran : 92], lalu Abu Thalhah menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah berfirman [Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai]. Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah kebun Bairuha', maka kebun itu aku sedeqahkan karena Allah, aku berharap sebagai kebaikan dan simpanan di sisi Allah Ta'ala, maka salurkanlah ya Rasulullah, menurut apa yang Allah tunjukkan kepadamu". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Bagus, itu adalah harta yang menguntungkan, itu adalah harta yang menguntungkan. Dan aku telah mendengar apa yang kamu ucapkan. Dan sesungguhnya menurut pandanganku, sebaiknya kamu berikan kebun itu kepada karib kerabatmu". Kemudian Abu Thalhah berkata, "Baiklah akan saya laksanakan ya Rasulullah". Lalu Abu Thalhah membagi-baginya untuk sanak saudaranya dan anak-anak pamannya. [HR. Muttafa 'alaih, dan lafadh ini bagi Bukhari juz 5, hal. 169]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ لِيْ قَرَابَةً اَصِلُهُمْ وَ يَقْطَعُوْنِى، وَ اُحْسِنُ اِلَيْهِمْ وَ يُسِيْئُوْنَ اِلَيَّ، وَ اَحْلُمُ عَنْهُمْ وَ يَجْهَلُوْنَ عَلَيَّ. فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَاَنَّمَا تُسِفُّهُمُ اْلمَلَّ وَ لاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذلِكَ. مسلم 4: 1982
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai kerabat. Saya menyambung mereka, tetapi mereka itu memutus hubungan denganku. Saya berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Saya berbuat santun terhadap mereka, tetapi mereka berbuat bodoh terhadapku". Nabi SAW bersabda, "Jika benar sebagaimana yang kamu katakan itu, maka seolah-olah kamu menyuapkan bara api ke mulut mereka, dan Allah akan selalu menolongmu dalam menghadapi mereka selama kamu tetap bersikap demikian itu". [HR. Muslim juz 4, hal. 1982]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى 7: 104
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memulyakan tamunya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menyambung kerabatnya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata yang baik atau diam. [HR. Bukhari juz 7, hal. 104]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ سَرَّهُ اَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ اَوْ يُنْسَأَ فِى اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. مسلم 4: 1982
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezqinya atau dipanyangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung kerabatnya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1982]
عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. مسلم 4: 1982
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang senang dilapangkan rezqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung hubungan kerabatnya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1982]
عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: اَوْصَانِى خَلِيْلِى ص بِخِصَالٍ مِنَ اْلخَيْرِ. اَوْصَانِى بِاَنْ لاَ اَنْظُرَ اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِى، وَ اَنْ اَنْظُرَ اِلَى مَنْ هُوَ دُوْنِى. وَ اَوْصَانِى بِحُبّ اْلمَسَاكِيْنِ وَ الدُّنُوّ مِنْهُمْ، وَ اَوْصَانِى اَنْ اَصِلَ رَحِمِى وَ اِنْ اَدْبَرَتْ، وَ اَوْصَانِى اَنْ لاَ اَخَافَ فِى اللهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ، وَ اَوْصَانِى اَنْ اَقُوْلَ اْلحَقَّ وَ اِنْ كَانَ مُرًّا، وَ اَوْصَانِى اَنْ اُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. فَاِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ. ابن حبان فى صحيحه : 1، 243، رقم 541
Dari Abu Dzarr, ia berkata, "Kekasihku Rasulullah SAW mewashiyatkan kepadaku dengan beberapa kebaikan. Beliau mewashiyatkan kepadaku agar tidak melihat kepada orang yang diatasku dan supaya aku melihat kepada orang yang di bawahku. Beliau mewashiyatkan kepadaku supaya mencintai orang-orang miskin dan orang-orang yang lemah. Beliau mewashiyatkan kepadaku agar aku menyambung hubungan sanak saudaraku meskipun mereka berpaling. Beliau mewashiyatkan kepadaku supaya karena Allah aku tidak takut celaan orang yang mencela. Beliau mewashiyatkan kepadaku supaya aku berkata yang benar meskipun pahit (akibatnya). Dan beliau mewashiyatkan kepadaku supaya memperbanyak ucapan "Laa haula walaa quwwata illaa billaah" (Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah), karena ucapan itu merupakan simpanan dari simpanan-simpanan surga". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya juz 1, hal. 243 no. 541]
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ اَنَّ اَعْرَابِيًّا عَرَضَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص وَ هُوَ فِى سَفَرٍ فَاَخَذَ بِخِطَامِ نَاقَتِهِ اَوْ بِزِمَامِهَا ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَوْ يَا مُحَمَّدُ، اَخْبِرْنِى بِمَا يُقَرّبُنِى مِنَ اْلجَنَّةِ وَ مَا يُبَاعِدُنِى مِنَ النَّارِ. قَالَ: فَكَفَّ النَّبِيُّ ص ثُمَّ نَظَرَ فِى اَصْحَابِهِ. ثُمَّ قَالَ: لَقَدْ وُفّقَ اَوْ لَقَدْ هُدِيَ. قَالَ: كَيْفَ قُلْتَ؟ قَالَ: فَاَعَادَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَ تُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَ تُؤْتِى الزَّكَاةَ وَ تَصِلُ الرَّحِمَ، دَعِ النَّاقَةَ. مسلم 1: 43
Dari Abu Ayyub bahwasanya ada orang ‘Arab gunung yang mencegat Rasulullah SAW ketika beliau dalam suatu perjalanan. Ia memegang kendali unta beliau atau kekang unta itu, lalu bertanya, “Ya Rasulullah, atau Ya Muhammad, beritahukanlah kepadaku perbuatan apa yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka”. (Abu Ayyub) berkata : Nabi SAW tidak segera menjawabnya, kemudian beliau memandang kepada para shahabat. Kemudian beliau bersabda, “Sungguh orang itu telah mendapat taufiq atau sungguh ia telah mendapat hidayah”. Beliau lalu bertanya kepada orang tersebut, “Bagaimana pertanyaanmu tadi ?”. Perawi berkata : Lalu orang itu mengulangi pertanyaannya. Maka Nabi SAW bersabda, “Kamu menyembah kepada Allah, dan tidak mensekutukan sesuatu kepada-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan kamu menyambung kerabat. Sekarang, lepaskan unta itu”. [HR. Muslim juz 1, hal. 43]
عَنْ اَبِى اَيُّوْبَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلىَ النَّبِيّ ص فَقَالَ: دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ اَعْمَلُهُ يُدْنِيْنِى مِنَ اْلجَنَّةِ وَ يُبَاعِدُنِى مِنَ النَّارِ. قَالَ: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَ تُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَ تُؤْتِى الزَّكَاةَ وَ تَصِلُ ذَا رَحِمِكَ. فَلَمَّا اَدْبَرَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنْ تَمَسَّكَ بِمَا اُمِرَ بِهِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. مسلم 1: 43
Dari Abu Ayyub, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, lalu ia berkata, “Tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang apabila aku lakukan akan mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi SAW bersabda, “Kamu menyembah Allah dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung kerabatmu”. Setelah orang itu berpaling, Rasulullah SAW bersabda, “Jika ia benar-benar berpegang teguh kepada apa yang telah diperintahkan kepadanya itu, niscaya ia masuk surga”. [HR. Muslim juz 1, hal. 43]
عَنْ مُحَمَّدِ ابْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ قَاطِعٌ. مسلم 4: 1981
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan shilaturrahim". [HR. Muslim juz 4, hal. 1981]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِاْلعَرْشِ تَقُوْلُ: مَنْ وَصَلَنىِ وَصَلَهُ اللهُ. وَ مَنْ قَطَعَنِى قَطَعَهُ اللهُ، مسلم 4: 1981
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Rahim bergantung di ‘Arsy dan berkata, “Barangsiapa menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barangsiapa yang memutusku, maka Allah akan memutusnya. [HR. Muslim juz 4, hal. 1981]
قَالَ عَبْدُ الرَّحْمنَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى: اَنَا اللهُ وَ اَنَا الرَّحْمنُ. خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَ شَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِى، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ. الترمذى 3: 211
‘Abdur Rahman (bin ‘Auf) berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Allah Tabaaroka wa Ta’aalaa berfirman, “Aku adalah Allah dan aku adalah Ar-Rahman, aku menciptakan rahim dan aku ambilkan ia dari namaku. Maka barangsiapa menyambungnya, akupun menyambungnya pula. Dan barangsiapa memutusnya, aku pun memutusnya pula”. [Tirmidzi juz 3, hal. 211]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ خَلَقَ اْلخَلْقَ حَتَّى اِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ الرَّحِمُ فَقَالَتْ: هذَا مَقَامُ اْلعَائِذِ مِنَ اْلقَطِيْعَةِ. قَالَ: نَعَمْ. اَمَا تَرْضَيْنَ اَنْ اَصِلَ مِنْ وَصَلَكِ وَ اَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ؟ قَالَتْ: بَلَى، قَالَ: فَذَاكِ لَكِ. ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِقْرَءُوْا اِنْ شِئْتُمْ. فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فىِ اْلاَرْضِ وَ تُقَطّعُوْا اَرْحَامَكُمْ. اُولئِكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَاَصَمَّهُمْ وَ اَعْمَى اَبْصَارَهُمْ. اَفَلاَ يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاَنَ اَمْ عَلَى قُلُوْبٍ اَكْفَالُهَا. مسلم 4: 1981
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluq, sehingga ketika sudah selesai, Rahim berdiri dan berkata, “Ini adalah tempat mohon perlindungan dari diputuskannya hubungan”. Allah berfirman, “Ya, apakah kamu tidak ridla bahwa Aku menyambung kepada orang yang menyambungmu, dan Aku memutuskepada orang yang memutuskanmu ?”. Rahim berkata, “Ya, tentu”. Allah berfirman, “Maka begitulah kamu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah jika kamu mau (yang artinya) , “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ?. Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penghlihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci ?’ (QS. Muhammad : 22-24) [HR. Muslim juz 4, hal. 1981]
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ ذَنْبٍ اَجْدَرُ اَنْ يُعَجّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ اْلعُقُوْبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى اْلآخِرَةِ مِنَ اْلبَغْيِ وَ قَطِيْعَةِ الرَّحِمِ. ابن ماجه 2: 1408 رقم 4211
Dari Abu Bakrah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan siksanya oleh Allah bagi pelakunya di dunia ini disamping siksanya di akhirat nanti selain dari perbuatan zina dan memutuskan shilaturrahim". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1408, no. 4211]
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ البَّبِيَّ ص قَالَ لَهَا: اِنَّهُ مَنْ اُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرّفْقِ فَقَدْ اُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ صِلَةُ الرَّحِمِ وَ حُسْنُ اْلخُلُقِ وَ حُسْنُ اْلجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدّيَارَ وَ يَزِيْدَانِ فِى اْلاَعْمَارِ. احمد 9: 504، رقم 25314
Dari 'Aisyah, bahwasanya Nabi SAW pernah bersabda kepadanya, "Sesungguhnya barangsiapa diberi bagiannya berupa kasih sayang maka sungguh ia telah diberi bagian berupa kebaikan dunia akhirat. Shilaturrahim dan baiknya budi pekerti dan baiknya bertetangga itu bisa memakmurkan kampung dan menambah umur". [HR. Ahmad juz 9, hal. 504, no. 25314]
عَنْ اُمّ كُلْثُوْمٍ بِنْتِ عُقْبَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَفْضَلُ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِى الرَّحِمِ اْلكَاشِحِ. الطبرانى و ابن خزيمة فى صحيحه و الحاكم و قال: صحيح على شرط مسلم، فى الترغيب و الترهيب 3: 341
Dari Ummu Kultsum binti 'Uqbah RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda, "Sebaik-baik sedeqah ialah sedeqah kepada sanak-saudaranya yang memusuhinya". [HR. Thabrani, Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya dan Hakim, ia berkata, "Shahih atas syarat Muslim, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 341]
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: لَقِيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ لِى: يَا عُقْبَةُ بْنَ عَامِرٍ، صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَ اَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَ اعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ. احمد 6: 148، رقم 17457
Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata : Aku bertemu Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepadaku, “Hai ‘Uqbah bin ‘Aamir, sambunglah orang yang memutuskan denganmu, berilah orang yang tidak mau memberi kepadamu dan maafkanlah orang yang berbuat dhalim kepadamu”. [HR. Ahmad juz 6, hal. 148, no. 17457]
عَنْ رَجُلٍ مِنْ خَثْعَمٍ قَالَ: اَتَيْتُ النَّبِيَّ ص وَ هُوَ فِى نَفَرٍ مِنْ اَصْحَابِهِ فَقُلْتُ: اَنْتَ الَّذِيْ تَزْعُمُ اَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَيُّ اْلاَعْمَالِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ؟ قَالَ: َاْلاِيْمَانُ بِاللهِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ صِلَةُ الرَّحِمِ. قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ للهِ ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ اْلاَمْرُ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ النَّهْيُ عَنِ اْلمُنْكَرِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَيُّ اْلاَعْمَالِ اَبْغَضُ اِلَى اللهِ؟ قَالَ: َاْلاِشْرَاكُ بِاللهِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ قَطِيْعَةُ الرَّحِمِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ثُمَّ مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ اْلاَمْرُ بِاْلمُنْكَرِ وَ النَّهْيُ عَنِ اْلمَعْرُوْفِ. ابو يعلى باسناد جيد فى الترغيب و الترهيب 3: 335
Dari seseorang dari suku Khats'am, ia berkata : Saya pernah datang kepada Nabi SAW, dan beliau pada waktu itu sedang berada di tengah-tengah rombongan shahabatnya, lalu saya bertanya, "Apakah engkau yang mengaku bahwasanya engkau adalah Rasulullah ?". Beliau SAW menjawab, "Ya". Orang itu berkata : Lalu saya bertanya, "Ya Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai Allah ?". Beliau SAW menjawab, "Iman kepada Allah". Orang itu berkata : Lalu saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, kemudian apa lagi ?". Beliau SAW menjawab, "Kemudian shilatur rahim". Orang itu berkata : Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, kemudian apa lagi ?". Beliau SAW menjawab, "Kemudian amar ma'ruf nahi munkar". Orang itu berkata : Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, amal apakah yang paling dibenci Allah ?". Beliau SAW menjawab, "Musyrik kepada Allah". Orang itu berkata : Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, kemudian apa ?". Jawab beliau SAW, "Kemudian memutuskan shilatur rahim". Orang itu berkata : Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, kemudian apa lagi ?". Beliau SAW menjawab, "Menyuruh berbuat munkar dan melarang dari berbuat ma'ruf". [HR. Abu Ya'la, dengan sanad jayyid, di dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 335]
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: لَقِيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فَبَدَرْتُهُ اَخَذْتُ بِيَدِهِ وَ بَدَرَنِى فَاَخَذَ بِيَدِى فَقَالَ: يَا عُقْبَةُ، اَلاَ اُخْبِرُكَ بِاَفْضَلِ اَخْلاَقِ اَهْلِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ؟ تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَ تُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَ تَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ. اَلاَ وَ مَنْ اَرَادَ اَنْ يُمَدَّ فِى عُمُرِهِ وَ يُبْسَطَ فِى رِزْقِهِ فَلْيَصِلْ ذَا رَحِمِهِ. الحاكم 4: 178
Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir RA, ia berkata : Aku bertemu Rasulullah SAW, maka akupun segera memegang tangan beliau, dan beliaupun segera memegang tanganku, lalu beliau bersabda, "Hai ‘Uqbah, maukah aku tunjukkan kepadamu seutama-utama akhlaq penduduk dunia dan akhirat ? Kamu menyambung orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang tidak mau memberi kepadamu dan memaafkan orang yang berbuat dhalim kepadamu. Ketahuilah, barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya, dan diluaskan rezqinya, hendaklah ia menyambung kerabatnya". [HR. Hakim juz 4, hal. 178]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَابًا يَسِيْرًا وَ اَدْخَلَهُ اْلجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ. قَالُوْا: وَ مَا هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ بِاَبِى اَنْتَ وَ اُمّى؟ قَالَ: تُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ، وَ تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ، وَ تَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ، فَاِذَا فَعَلْتَ ذلِكَ يُدْخِلُكَ اللهُ اْلجَنَّةَ. البزار والطبرانى والحاكم وقال صحيح الاسناد، فى الترغيب و الترهيب 3: 341
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga hal barangsiapa yang tiga hal itu ada padanya Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah. Dan akan memasukkannya ke surga dengan rahmat-Nya. Para shahabat bertanya, "Kutebusi engkau dengan ayah dan ibuku. Tiga hal itu apa ya Rasulullah ?". Beliau bersabda, "Engkau memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu. Engkau menyambung orang yang memutuskan hubungan denganmu. Dan engkau memaafkan orang yang berbuat dhalim kepadamu. Apabila engkau mengerjakan yang demikian itu, Allah akan memasukkan kamu ke surga". [HR. Al-Bazzaar, Thabrani, dan Hakim, dan ia berkata : shahiihul isnaad, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 341]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَيْسَ اْلوَاصِلُ بِاْلمُكَافِئِ، وَ لكِنِ اْلوَاصِلُ الَّذِى اِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا. البحارى 7: 73
Dari Abdullah bin 'Amr, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Bukan yang disebut menyambung persaudaraan itu seorang yang membalas hubungan kebaikan, tetapi menyambung persaudaraan itu ialah jika kerabatnya memutuskan hubungan, dia menyambungnya". [HR. Bukhari juz 7, hal. 73]
عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اَفْطَرَ اَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَاِنَّهُ بَرَكَةٌ، فَاِنْ لَمْ يَجِدْ تَمْرًا فَاْلمَاءُ فَاِنَّهُ طَهُوْرٌ. وَ قَالَ: الصَّدَقَةُ عَلَى اْلمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَ هِيَ عَلَى ذِى الرَّحِمِ ثِنْتَانِ: صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ. الترمذى 2: 84، رقم 653، و قال حديث حسن
Dari Salman bin ‘Aamir sampai kepada Nabi SAW, beliau bersabda, "Jika salah seorang diantara kamu berbuka hendaklah berbuka dengan kurma, karena ia barakah. Jika tidak ada kurma maka dengan air; karena ia suci". Dan beliau bersabda, "Sedeqah kepada orang miskin itu mendapat pahala satu sedeqah, dan sedeqah kepada kerabat (yang miskin) itu mendapat pahala dua sedeqah, yaitu pahala sedeqah dan pahala menyambung kerabat". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 84, no. 653, dan ia berkata : "Hadits hasan"]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: اَتَى النَّبِيَّ ص رَجُلٌ فَقَالَ: اِنّى اَذْنَبْتُ ذَنْبًا عَظِيْمًا. فَهَلْ لِى مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ اُمّ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ فَبِرَّهَا. ابن حبان و الحاكم، فى الترغيب و الترهيب 3: 337
Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya, "Sesungguhnya aku telah berbuat dosa yang besar. Apakah masih ada pintu taubat untukku ?". Rasulullah SAW bersabda, "Apakah kamu masih punya ibu ?". Orang tersebut menjawab, "Tidak". Beliau SAW bersabda, "Apakah kamu masih mempunyai bibi (saudara perempuan ibu) ?". Orang tersebut menjawab, "Ya". Beliau bersabda, "Berbhaktilah kepadanya !". [HR. Ibnu Hibban dan Hakim, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 337]
عَنْ مَيْمُوْنَةَ بِنْتِ اْلحَارِثِ اَنَّهَا اَعْتَقَتْ وَلِيْدَةً فِى زَمَانِ رَسُوْلِ اللهِ ص. فَذَكَرَتْ ذلِكَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص. فَقَالَ: لَوْ اَعْطَيْتِهَا اَخْوَالَكِ كَانَ اَعْظَمَ ِلأَجْرِكِ. مسلم 2: 694
Dari Maimunah binti Al-Haarits bahwasanya ia memerdekakan budak perempuannya pada jaman Rasulullah SAW. Kemudian ia menceritakan yang demikian itu kepada Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya engkau memberikannya kepada pamanmu, maka yang demikian ini adalah lebih besar pahalanya untukmu". [HR. Muslim juz 2, hal. 694]
MTA tgl 2007/02/11, 2007/03/04
~oO[ M ]Oo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar