Tentang Nikah

14. Dibolehkan mengadakan hiburan pada acara walimah
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَاطِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَصْلُ بَيْنَ اْلحَلاَلِ وَ اْلحَرَامِ الدُّفُّ وَ الصَّوْتُ فِى النّكَاحِ. ابن ماجه 1: 611، رقم: 1896
Dari Muhammad bin Haathib, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Yang membedakan antara yang halal dan yang haram adalah rebana dan suara (diumumkannya) dalam pernikahan. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 611, no. 1896]
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَاطِبٍ الْجُمَحِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَصْلُ بَيْنَ اْلحَلاَلِ وَ اْلحَرَامِ الدُّفُّ وَ الصَّوْتُ فِى النّكَاحِ. احمد 5: 265، رقم: 15451
Dari Muhammad bin Haathib Al-Jumahiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Yang membedakan antara yang halal dan yang haram adalah rebana dan suara (diumumkannya) dalam pernikahan. [HR. Ahmad juz 5, hal. 265, no. 15451]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَعْلِنُوْا هذَا النّكَاحَ وَ اجْعَلُوْهُ فِي الْمَسَاجِدِ وَ اضْرِبُوْا عَلَيْهِ بِالدُّفُوْفِ. الترمذى 2: 276، رقم: 1095
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Umumkanlah pernikahan, lakukanlah di masjid-masjid, dan pukullah rebana”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 276, no. 1095; dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Isa bin Maimun Al-Anshariy]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَعْلِنُوْا هذَا النّكَاحَ وَاجْعَلُوهُ فِى الْمَسَاجِدِ وَاضْرِبُوا عَلَيْهِ بِالدُّفُوفِ وَلْيُولِمْ اَحَدُكُمْ وَلَوْ بِشَاةٍ، فَاِذَا خَطَبَ اَحَدُكُمُ امْرَأَةً وَقَدْ خَضَبَ بِالسَّوَادِ فَلْيُعْلِمْهَا لاَ يَغُرَّنَّهَا. البيهقى 7: 290
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Umumkanlah pernikahan, lakukanlah di masjid-masjid, dan pukullah rebana padanya, dan adakanlah walimah walaupun dengan menyembelih seekor kambing. Apabila salah seorang diantara kalian melamar wanita, sedangkan dia menyemir rambutnya dengan warna hitam, maka hendaklah ia memberitahukan kepadanya (bahwa rambutnya disemir), dan jangan sekali-kali dia menipu wanita yang dilamarnya”. [HR. Baihaqi juz 7, hal. 290; dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Isa bin Maimun Al-Anshariy]
عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَعْلِنُوْا هذَا النّكَاحَ، وَ اضْرِبُوْا عَلَيْهِ بِاْلغِرْبَالِ. ابن ماجه 1: 611، رقم: 1895
Dari Aisyah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Umumkanlah pernikahan, dan pukullah rebana padanya. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 611, no. 1895, dlaif karena di dalam sanadnya ada perawi bernama Khalid bin Ilyas (Abul Haitsam Al-Adawiy)]
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّهَا زَفَّتِ امْرَأَةً اِلىَ رَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: يَا عَائِشَةُ، مَا كَانَ مَعَكُمْ لَهْوٌ فَاِنَّ اْلاَنْصَارَ يُعْجِبُهُمُ اللَّهْوُ. البخارى 6: 140
Dari Aisyah bahwasanya ia mengantar (mengiring) pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki dari kaum Anshar, lalu Nabiyyullah SAW bersabda, Hai Aisyah, apakah tidak ada hiburan pada kalian, karena sesungguhnya orang-orang Anshar itu suka hiburan. [HR. Bukhari juz 6, hal. 140]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: اَنْكَحَتْ عَائِشَةُ ذَاتَ قَرَابَةٍ لَهَا مِنَ اْلاَنْصَارِ، فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ ص فَقَالَ: اَهْدَيْتُمُ اْلفَتَاةَ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: اَرْسَلْتُمْ مَعَهَا مَنْ يُغَنّى؟ قَالَتْ: لاَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاَنْصَارَ قَوْمٌ فِيْهِمْ غَزَلٌ. فَلَوْ بَعَثْتُمْ مَعَهَا مَنْ يَقُوْلُ: اَتَيْنَاكُمْ اَتَيْنَاكُمْ فَحَيَّانَا وَحَيَّاكُمْ. ابن ماجه 1: 612، رقم: 1900
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Dahulu Aisyah pernah menikahkan kerabatnya dari kaum Anshar, lalu Rasulullah SAW datang dan bersabda, Apakah kalian mengantarkan wanita (pengantin perempuan) ?. Mereka menjawab, Ya. Beliau SAW bertanya, Apakah kalian mengantarkannya disertai dengan orang yang akan menyanyi ?Aisyah menjawab, Tidak. Maka Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kaum Anshar itu adalah kaum yang suka hiburan. Alangkah baiknya kalau kalian mengantar dengan disertai orang yang menyanyikan, Kami datang kepada kalian, kami datang kepada kalian, penghormatan kepada kami dan penghormatan kepada kalian. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 612, no. 1900]
عَنْ خَالِدِ بْنِ ذَكْوَانَ قَالَ: قَالَتِ الرُّبَيّعُ بِنْتُ مُعَوّذِ بْنِ عَفْرَاءَ، جَاءَ النَّبِيُّ ص فَدَخَلَ حِيْنَ بُنِيَ عَلَيَّ فَجَلَسَ عَلَى فِرَاشِى كَمَجْلِسِكَ مِنّى فَجَعَلَتْ جُوَيْرِيَاتٌ لَنَا يَضْرِبْنَ بِالدُّفّ وَ يَنْدُبْنَ مَنْ قُتِلَ مِنْ آبَائِى يَوْمَ بَدْرٍ اِذْ قَالَتْ اِحْدَاهُنَّ وَ فِيْنَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِى غَدٍ. فَقَالَ: دَعِى هذِهِ وَ قُوْلِى بِالَّذِى كُنْتِ تَقُوْلِيْنَ. البخارى 6: 137
Dari Khalid bin Dzakwan, ia berkata : Rubayyi binti Muawwidz bin Afraa berkata : Dahulu Nabi SAW datang lalu masuk ketika diselenggarakan pernikahanku, lalu beliau duduk di atas tikarku seperti dudukmu di dekatku, lalu anak-anak perempuan kami mulai menabuh rebana dan bernyanyi dengan menyanjung kepahlawanan orang-orang tuaku yang gugur pada perang Badr. Ada salah satu diantara mereka yang bernyanyi yang syairnya, Di kalangan kita ada Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi besok pagi. Lalu beliau bersabda, Tinggalkanlah ini dan ucapkanlah (nyanyikanlah) apa yang tadi kamu nyanyikan. [HR. Bukhari juz 6, hal. 137]

15. Khutbah nikah
Disunnahkan sebelum ijab qabul supaya diadakan khutbah nikah. Ada beberapa hadits yang menyebutkan tentang khuthbah nikah, diantaranya sebagai berikut :
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ : عَلَّمَنَا خُطْبَةَ الْحَاجَةِ: اَلْحَمْدُ ِللهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. ثُمَّ يَقْرَأُ ثَلاَثَ آيَاتٍ (ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ). (ياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّ نِسَآءً، وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا). (ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ قُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا، يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ. وَ مَنْ يُّطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا). ثُمَّ تَذْكُرُ حَاجَتَكَ. احمد 2: 44، رقم: 3720
Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud) dari Nabi SAW, (‘Abdullah bin Mas’ud) berkata: Nabi SAW mengajarkan khutbah nikah kepada kami, beliau bersabda (yang artinya), “Segala puji bagi Allah, kami memohon pertolongan kepada-Nya, dan kami memohon ampun kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”. Kemudian beliau membaca tiga ayat (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS. Ali ‘Imran : 102). “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS. An-Nisaa’ : 1). “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentha’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (QS. Al-Ahzaab : 70-71). Kemudian silahkan kamu sebutkan keperluanmu. [HR. Ahmad juz 2, hal. 44, no. 3720]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ ، قَالَ: اُوتِيَ رَسُوْلُ اللهِ ص جَوَامِعَ الْخَيْرِ، وَ خَوَاتِمَهُ، اَوْ قَالَ: فَوَاتِحَ الْخَيْرِ، فَعَلَّمَنَا خُطْبَةَ الصَّلاَةِ وَخُطْبَةَ الْحَاجَةِ، خُطْبَةُ الصَّلاَةِ: التَّحِيَّاتُ ِللهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَ عَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَ خُطْبَةُ الْحَاجَةِ: اَنِ الْحَمْدُ ِللهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا، مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَ مَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، ثُمَّ تَصِلُ خُطْبَتَكَ بِثَلاَثِ آيَاتٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ: (ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ... اِلَى آخِرِ الآيَةِ)، (وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ... اِلَى آخِرِ الآيَةِ)، (وَ اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ... اِلَى آخِرِ الآيَةِ). ابن ماجه 1: 609، رقم: 1892
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW diberi kumpulan-kumpulan kebaikan dan penutup-penutupnya”, atau ia berkata, “dan pembuka-pembuka kebaikan”. Lalu beliau mengajarkan kepada kami khutbah shalat (tasyahhud dalam shalat) dan khutbah nikah. Adapun khutbah shalat (yang artinya),” “Segala kehormatan bagi Allah, begitu pula segala ibadah dan segala yang baik-baik. Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan juga berkah-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami, dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih-shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”. Adapun khutbah nikah (yang artinya), “Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, kami memohon pertolongan kepada-Nya, dan kami memohon ampun kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami, dan dari kejahatan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”. Kemudian kamu sambung khuthbahmu dengan membaca tiga ayat dari kitab Allah (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS. Ali ‘Imran : 102). “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS. An-Nisaa’ : 1). “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentha’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (QS. Al-Ahzaab : 70-71). [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 609, no. 1892]

16. Mendatangi undangan walimah
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ. رَدُّ السَّلاَمِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَاتّبَاعُ اْلجَنَائِزِ وَاِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيْتُ اْلعَاطِسِ. البخارى 2: 70
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Haknya orang Islam atas orang Islam yang lain ada lima, yaitu : 1. menjawab salam, 2. menjenguk orang sakit, 3. mengantarkan jenazah, 4. mendatangi undangannya, dan 5. mendoakan orang yang bersin (apabila dia mengucapkan Alhamdu lillaah)". [HR. Bukhari juz 2, hal. 70]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلّمْ عَلَيْهِ، وَ اِذَا دَعَاكَ فَاَجِبْهُ، وَ اِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَ اِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمّتْهُ، وَ اِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَ اِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ. مسلم 4: 1705
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Haknya orang Islam atas orang Islam yang lain ada enam. Lalu (beliau) ditanya, "Apasaja enam itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab, "1. Apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam kepadanya, 2. Apabila dia mengundangmu maka datangilah, 3. Apabila dia minta nasehat kepadamu maka berilah nasehat, 4. Apabila dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia, 5. Apabila dia sakit maka jenguklah, dan 6. Apabila dia meninggal maka antarkanlah jenazahnya". [HR. Muslim juz 4, hal. 1705]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ اْلوَلِيْمَةِ يُدْعَى لَهَا اْلاَغْنِيَاءُ وَ يُتْرَكُ اْلفُقَرَاءُ. وَ مَنْ تَرَكَ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَ رَسُوْلَهُ ص. البخارى 6: 144
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya ia berkata, "Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah, dimana yang diundang menghadirinya orang-orang yang kaya, sedang orang-orang fakir ditinggalkan. Dan barangsiapa yang tidak memenuhi undangan, maka sungguh ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya SAW". [HR. Bukhari juz 6, hal. 144].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: بِئْسَ الطَّعَامُ طَعَامُ الْوَلِيْمَةِ يُدْعَى اِلَيْهِ اْلاَغْنِيَاءُ وَ يُتْرَكُ الْمَسَاكِيْنُ. فَمَنْ لَمْ يَأْتِ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَ رَسُوْلَهُ. مسلم 2: 1054
Dari Abu Hurairah, bahwasanya ia berkata, “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah yang diundang padanya orang-orang kaya, sedang orang-orang miskin ditinggalkan. Dan barangsiapa yang tidak mendatangi undangan, maka sungguh ia durhaka kepada Allah dan rasul-Nya”. [HR. Muslim juz 2, hal. 1054]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا دُعِيَ اَحَدُكُمْ اِلَى وَلِيْمَةِ عُرْسٍ فَلْيُجِبْ. مسلم 2: 1053
Dari Ibnu 'Umar, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian diundang pada walimah pernikahan, maka hendaklah ia memenuhinya". [HR. Muslim juz 2, hal. 1053]
عَنْ نَافِعٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ رض يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَجِيْبُوْا هذِهِ الدَّعْوَةَ اِذَا دُعِيْتُمْ لَهَا. قَالَ: كَانَ عَبْدُ اللهِ يَأْتِى الدَّعْوَةَ فِى اْلعُرْسِ وَ غَيْرِ اْلعُرْسِ وَ هُوَ صَائِمٌ. البخارى 6: 144
Dari Nafi', ia berkata : Saya mendengar 'Abdullah bin 'Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Penuhilah undangan ini apabila kalian diundang kepadanya". Nafi' berkata : Dahulu 'Abdullah (bin 'Umar) menghadiri undangan walimah pengantin dan bukan pengantin, padahal ia sedang berpuasa. [HR. Bukhari juz 6, hal. 144].
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا دُعِيَ اَحَدُكُمْ اِلَى اْلوَلِيْمَةِ فَلْيَأْتِهَا. مسلم 2: 1052
Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian diundang untuk mendatangi walimah, maka hendaklah ia datang". [HR. Muslim juz 2, hal. 1052].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا دُعِيَ اَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ، فَاِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلّ وَ اِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْيَطْعَمْ. مسلم 2: 1054
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian diundang (mendatangi walimahan), maka hendaklah memenuhinya. Apabila ia sedang berpuasa, maka hendaklah mendo'akannya, dan apabila tidak berpuasa, maka hendaklah ia makan". [HR. Muslim juz 2, hal. 1054]
عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ دُعِيَ اِلَى عُرْسٍ اَوْ نَحْوِهِ فَلْيُجِبْ. مسلم 2: 1053
Dari Nafi' dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang diundang pada walimahan pernikahan atau yang semacamnya, maka hendaklah ia penuhi undangan itu". [HR. Muslim juz 2, hal. 1053]
عَنْ نَافِعٍ اَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُوْلُ عَنِ النَّبِيّ ص: اِذَا دَعَا اَحَدُكُمْ اَخَاهُ فَلْيُجِبْ، عُرْسًا كَانَ اَوْ نَحْوَهُ. مسلم 2: 1053
Dari Nafi' bahwasanya Ibnu 'Umar mengatakan dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian mengundang saudaranya, maka hendaklah ia mendatanginya, baik itu walimahan pernikahan atau yang semacamnya". [HR. Muslim juz 2, hal. 1053]
عَنْ نَافِعٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ دُعِيَ فَلَمْ يُجِبْ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَ رَسُوْلَهُ، وَ مَنْ دَخَلَ عَلَى غَيْرِ دَعْوَةٍ دَخَلَ سَارِقًا وَ خَرَجَ مُغِيْرًا. ابو داود 3: 341، رقم: 3741
Dari Nafi’, ia berkata : ‘Abdullah bin ‘Umar berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa diundang (untuk mendatangi walimah) kemudian tidak memenuhinya, maka sungguh ia telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa menghadiri walimah tanpa diundang, maka ia masuk laksana pencuri dan keluar sebagai orang yang merampok". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 341, no. 3741, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Abaan bin Thooriq, ia majhul].

17. Do’a untuk pengantin.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ اِذَا رَفَّأَ اْلاِنْسَانَ اِذَا تَزَوَّجَ قَالَ: بَارَكَ اللهُ لَكَ وَ بَارَكَ عَلَيْكَ وَ جَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ. ابو داود 2: 241، رقم: 2130
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW apabila mendo’akan orang yang menikah, beliau mengucapkan “Baarokalloohu laka wa baaroka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fii khoir” (Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, dan semoga Allah mencurahkan berkah kepadamu, dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan). [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 241, no. 2130].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ اِذَا رَفَّأَ قَالَ: بَارَكَ اللهُ لَكُمْ وَ بَارَكَ عَلَيْكُمْ وَ جَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ. ابن ماجه 1: 614، رقم: 1905
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW apabila mendo’akan (orang yang menikah), beliau mengucapkan, “Baarokalloohu lakum wa baaroka ‘alaikum wa jama’a bainakumaa fii khoir” (Semoga Allah memberikan berkah kepada kalian, dan semoga Allah mencurahkan berkah kepada kalian, dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan). [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 614, no. 1905].

18. Apabila ada dua undangan
عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ اْلحِمْيَرِيّ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص اَنّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اجْتَمَعَ الدَّاعِيَانِ فَاَجِبْ اَقْرَبَهُمَا بَابًا، فَاِنَّ اَقْرَبَهُمَا بَابًا اَقْرَبُهُمَا جِوَارًا. وَ اِنْ سَبَقَ اَحَدُهُمَا فَاَجِبِ الَّذِى سَبَقَ. ابو داود 3: 344، رقم: 3756
Dari Humaid bin 'Abdur Rahman Al-Himyariy, dari seorang laki-laki shahabat Nabi SAW, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Apabila ada dua undangan yang bersamaan, maka penuhilah yang lebih dekat pintunya diantara keduanya itu, karena yang lebih dekat pintunya itu adalah tetangga yang paling dekat. Dan jika salah satu diantara dua undangan itu datang lebih dahulu, maka penuhilah undangan yang datangnya lebih dahulu". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 344, no. 3756].

19. Tidak ada batasan tertentu tentang lamanya walimah
عَنْ قَتَادَةَ عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُثْمَانَ الثَّقَفِيّ عَنْ رَجُلٍ اَعْوَرَ مِنْ ثَقِيْفٍ كَانَ يُقَالُ لَهُ مَعْرُوْفًا اَيْ يُثْنَى عَلَيْهِ خَيْرًا. اِنْ لَمْ يَكُنْ اِسْمُهُ زُهَيْرَ بْنَ عُثْمَانَ فَلاَ اَدْرِى مَا اْسمُهُ. اِنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اْلوَلِيْمَةُ اَوَّلُ يَوْمٍ حَقٌّ. وَ الثَّانِى مَعْرُوْفٌ وَ اْليَوْمُ الثَّالِثُ سُمْعَةٌ وَ رِيَاءٌ. ابو داود 3: 341، رقم: 3745
Dari Qatadah dari Al-Hasan (Al-Bashriy) dari 'Abdullah bin ‘Utsman Ats-Tsaqafiy dari seorang laki-laki yang buta sebelah matanya dari Tsaqif, dikatakan bahwa dia mempunyai nama terkenal, yaitu pujian yang baik. (Qatadah berkata), "Jika nama laki-laki itu bukan Zuhair bin 'Utsman, maka aku tidak tahu siapa namanya". Laki-laki itu berkata : Bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Walimah pada hari pertama adalah benar, pada hari kedua dikenal, dan pada hari ketiga adalah sum'ah dan riya' (untuk mencari wah)". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 341, no. 3745, dla’if].
Keterangan :
Hadits di atas adalah dla’if, karena sumbernya (akhir sanad) adalah dari seorang laki-laki dari Tsaqif yang tidak jelas siapa nama orang tersebut, andaikata namanya betul Zuhair bin ‘Utsman itupun masih diperselisihkan tentang keshahabatannya, lagi pula dalam sanad hadits tersebut ada perawi bernama ‘Abdullah bin ‘Utsman Ats-Tsaqafiy, ia majhul. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan ada yang mengadakan walimah sampai 7 hari, sebagaimana riwayat berikut :
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ: لَمَّا تَزَوَّجَ اَبِى سِيْرِيْنُ دَعَا اَصْحَابَ رَسُوْلِ الله ص سَبْعَةَ اَيَّامٍ. فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ اْلاَنْصَارِ دَعَاهُمْ اُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ وَ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ. ابن ابى شيبة 3: 556، رقم: 17157
Dari Hafshah (binti Siiriin), ia berkata : (Ayahku mengatakan) bahwa ketika ayahku Siiriin menikah, ia mengundang para shahabat Rasulullah SAW selama tujuh hari. Ketika harinya orang-orang Anshar, ayahku mengundang mereka, termasuk shahabat Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. [HR. Ibnu Abi Syaibah juz 3, hal. 556, no. 17157].
Dari sini bisa diambil kesimpulan :
Tidak ada batasan tertentu dari Nabi SAW tentang lamanya mengadakan walimah. 

20. Menghadiri undangan, lalu melihat kemungkaran
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَ ذلِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ. مسلم 1: 69
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah ia mencegahnya dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman. [HR. Muslim juz 1, hal. 69]
Disamping hadits di atas, Allah SWT berfirman :
وَ قَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى اْلكِتبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ ايتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَ يُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِى حَدِيْثٍ غيْرِه اِنَّكُمْ اِذًا مّثْلُهُم. النساء:140
Sungguh Allah telah menurunkan kepadamu dalam Al-Qur'an, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diejeknya, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka itu memasuki dalam pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (jika kamu berbuat demikian) tentulah kamu sama dengan mereka. [QS. An-Nisaa' : 140]

mta 01/2012, 02/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar