اَلنَّظَافَةُ مَنَ الْإِسْمَانَ
Kebersihan itu sebagian dari imanTIDAK ADA ASAL. Kita sering mendapati hadist ini di papan sekolah, pondok pesantren, rumah sakit dan tempat-tempat umum lainnya sebuah ungkapan yang dianggap sebagai hadist Nabi, padahal ungkapan dengan lafadz seperti ini tidak ada asalnya dalam kitab-kitab hadist, baik kitab hadist yang shahih, dha'if maupun palsu sekali pun. Berikut ini ucapan sebagian ulama' dan penuntut ilmu :
1. Lajnah ad-Daa-imah lil Buhuuts al-'Ilmiyyah wal Ifta' (komite tetap urusan riset ilmiah dan fatwa), yang diketuai oleh Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz Rahimahullah, mengatakan :
Ucapan ini bukan hadist Nabi SAW, ia hanyalah ucapan yang beredar di lisan manusia lalu dianggap sebagai hadist (fatwa al-Lajnah ad-Daa-imah IV/466).
2. Syaikh 'Abdul 'Aziz as-Sad-han حَفِظَهُ الله berkata :
Perkataan ini muncul dan beredar melalui untaian kata-kata dan makalah-makalah bahwasannya ia merupakan hadist dari Nabi SAW. Namun, meskipun sedemikian popelernya perkataan itu dan begitu terbiasanya mulut mengucapkannya, perkataan tersebut sama sekali tidak bersumber dari Nabi.
3. Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah adh-Dhuba'i berkata :
Hadist ini sangat laris manis di lidah dan dihafal oleh anak-anak dan juga orang dewasa, padahal hadist ini tidak sah dari Nabi SAW (Daliiluka ila Thaa'ah hlm.22).
4. Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi حَفِظَهُ الله dalam salah satu daurohnya yang penulis dengar sendiri, belia berkata Hadist ini tidak ada asalnya, sekali pun makna benar.
Demikian ketegasan para ulama ahli hadist dan peneliti di bidangnya. Sega menambah wawasan ilmu bagi kita.
Ya, memang makna hadist ini benar, namun cukuplah bagi kita dalil-dalil yang shahih saja. Dahulu, para ulama kita mengatakan :
فِيْ صَحِيْحِ الْحَدِ يْثِ شُغْلٌ عَنْ سَقِيْمِهِ
Dalam hadist yang shahih itu terdapat kesibukan dari hadist yang lemah.
Cukuplah kiranya sebagai gantinya dalil-dalil lainnya yang shahih, yang berisi perintah, anjuran dan pujian terhadap kebersihan dan keindahan, seperti firman Allah Ta'ala :
يَبَنِى ءَادَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ
مَسْجِدٍ ...
Wahai anak cucu Adam ! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid.... (QS.7:31).
... إِنَّ اللهَ يُحِبُّ
التَّوَّبِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.
Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang orang yang menyucikan diri (QS.2:222).
Seperti juga sabda Nabi SAW :
إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ.
Sesungguhnya Allah itu Jamiil (indah) dan Dia mencintai keindahan (HR.Muslim no.91).
Dan apabila kita cermati tatanan agama islam yang mulia, niscaya akan kita dapati bahwa islam sangat menekankan kepada kebersihan. Hal ini bukanlah suatu hal yang aneh bagi agama yang telah menjadikan thaharah (bersuci) sebagai kunci ibadah utamanya yaitu shalat, sehingga tidak diterima shalat seorang muslim sehingga jasadnya bersih, pakaiannya bersih dan tempat shalatnya bersih. Berikut ini akan kami sampaikan gambaran ringkasan tentang anjuran islam tentang kebersihan.
1. Kebesihan lahir dari batin
Kebersihan dalam islam mencakup dua macam :
pertama : Kebersihan lahiriah (luar) seperti badan, pakaian,makanan dan minuman, tempat tinggalnya.
Kedua : Kebersihan batiniah, yaitu membersihkan hati dari kotoran-kotoran hati seperti syirik, riya, dengki, sombong dan lain sebagainya.
2. Kebersihan badan
Hal ini sangat nampak sekali pada syari'at wudhu setiap akan shalat. Allah Ta'ala berfirman :
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى
الصَّلَوةِ فَاغْسِلُوِا وُجُوُهَكُمْ وَأَسْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ
وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَا طَّهَّرُوا ...
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendakmengerjakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki (QS.5:6)
Kalau kita perhatikan, anggota wudhu adalah anggota badan yang sering berkaitan dengan kotoran dan debu seperti tangan, kaki dan wajah.
Demikian juga dalam syari'atkan dalam syari'at islam tentang mandi yang berfaedah membersikanbadan, menyegarkan stamina dan kesehatan. Alah Ta'ala berfirman :
... وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا
فَاطَّهَّرُوا ...
Dan jika kamu junub, maka mandilah.... (QS.5 : 6)Dalam islam, mandi disyari'atkan dalam banyak keadaan seperti usai jima', keluar mani, suci dari haid dan nifas, mandi hari jum'at, mandi hari raya, mandi masuk islam dan lain-lain.
Islam juga menekankan kebersihan mulut dengan anjuran bersiwak. Rasulullah SAW bersabda :
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَ أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ
بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ.
Seandainya aku tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk berswak setiap shalat (HR. Bukhari no.887 dan Muslim no.252)
Islam juga menekankan kebersihan badan dengan menjaga beberapa fitrah yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti potong kuku, Mencabut bulu ketiak dan lian sebagainya. Nabi SAW bersabda :
عَشْرٌ مِنَ
الْفِطْرَةِ : قَصُّ الشَّارِبِ، وَإِعْفَاءث اللِّحْيَةِ ، وَالسِّوَاكُ ،
وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ ، وَقَصُّ الْأَظْفَارِ ، وَغضسْلُ الْبَرَاجِيْمِ ،
وَنَتْفُ اْلاءِبْطِ، وَحَلْقُ الْعَلنَةِ، وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ.
Sepuluh perkara yang termasuk fitrah, yaitu menggunting kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air hidung), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan istinja. (HR. Muslim no. 261)
3. kebersihan lingkungan
Islam sangat menekankan kebersihan lingkungan baik, masjid, jalan, tempat-tempat umum dan sebagainya. Buktinya, banyak sekali dalil yang menyebutkan tentang pujian dan anjuran menghilangkan gangguan dari jalan. Rasulullah SAW bersabda :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ
شَوْكٍ عَلَ الطَّرِيْقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ.
Tatkala ada seorang yang jalan-jalan di suatu jalan, tiba-tiba ia menjumpai tangkai berduri di jalan, lalu ia menyikirkannya, maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosanya. (HR. Bukhari 261, Muslim 1914)
Hadist ini menunjukkan tentang anjuran membersihkan lingkungan dari kotoran. Maka tidak selayaknya bagi seorang mukmin untuk meremehkannya. Inilah yang dipraktekkan oleh Rasulullah SAW, Para Sahabat RA dan para ulama salaf Rahimahullah. Al-Munawi Rahimahullah berkata, Adalah Nabi dan para pembesar Sahabatnya sangat menekankan sekali untuk kebersihan lahir dan batin. Diceritakan bahwa 'Umar apabila datang ke Makkah, belia berkeliling ke kampung-kampung seraya mengatakan, Bersihkan halaman kalian ! (Faidhul Qadir III/180 al- Munawi)
BERDOA PADA SETIAP ANGGOTA WUDHU'
Seperti do'a ketika mengusap wajah :
اَللَّهُمَ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ
وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ.
Ya Allah putihkanlah wajahku pada hari wajah-wajah (kaum mukmin) putih dan wajah-wajah (kaum kafir) hitam .
TIDAK ADA ASALNYA. Dibawakan secara panjang oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin (1/132-133)
Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata, Adapun do'a tersebut maka tidak ada asalnya, disebutkan oleh kebanyakan kawan-kawan kami (madzhab syafi'i) dan tidak disebutkan oleh para pendahulu (Majmu' Syarh muhadzab I/489).
Beliau juga mengatakan, Adapun do'a pada setiap wudhu, maka tidak datang sedikit pun dari Nabi SAW. (Al-Adzkaar hlm. 24)
Al-Hafizh Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, Adapun dzikir-dzikir yang biasa dibaca oleh orang-orang awam pada setiap anggota wudhu, maka itu tidak ada asalnya dari Rasulullah SAW, Sahabat, Tabi'in dan Imam empat. Dan di dalamnya terdapat hadist dusta atas Rasulullah SAW (Al-Waabilush Shauuib hlm. 289)
Faedah : Al-Hafizh Ibnu Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah berkata, Tidak dinukil dari Nabi SAW bahwa beliau berdo'a dalam wudhunya dengan suatu do'a apapunselain tasmiyah (bismillaah). Dan setiap hadist tentang dzikir-dzikir wudhu yang dikatakn oleh Rasulullah SAW. Tidak sahih dari belia SAW melainkan bacaan tasmiyah (bismillaah) di awalnya dan do'a setelah wudhu yaitu :
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُ هُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ
وَاجْعَلْنِيْ مَنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.
Saya bersaksi bahwa tidak ada (ilah) sesembahan yang berhak di ibadahi dengan benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang sering bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci. (Zaadul Ma'aad I/195)
Imam ash-Shan'ani Rahimahullah berkata, Pengarang (Ibnu Hajar) tidak menyebutkan dzikir-dzikir dalam wudhu kecuali hadist tasmiyah (bismillaah) pada awalnya dan dzikirini (do'a setelah wudhu) pada akhinya. adapun hadist tentang dzikir pada setiap anggota wudhu maka beliau tidak menyebutkan karena telah disepakati kelemahannya. (Subulus Salaam I/117)
khalisarahmah blogspot.com/koreksi hadist2 dha'if populer karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar