Di mana sering kita melihat sebagian jama'ah dalam shalat ada yang sujud menurunkan kedua lutut terlebih dahulu dan ada juga yang melakukan kedua telapak tangan terlebih dahulu baru disusul dengan kedua lututnya .
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh
al-Bukhari bahwa Rasululah bersabda :
إَذَا سَجَدَ أَحُدُكُمْ فَلاَ يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ
الْبَعِيْرُ وَلْيْضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ .
Apabila kamu sujud, maka jangan meletakkan
lutut terlebih dulu seperti anak unta, namun letakkanlah kedua telapak tangan
sebelim kedua lutut. (HR. Ahmad jilid II hlm.381, Abu Dawud
840, an-Nasa'i jilid II hlm.207, ad-Darimi jilid I hlm.245, al-Bukhari dalam
kitab tarikh al-Kabir jilid I hlm.139)
Dari Ibnu Umar RA berkata, bahwa ia
meletakkan kedua tangannya dulu (ketika akan suhud) sebelum kedua lutunya dan
ia (Ibnu Umar) berkata: Demikian Rasulullah SAW melakukannya.
(HR. ad-Daruquthni jilid I hlm.344,
ath-Thahawi dalam kitab Ma'ani al-Atsar jilid I hlm.254, Ibnu Khuzaimah 627,
al-Bukhari jilid II hlm 388, al-Hakim jilid I hln. 226)
Adapun pendapat yang dikatakan oleh Ignul
Qayyim dalam kitab Zaadul Ma'ad bahwa turun sujud diawali dengan dua lutut baru
diikuti oleh kedua tangan berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Wail bin
Hujr RA, ia berkata: aku melihat Rasulullah SAW ketika sujud meletakkan kedua
lututnya terlebih dahulu sebelum kedua tangannya terlebih dahulu sebelum kedua
lututnya.
(Hadist ini Dha'if (lemah) diriwayatkan
oleh Abu Dawud 838, at-Tirmidzi 268, an-Nasa'i jilid I hlm.206-207, Ibnu Majah
882, Ibnu Khuzaimah 626, 629, al-Hakim jilid I hlm.226 dan masih banyak lagi )
Jawabannya adalah bahwa hadist diatas
dahiful isnad (lemah sanadnya).
Menurut ad-Daruquthni dalam periwayatnya
Yazid sendirian dan tidak menyampaikan hadist dari Ashim bin Kalib selain
Syarik, dan Syarik bukan termasuk perawi kuat.
Menurut al-Baihaqi hadist ini diriwayatkan
secara ifradh oleh Syarik al-Qadhi. Dan menurut Ibnul Arabi dalam kitab Aridhah
al-Ahwadzi jilid III hlm.69 bahwa hadist ini gharib (asing tidak pernah
didengar).
Diriwayatkan oleh Abu Daud 839, al-Baihaqi
jilid II hlm. 98-99 dari sanad lain diketahui bahwa ada sanad yang terputus
antara Abdul Jabbar dan Ayahnya, ia tidak pernah mendengar hadist ini.
Ibnul Qayyim dibantah dari hadist Abu
Hurairah ini dari dua segi :
Pertama : Hadist Abu Hurairah,
Apabila kamu sujud gangan meletakkan kaki terlebih dulu seperti anak unta, hendaklah letakkan kedua tanganmu dulu sebelum meletakkan kedua lututnya.
Hadist ini, wallahu a'alam di dalamnya terdapat para perawi yang masih diragukan. Karena awal hadist kontradiktif (berlawanan) dengan akhirnya, jika meletakkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum meletakkan kedua lutut, sama seperti anak unta yang menjatuhkan diri ketanah, karena anak unta yang menjatuhkan diri ketangah, karena anak unta jika merebahkan tubuhnya meletakkan kedua tangannya terlebih dahulu. Setelah orang-orang yang terdapat demikian (meletakkan kedua telapak tangan terlebih dahulu sebelum kedua lutut ke tanah). Mengetahui hal ini, mereka berpendapat bahwa kedua lutut anak unta ada di kedua tangannya, bukan dikedua kakinya, jika ia merebahkan badan, maka ia meletakkan kedua lututnya dulu.
Menurut Ibnu Qayyim : Pendapat mereka yang mengatakan kedua lutut anak unta ada di kedua telapak tangannya tidak masuk akal, bahkan ahli sastra tidak akan memahaminya, karena lutut itu pasti adanya di kedua kaki, jika disebut dua bagian yang ada di kedua tangannya itu sebagai lutut biasanya (Kitab Zaadul Ma'ad jilid I hlm. 225) maka yang dikatakan Ibnul Qayyim ada beberapa komentar :
Ibnu Mandzhur berpendapat dalam lisanul Arab jilid XIV hlm. 236 bahwa lutut anak unta ada di tangannya. Menurut Azhari dalam kitab Tahdzib al-Lughah jilid X hlm. 216, lutut anak unta ada di kedua tangannya, dan kedua lutut adalah dua ruas yang berada dekat perut ketika menurunkan badan. sedangkan dua ruas yang muncul di belakang adalah dua urat di belakang tumit, Sebagaimana apa yang disampaikan Ibnu Saidih dalam kitab al-Munkam wa al-Muhith al-A'dzham jilid VII hlm. 16. Setiap empat bagian ada dua lutut di tangannya. sedangkan kedua urat tumit ada di kedua kaki dan menurut Ibnu Hazm dalam kitab al-Muhalla jilid IV hlm. 129 kedua lutut unta ada di kedua tangannya. Diriwayatkan Abu Qasim Sarqisbuthi dalam kitab Gharib al-Hadist jilid II hlm. 70 dengan sanad yang shahih, dari Abu Hurairah bahwa : jangan kamu merunduk seperti anak unta. Menurut imam, khususnya dalam sujud iaberkata : jangan melakukan hal ini karena mirip seperti anak unta yang tidak tenang dan gelisah, namun ia menunduk dengan tenang dengan meletakkan kedua tangannya baru kemudian kedua lututnya, hal itu semua diperkiat oleh hadist al-Bukhari jilid VII hlm. 239 dalam kitab Fathul Bari, Ahmad jilid IV hlm. 76 dalam kisah Saraqah bin Malik RA, ia berkata kedua tangan kudaku terperosok ke dalam tanah sebatas kedua lutunya, perkataan ini memperkuat pendapat behwa lutut pada unta ada di kedua tangannya, berbeda dengan apa yang di katakan Ibnul Qayyim. Oleh karena itu, tidak boleh meletakkan kedua lutut terlebih dahulu sebelum kedua tangan agar tidak menyerupai anak unta yanh merebahkan badannya ke tanah. ath-Thahawi berpendapat dalam kitabnya Ma'ani al-Atsar jilid I hlm. 254-255, anak unta kedua lututnya ada di kedua tangannya, demikian juga pada hewan atau binatang-binatang lainnya. Sedang manusia tidak demikian kondisinya. Dan ia berkata : jangan menjatuhkan tubuh di atas dua lutut yang ada di kedua kaki, seperti anak unta menjatuhkan tubuhnya di atas kedua lututnya yang ada di kedua tangannya. Namun seorang yang hendak sujud mesti memulai sujudnya dengan meletakkan kedua lututnya dengan demikian ia telah melakukan sikap yang berbeda dengan sikap anak unta.
Kedua : Adapun sisi kedua tentang bantahan terhadap pendapat Ibnul Qayyim menurut saya hadist Abu Hurairah diatas matanya (kandungan isi hadist) telah dibalik oleh beberapa perawi dan seharusnya untuk meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. (Zaadul Ma'ad jilid I hlm. 226)
Jawaban adalah bahwa pendapat ini tidak berlandaskan dalil jika bab ini dibuka seperti ini, maka banyak manusia yang akan menentang hadist-hadist, walaupun matan hadist telah dibalik oleh sebagian perawi, semogayang benar demikian adanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaikh al-Qari' dalam kitab Mirqat al-Mafatih jilid I hlm. 552. Sedangkan Ibnul Qayyim bahwa hadist Abu Hurairah telah dibalik natan hadistnya, terdapat beberapa komentar jika hal ini dibuka, perawi tidak dapat dijadikan pedoman dalam periwayatan walaupun hadist itu shahih.
Menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam tanggapannya terhadap kitab sunnan at-Tirmidzi jilid II hlm. 58-59 dan hadist Abu Hurairah adalah nash (teks) yang jelas. Oleh karena itu sebagian ulama di antaranya Ibnul Qayyim berusaha beralasan dengan dalil yang aneh dan ia menyangka bahwa matan hadist diatas telah dibalik. Menurutnya yang benar adalah hendaknya meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan, kemudian ia mendukung beberapa hadist yang dhaif. Karena anak unta jika merebahkan dirinya ia meletakkan kedua tangan sebelum meletakkan kedua lututnya, untuk menghindari meniru unta. Maka bagi orang yang sujud, hendaknya meletakkan kedua tangannya (menurut Ibnu Qayyim). Ini pendapat yang tidak umum, karena larangannya adalah agar jangan sujud dengan suara keras, hal ini terjadi dengan meletakkan kedua lutut terlebih dulu. Anak unta juga melakukan hal ini, hanya saja kedua lututnya ada di kedua tangannya bukan di kedua kakinya dan ini di jelaskan dalam kitab Lisanul Arab, tidak seperti yang di katakan Ibnul Qayyim.
Untuk menguatkan argumentasinya, Ibnul Qayyim juga berdalil dengan beberapa hadist lainnya, Berikut ini hadist-hadist beserta jawabannya Insya Allah :
1. Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW belia berabda, Jika salah seorang di antara kamu sujud hendaknya mulai dengan kedua lutut sebelum kedua tangannya, jangan menjatuhkan diri seperti kuda jantan.
Komentarnya adalah hadist ini sangat dha'if. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah jilid I hlm.294 dan oleh ath-Thahawi dalam Ma'ani al-Atsar jilid I hlm. 255, dan al-Baihaqi jilid II hlm. 100. Dalam sanad hadist tersebut terdapat nama Abdullah bin Said, dia seorang rawi yang lemah, bahkan menurut Yahya al-Qathan dia pendusta, menurut Ahmad bin Hambal hadist yang diriwayatkan munkar dan matruk. Menurut Ibnu Addi kebanyakan yang ia riwayatkan jelas kedhaifannya dan menurut Imam ad-Daruquthni hadist yang diriwayatkan matruk (bagian dari hadist dha'if). Dan menurut Ibnu Hibban ia (Abdullah bin Said) membalik hadist di atas agar sampai ke hati pembacanya bahwa dia sengaja melakukannya dan menurut Ibnu Hajar dalam kitab at-Taqrib jilid I hlm.419 hadist ini matruk derajatnya.
2. Dari Abu Hurairah : Bahwa apabilaRasulullah SAW sujud, beliau memulainya dengan dua lutut sebelum kedua tangannya.
Hadist ini sangat dhaif. Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Ma'ani Atsar jilid I hlm.255, karena dalam hadist tersebut terdapat Abdullah bin Said dan ia pelupa dalam hadist, serta kemungkinan dialah yang memutarbalikan hadist ini. Diriwayatkan Ibnul Hambal bahwa ia dengan sengaja membalikkan hadist ini agar pembaca mengetahuinya.
3. Dari Mush'ab bin Sa'ad dari ayahnya ia berkata : Kami meletakkan kedua tangan terlebih dulu sebelum kedua lutut, lalu Rasul memerintahkan kami untuk meletakkan kedua lutut terlebih dulu sebelum kedua tangan.
Tanggapan hadist ini adalah bahwa hadist ini sangat dhaif, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah hlm.628 dan al-Baihaqi dalam kitab As-Sunan jilid II hlm. 100 dan dalam sanad hadist ini ada Ismail bin Yahya bin Salamah, sedangkan ia seorang perawi yang matruk seperti diterangkan dalam kitab at-Taqrib jilid I hlm. 75. Demikian juga anaknya yaitu Ibrahim seorang perawi yang dhaif juga seperti diterangkan dalam kitab at-Taqrib jilid I hlm. 33.
Ibnul Qayyim sendiri menganggap hadist ini dhaif dengan perkataannya : Dalam hadist ini ada dua kelemahan (cela) :
Pertama : karena diriwayatkan oleh Yahya bin Salamahbin Kuhail, dan menurut an-Nasa'i perawi itu matruk. Menurut Ibnu Hibban, hadist ini sangat munkar tidak dapat dijadikan hujjah, menurut Ibnu Ma'in tidak ada apa-apanya.
Kedua : karena yang dihafal dari riwayat Mush'ab bin Sa'ad dari ayahnya adalah cerita tentang penerapan dan ucapan sa'ad : kami melakuakn hal itu, maka Rasul memerintahkan kami untuk meletakkan kedua tangan kami sebelum lutut.
4. Dari Anas RA, ia berkata : Aku melihat Rasulullah SAW tergesa dalam membaca takbir sampai kedua lututnya mendahului kedua tangannya dalam turun ketika sujud.
Tanggapan terhadap hadist ini adalah bahwa hadist ini dhaif. Diriwayatkan oleh al-Hakim jilid I hlm. 226, Daruquthni jilid I hlm. 345, al-Baihaqi dalam kitab as-Sunnan al-kubra jilid II hlm. 99, Ibnu Hazm dalam kitab al-Muhalla jilid IV hlm. 159. Menurut ad-Daruquthni yang diikuti juga oleh al-Baihaqi, Ala bin Ismail sendirian dalam meriwayatkan hadist ini dari Hafs, menurut al-Hafizh dalam kitab at-Talkhish jilid I hlm. 254, menurut al-Baihaqi dalam kitab al-Ma'rifah: Ala' sendirian dan ia perawi yang majhul dan dalam kitab Lisanul Mizan jilid IV hlm. 211, ia berpendapat bahwa Ala' ditentang oleh Umar bin Hafs bin Ghiyas. Ia adalah orang yang paling tepat dari ayahnya dan diriwayatkan oleh ayahnya dari A'masi dari Ibrahim dari Alqamah dan lainnya dari Umar secara mauquf dan hadist ini yang diingat, Wallahu a'lam.
Kedua : Adapun sisi kedua tentang bantahan terhadap pendapat Ibnul Qayyim menurut saya hadist Abu Hurairah diatas matanya (kandungan isi hadist) telah dibalik oleh beberapa perawi dan seharusnya untuk meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. (Zaadul Ma'ad jilid I hlm. 226)
Jawaban adalah bahwa pendapat ini tidak berlandaskan dalil jika bab ini dibuka seperti ini, maka banyak manusia yang akan menentang hadist-hadist, walaupun matan hadist telah dibalik oleh sebagian perawi, semogayang benar demikian adanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaikh al-Qari' dalam kitab Mirqat al-Mafatih jilid I hlm. 552. Sedangkan Ibnul Qayyim bahwa hadist Abu Hurairah telah dibalik natan hadistnya, terdapat beberapa komentar jika hal ini dibuka, perawi tidak dapat dijadikan pedoman dalam periwayatan walaupun hadist itu shahih.
Menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam tanggapannya terhadap kitab sunnan at-Tirmidzi jilid II hlm. 58-59 dan hadist Abu Hurairah adalah nash (teks) yang jelas. Oleh karena itu sebagian ulama di antaranya Ibnul Qayyim berusaha beralasan dengan dalil yang aneh dan ia menyangka bahwa matan hadist diatas telah dibalik. Menurutnya yang benar adalah hendaknya meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan, kemudian ia mendukung beberapa hadist yang dhaif. Karena anak unta jika merebahkan dirinya ia meletakkan kedua tangan sebelum meletakkan kedua lututnya, untuk menghindari meniru unta. Maka bagi orang yang sujud, hendaknya meletakkan kedua tangannya (menurut Ibnu Qayyim). Ini pendapat yang tidak umum, karena larangannya adalah agar jangan sujud dengan suara keras, hal ini terjadi dengan meletakkan kedua lutut terlebih dulu. Anak unta juga melakukan hal ini, hanya saja kedua lututnya ada di kedua tangannya bukan di kedua kakinya dan ini di jelaskan dalam kitab Lisanul Arab, tidak seperti yang di katakan Ibnul Qayyim.
Untuk menguatkan argumentasinya, Ibnul Qayyim juga berdalil dengan beberapa hadist lainnya, Berikut ini hadist-hadist beserta jawabannya Insya Allah :
1. Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW belia berabda, Jika salah seorang di antara kamu sujud hendaknya mulai dengan kedua lutut sebelum kedua tangannya, jangan menjatuhkan diri seperti kuda jantan.
Komentarnya adalah hadist ini sangat dha'if. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah jilid I hlm.294 dan oleh ath-Thahawi dalam Ma'ani al-Atsar jilid I hlm. 255, dan al-Baihaqi jilid II hlm. 100. Dalam sanad hadist tersebut terdapat nama Abdullah bin Said, dia seorang rawi yang lemah, bahkan menurut Yahya al-Qathan dia pendusta, menurut Ahmad bin Hambal hadist yang diriwayatkan munkar dan matruk. Menurut Ibnu Addi kebanyakan yang ia riwayatkan jelas kedhaifannya dan menurut Imam ad-Daruquthni hadist yang diriwayatkan matruk (bagian dari hadist dha'if). Dan menurut Ibnu Hibban ia (Abdullah bin Said) membalik hadist di atas agar sampai ke hati pembacanya bahwa dia sengaja melakukannya dan menurut Ibnu Hajar dalam kitab at-Taqrib jilid I hlm.419 hadist ini matruk derajatnya.
2. Dari Abu Hurairah : Bahwa apabilaRasulullah SAW sujud, beliau memulainya dengan dua lutut sebelum kedua tangannya.
Hadist ini sangat dhaif. Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Ma'ani Atsar jilid I hlm.255, karena dalam hadist tersebut terdapat Abdullah bin Said dan ia pelupa dalam hadist, serta kemungkinan dialah yang memutarbalikan hadist ini. Diriwayatkan Ibnul Hambal bahwa ia dengan sengaja membalikkan hadist ini agar pembaca mengetahuinya.
3. Dari Mush'ab bin Sa'ad dari ayahnya ia berkata : Kami meletakkan kedua tangan terlebih dulu sebelum kedua lutut, lalu Rasul memerintahkan kami untuk meletakkan kedua lutut terlebih dulu sebelum kedua tangan.
Tanggapan hadist ini adalah bahwa hadist ini sangat dhaif, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah hlm.628 dan al-Baihaqi dalam kitab As-Sunan jilid II hlm. 100 dan dalam sanad hadist ini ada Ismail bin Yahya bin Salamah, sedangkan ia seorang perawi yang matruk seperti diterangkan dalam kitab at-Taqrib jilid I hlm. 75. Demikian juga anaknya yaitu Ibrahim seorang perawi yang dhaif juga seperti diterangkan dalam kitab at-Taqrib jilid I hlm. 33.
Ibnul Qayyim sendiri menganggap hadist ini dhaif dengan perkataannya : Dalam hadist ini ada dua kelemahan (cela) :
Pertama : karena diriwayatkan oleh Yahya bin Salamahbin Kuhail, dan menurut an-Nasa'i perawi itu matruk. Menurut Ibnu Hibban, hadist ini sangat munkar tidak dapat dijadikan hujjah, menurut Ibnu Ma'in tidak ada apa-apanya.
Kedua : karena yang dihafal dari riwayat Mush'ab bin Sa'ad dari ayahnya adalah cerita tentang penerapan dan ucapan sa'ad : kami melakuakn hal itu, maka Rasul memerintahkan kami untuk meletakkan kedua tangan kami sebelum lutut.
4. Dari Anas RA, ia berkata : Aku melihat Rasulullah SAW tergesa dalam membaca takbir sampai kedua lututnya mendahului kedua tangannya dalam turun ketika sujud.
Tanggapan terhadap hadist ini adalah bahwa hadist ini dhaif. Diriwayatkan oleh al-Hakim jilid I hlm. 226, Daruquthni jilid I hlm. 345, al-Baihaqi dalam kitab as-Sunnan al-kubra jilid II hlm. 99, Ibnu Hazm dalam kitab al-Muhalla jilid IV hlm. 159. Menurut ad-Daruquthni yang diikuti juga oleh al-Baihaqi, Ala bin Ismail sendirian dalam meriwayatkan hadist ini dari Hafs, menurut al-Hafizh dalam kitab at-Talkhish jilid I hlm. 254, menurut al-Baihaqi dalam kitab al-Ma'rifah: Ala' sendirian dan ia perawi yang majhul dan dalam kitab Lisanul Mizan jilid IV hlm. 211, ia berpendapat bahwa Ala' ditentang oleh Umar bin Hafs bin Ghiyas. Ia adalah orang yang paling tepat dari ayahnya dan diriwayatkan oleh ayahnya dari A'masi dari Ibrahim dari Alqamah dan lainnya dari Umar secara mauquf dan hadist ini yang diingat, Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar