KEDUDUKAN HADIST-HADIST FADLILAH YAASIIN
Kebanyakan
kaum muslimin membiasakan membaca surat Yasin, baik pada malam Jum’at, ketika
mengawali atau menutup majlis ta’lim, ketika ada atau setelah kematian dan pada
acara-acara lain yang mereka anggap penting. Saking seringnya surat Yasin
dijadikan bacaan di berbagai pertemuan dan kesempatan, sehingga mengesankan,
Al-Qur’an itu hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan kebanyakan orang membacanya
memang karena tergiur oleh fadhilah atau keutamaan surat Yasin dari
hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan dari guru
mereka.
Hadits ke-10
عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلاً
يُحَدّثُ اَنَّ لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبًا وَ قَلْبُ اْلقُرْانِ يس. وَ مَنْ قَرَأَهَا
فَاِنَّهَا تَعْدِلُ اْلقُرْانَ. اَوْ قَالَ تَعْدِلُ قِرَاءَةَ اْلقُرْاَنِ
كُلّهِ. وَ مَنْ قَرَأَ قُلْ ياَيُّهَا اْلكَافِرُوْنَ فَاِنَّهَا تَعْدِلُ رُبُعَ
اْلقُرْانِ. وَ اِذَا زُلْزِلَتْ شَطْرُ اْلقُرْانِ.
Dari ‘Abdur Razzaaq, dari Ma’mar, ia berkata, “Saya mendengar seorang
laki-laki menceritakan bahwasanya pada setiap sesuatu itu ada qalbunya, dan
qalbul Qur’an itu adalah Yaasiin. Dan barangsiapa yang membacanya, maka hal
itu seimbang membaca Al-Qur’an” atau ia mengatakan, “seimbang dengan bacaan
Al-Qur’an seluruhnya. Dan barangsiapa membaca Qul yaa-ayyuhal kaafiruun,
sesungguhnya hal itu seimbang dengan seperempat Al-Qur’an, dan “Idzaa zulzilat” seimbang dengan
separoh Al-Qur’an”. [HR Abdur Razzaaq,
Al-Mushannaf ‘Abdur Rozzaaq juz 3, hal. 372]
Hadits ini dla’if, karena disamping haditsnya maqthu’, Ma’mar mengatakan, mendengar dari seorang laki-laki yang tidak ia sebutkan
namanya. Dengan demikian rawi tersebut majhul.
Kesimpulan :
Riwayat-riwayat di atas
tidak ada satupun yang shahih (semuanya dla’if), disamping itu matannya pun saling bertentangan. Dengan
demikian riwayat-riwayat di atas dla’if sanadnya dan mudltharib matannya. Karena itu jika ingin khatam
Al-Qur’an, maka tammatkanlah
membaca Al-Qur’an termasuk surat Yaasiinnya.
Yaasiin dan pengampunan
dosa.
Hadits ke-11
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ:
مَنْ قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ اَصْبَحَ مَغْفُوْرًا لَهُ، وَ مَنْ قَرَأَ حم
الَّتِى يُذْكَرُ فِيْهَا الدُّخَانُ فِى لَيْلَةِ اْلجُمْعَةِ مَغْفُوْرًا لَهُ.
الدارمى 2: 457
Dari Hasan, dari Abu
Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda,“Barangsiapa membaca Yaasiin pada malam hari, maka pada pagi itu ia
diampuni (dari dosanya). Dan barangsiapa membaca Haamiim, surat Ad-Dukhaan,
pada malam Jum’at, maka ia diampuni (dari dosanya). [R. Darimiy juz 2, hal. 457]
Adapun sanad hadits
tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abu
Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar Abu Hurairah) --- Muhammad bin Jahadah
--- Ziad bin Khomasah --- Abuhu (ayahnya) --- Al-Walid bin Syuja’ --- Darimiy.
Hadits ini dla’if, karena pada sanadnya ada seorang perawi yang
bernama Al-Walid bin Syuja’, yang nama lengkapnya adalah Al-Walid bin Syuja’ bin Walid bin Qais As-Sukuniy Al-Kindiy
atau kunyahnya Abu Hammaam bin Badr Al-Kuufiy.
Ketika Yahya bin Ma’in ditanya oleh Ahmad bin Muhammad binAl-Qasim
bin Muhriz mengenai rawi ini, ia mengatakan, “Ia tidak apa-apa dan tidak termasuk rawi yang
dusta:.
Abu Hatim
mengatakan, “Ia syaih yang shaduq, dicatat haditsnya, tetapi tidak bisa
dijadikan hujjah”.
Nasaiy mengatakan, “ia tidak mengapa”.
Al-Mufadldlal bin
Ghassan Al-Ghalibi mengatakan, “Tidak pernah mendengar Ibnu Ma’in menilai jelek tentang rawi ini, kecuali ia mengatakan“Ia tidak punya bagian (dalam urusan hadits)”. [Tahdzibul Kamal juz 31, hal. 22-28]
Hadits ke-12
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
مَنْ قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ فِى تِلْكَ
اللَّيْلَةِ. ابو يعلى 9: 93-94
Dari Hasan, dari Abu
Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa membaca
Yaasiin pada malam hari dengan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni
baginya dari dosanya pada malam itu”. [HR. Abu Ya’laa juz 9, hal. 93-94]
Adapun sanad hadits
tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abu
Hurairah --- Al-Hasan (Al-Bishri, tidak mendengar Abu Hurairah) --- Hisyam bin
Ziyad --- Hajjaj bin Muhammad --- Ishaq bin Abu Israil --- Abu Ya’laa.
Hadits ini dla’if karena dalam sanadnya ada dua kelemahan :
Pertama, hadits ini
mursal, karena Hasan tidak pernah mendengar hadits apapun dari Abu Hurairah.
Kedua, ada rawi yang
dinyatakan dla’if, yaitu Hisyam bin Ziyad.
Bahwa Hasan tidak
endengar dari Abu Hurairah (mursal tabi’I) dinyatakan oleh Tirmidzi, Ayyub, Yunus bin ‘Ubaid dan Ali bin Abu Ziyad. (Musnad Abu Ya’la Al-Maushili juz 9, hal. 95).
Adapun rawi Hisyam bin
Ziyad, nama lengkapnya adalah Hisyam bin Ziyad bin Abu Yazid Al-Quraisyi yang
kunyahnya adalah Abul Miqdaam bin Hisyam Al-Baishriy. Tentang dia, ahli hadits
menyataka demikian :
Ahmad bin Hanbal : dla’iful hadits
Abu Zar’ah : dla’iful hadits
Yahya bin Ma’in : laisa bitsiqaat
Bukhari : para ahli
memperbincangkannya, medla’ifannya.
Tirmidzi : ia menyatakan
dla’if.
Nasaiy, Ali bin Husein
bin Junaid dan Abul Fath Al-Azdiy : matrukul hadits
Abu Hatim Ar-Razi : dla’if, tidak tsiqat. [Tahdzibul Kamal juz 30, hal.
200-203]
Hadits ke-13
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: مَنْ قَرَأَ يس فِى يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهَ اللهِ غُفِرَ لَهُ.
Dari Hasan, dari Abu
Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa membaca
Yaasii pada malam dan siang hari dengan mengharap ridla Allah, diampuni baginya
(dari dosanya)”.
Adapun sanad hadits
tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abu
Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar Abu Hurairah) --- Ghalib bin Al-Qaththan
--- Hasan bin Abu Ja’far --- Aqlab bin Tamim --- Wahab bin Baqiyyah --- Humaid bin
Ahmad bin ‘Abdullah bin Abu Majlad Al-Wasiti --- Thabrani.
Hadits ini dla’if, karena ada tiga kelemahan.
Pertama, dalam sanadnya
ada perawi yang bernama Aghlab bin Tamim. Bukhari mengatakan, “Ia munkarul hadits”. Maslamah bin Qasim menyatakan, “Munkaul hadits”. Ibnu ‘Adiy menyatakan, “Keseluruhan haditsnya tidak mahfud dan hanya dicatat”. [Lisaanul Mizaan juz 1, hal. 464-465, no.1429]
Kedua, di dalam Mu’jamush Shaghir yang sudah di tahqiq oleh
Muhammad Syukur, pada sanad di atas ada perbedaan atau pembetulan oleh
pentahqiq. Adapun sanadnya sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abu
Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar Abu Hurairah) --- Ghalib bin Al-Qaththan
--- Jasr (bin Farqad) --- Hasan bin Abu Ja’far --- Aqlab bin Tamim --- Wahab bin Baqiyyah – Humaid bin Ahmad
bin‘Abdullah bin Abu Majlad
Al-Wasitiy --- Tabrani.
Pada sanad ini tampak
antara rawi Hasan bin Abu Ja’far
Hadits ke-14
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ جُنْدَبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ
قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ. ابن حبان 6: 312، رقم: 2574
Dari Al-Hasan, dari
Jundab, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa yang membaca
Yaasiin pada malam hari dengan mengharap (ridla) Allah, maka diampunilah
(dosanya)”. [HR. Ibnu Hibban juz 6, hal. 312, no. 2574]
Adapun hadits ini
sanadnya sebagai berikut :
Nabi SAW --- Jundab ---
Al-Hasan --- Muhammad bin Juhadah --- Ziyad bin Khaitsamah --- Abuhu (Syuja’ bin Walid) ---
Al-Walid bin Syuja’ bin Walid As-Sakuniy --- Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim
maula Tsaqif --- Ibnu Hibban.
Hadits ini dla’if, karena Al-Hasan (Al-Bashriy) meriwayatkan
dengan ‘an‘anah padahal ia seorang mudallis, maka haditsnya munqathi’. [Lihat Mizaanul I’tidal juz 1, hal. 527, no. 1968]
Hadits ke-15
عَنِ اْلحَسَنِ قَالَ: مَنْ قَرَأَ يس فِى لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ
وَجْهِ اللهِ اَوْ مَرْضَاةِ اللهِ غُفِرَ لَهُ، وَ قَالَ: بَلَغَنِى اَنَّهَا
تَعْدِلُ اْلقُرْانَ كُلَّهُ. الدارمى 2: 456، رقم: 3265
Dari
Al-Hasan, ia berkata, “Barangsiapa yang membaca Yaasiin pada malam hari dengan mengharap
(pahala dari) Allah, atau mengharap ridla Allah, maka diampuni baginya (dari
dosanya). Dan perawi berkata, “Telah sampai (khabar) kepadaku bahwa (surat Yaasiin)
mengimbangi Al-Qur’an seluruhnya. [HR Darimiy juz 2,
hal. 456, no. 3265]
Adapun sanad hadits ini
sebagai berikut :
Al-Hasan (Al-Bashriy)
--- Abuhu (bernama Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy) --- Mu’tamir --- Abul Walid
Musa bin Khalid --- Darimiy.
Hadits ini dlaif, karena
disamping bukan sabda Nabi SAW, tetapi semata-mata perkataan Al-Hasan (seorang
tabi’i),
dengan demikian haditsnyamaqthu’, ada rawi Sulaiman At-Taimiy yang nama lengkapnya adalah Sulaiman
bin Tharkhan At-Taimiy Abul Mu’tamir Al-Bashriy, ia dinyatakan mudallis oleh Adz-Dzahabiy.
[Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 212, no. 3481]
Dengan demikian,
disamping hadits ini maqthu’, juga pada sanadnya ada rawi yang mudalis, yaitu Sulaiman bin
Tharkhan.
Hadits ke-16
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
اَلْبَقَرَةُ سَنَامُ اْلقُرْانِ وَ ذِرْوَتُهُ نَزَلَ مَعَ كُلّ ايَةٍ مِنْهَا
ثَمَانُوْنَ مَلَكًا وَ اسْتُخْرِجَتْ اللهُ لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ اْلحَيُّى
اْلقَيُّوْمُ مِنْ تَحْتِ اْلعَرْشِ فَوُصِلَتْ بِهَا اَوْ فَوُصِلَتْ بِسُوْرَةِ
اْلبَقَرَةِ، وَ يس قَلْبُ اْلقُرْانِ، لاَ يَقْرَأُهَا رَجُلٌ يُرِيْدُ اللهَ
تَبَارَكَ وَ تَعَالَى وَ
الدَّارَ اْلاخِرَةَ اِلاَّ غُفِرَ لَهُ وَاقْرَأُوْهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ. احمد 7: 286، رقم: 20322
Dari Ma’qil bin Yasar bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda, “Al-Baqarah adalah inti dan puncaknya Al-Qur’an.Delapan puluh
malaikat turun menyertai setiap ayat, dan dikeluarkan (kalimat) “Alloohu laa ilaaha illaa
huwal hayyul qoyyuum” dari bawah ‘Arsy, lalu disambungkan dengannya atau disambungkan
dengan surat Al-Baqarah. Dan Yaasiin adalah qalbul Qur’an. Tidaklah
seseorang membacanya dengan mengharap (ridla) Allah tabaaraka wa ta’aalaa dan kampung
akhirat melainkan diampuni dosanya. Dan bacakanlah ia (surat Yaasiin
itu) untuk orang yang akan meninggal diantara kalian”. [HR. Ahmad, juz
7, hal. 286, no. 20322]
Adapun sanad hadits tersebut adalah
sebagai berikut :
Nabi SAW --- Ma’qil bin Yasar --- Abiihi
(bapaknya) --- Rajulun (seorang laki-laki) --- Abiihi (bapaknya, bernama
Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy Abul Mu’tamir Al-Bashriy) --- Mu’tamir --- ‘Arim --- Ahmad.
Hadits ini dla’if, karena dalam sanadnya ada dua perawi yang
majhul, yaitu Rajulun (seorang laki-laki) dan Abiihi (bapaknya), yang tidak
didapatkan keterangan siapakah Rajulun maupun Abiihi itu.
Selain itu, ada rawi
yang bernama Sulaiman yaitu bapaknya Mu’tamir yangnama lengkapnya Sulaiman bin Tharkhan At-Taimiy
Abul Mu’tamir
Al-Bashriy. Ia dinyatakan sebagai mudallis terhadap hadits-hadits
yang tidak didengarnya dari Al-Hasan dan lain-lainnya (lihat Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 212, no.
3481). Apalagi pada sanad hadits ini ia menerima dari
Rajulun (seorang laki-laki) yang tidak disebutkan namanya.
Hadits ke-17
عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ
قَرَأَ يس كُلَّ لَيْلَةٍ غُفِرَ لَهُ. البيهقى، فى شعب الايمان 2: 480، رقم: 2462
Dari Al-Hasan, dari Abu
Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda,“Barangsiapa membaca Yaasiin setiap malam, niscaya diampuni baginya
(dari dosanya)”. [HR. Baihaqi, dalam Syu’abul Iimaan juz 2, hal. 480, no. 2462]
Adapun sanad hadits ini
sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abu
Hurairah --- Al-Hasan --- Abul ‘Awwam --- Al-Mubarak bin Fudlalah – Khalaf bin Walid
---‘Abdullah bin Ahmad bin
Abi Masrah Al-Makkiy --- Abu Muhammad Al-Hasan bin Muhammad Sukhtuwaih --- Abu‘Abdullah Al-Hafidh ---
Baihaqiy.
Hadits ini dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama
Al-Hasan (Al-Bashriy) yang meriwayatkan dengan ‘an ‘anah dari Abu Hurairah pada hal ia seorang mudallis, maka
haditsnya munqathi’.
Kesimpulan :
Hadits-hadits mengenai
diampuni dosa karena membaca surat Yaasiin semuanya dla’if.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar