Koreksi hadist-hadist yasinan bag. 6

Kedudukan fadlilah hadist-hadist YAASIIN

Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin karena -sebagaimana dikemukakan tentang fadhilah dan ganjaran yang disediakan bagi orang yang membacanya. Tetapi, setelah  melakukan kajian dan penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat Yasin, kami dapati Semuanya Adalah Lemah.

Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).

Hadits ke-42

عَنْ عَائشَةَ عَنْ اَبِى بَكْرٍ مَرْفُوْعًا: مَنْ زَارَ قَبْرَ وَالِدَيْهِ اَوْ اَحَدِهِمَا فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ فَقَرَأَ يس غَفَرَ اللهُ لَهُ. ميزان الاعتدال 3: 261
Dari Aisyah, dari Abu Bakr, ia mengatakan dari Nabi SAW,Barangsiapa ziyarah qubur kedua orang tuanya atau salah satunya pada hari Jumat, lalu membaca surat Yaasiin, niscaya diampuni dosanya. [Mizaanul Itidal juz 3, hal. 261]

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Adiy, dia berkata, hadits ini, dengan sanad ini adalah baathil (rusak).
Di dalam sanadnya ada perawi bernama Amr bin Ziyaad, ia tertuduh memalsu hadits. Daruquthniy berkata, Ia memalsu hadits.

Kesimpulan :
Membaca surat Yaasiin di kuburan agar diampuni dosanya adalah tidak benar.

من زار قبر والديه كل جمعة ، فقرأ عندهما أو عنده  ( يس )  غفر له بعدد كل آية أو حرف "  
Barangsiapa menziarahi kubur kedua orang tuanya, lalu dia membaca di sisi keduanya atau salah satunya surat Yasin, maka dia akan diampuni sebanyak ayat atau huruf surat itu.

                Hadits ini diriwayatkan oleh:

-          Imam Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan No. 2026
-          Imam Abdul Ghani Al Maqdisi dalam As Sunan, 2/91
-          Imam Ibnu ‘Adil dalam  Al Kamil 5/152

Sanad hadits ini:

Abu Muhammad bin Hayyan berkata kepadaku Abu Ali bin Ibrahim, berkata kepadaku Abu Mas’ud Yazid bin Khalid, berkata kepadaku ‘Amru bin Ziyad Al Baqal Al Khurasani, berkata kepadaku Yahya bin Sulaiman, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah, dari ayahnya, lalu disebut hadits di atas.


Hadits ini palsu dan tidak ada dasarnya menurut umumnya para ulama.

Imam Ibnu ‘Adi Rahimahullah berkata:
وهذا الحديث بهذا الإسناد باطل ليس له أصل
Hadits ini, dengan isnad seperti ini adalah batil, dan tidak ada dasarnya. (Al Kamil fidh Dhuafa, 5/152)

Beliau mengomentari ‘Amru bin Ziyad Al Baqal sebagai berikut:

ولعمرو بن زياد غير هذا من الحديث منها سرقة يسرقها من الثقات ومنها موضوعات وكان هو يتهم بوضعها
Untuk ‘Amru bin Ziyad, selain pada hadits ini, ada hadits lain yang dicurinya dari orang-orang terpercaya dan diantaranya banyak yang palsu, dan dia dituduh memalsukannya. (Ibid

Sedangkan Imam Ad Daruquthni berkata: “Yadha’ul hadits – dia memalsukan hadits. (Mizanul I’tidal, 3/261)

Imam Adz Dzahabi berkata tentang ‘Amru bin Ziyad: “Wadhaa’ –pemalsu hadits. (Talkhis Kitab Al Maudhu’at No.  940)

Oleh karena itu, Imam Ibnul Jauzi memasukan hadits ini sebagai deretan hadits palsu. (Al Maudhu’at, 3/239)


Imam As Suyuthi menguatkan hadits ini, tetapi ...

Sementara itu, Imam As Suyuthi nampak membela hadits ini dengan mengatakan: Lahu syaahid– hadits ini memiliki penguat. (Lihat Al La-ali Al Mashnu’ah fil Ahadits Maudhu’ah, 2/365)

Lalu Imam As Suyuthi menyebutkan hadits yang Beliau sebut sebagai syahid (penguat), yakni:

من زار قبر أبويه أو أحدهما كل جمعة غفر له وكتب برا
Barang siapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jumat, maka dia diampuni dan dicatat baginya telah berbakti kepadanya. (HR. Ath Thabarani, Al Awsath No.  6114, dari Abu Hurairah)

Tetapi, ternyata hadits ini pun juga cacat dengan cacat yang tidak kalah parahnya, yakni ada tiga orang perawi yang bermasalah:

-          Abdul Karim Abu Umayyah, oleh Imam As Suyuthi sendiri dikatakan dhaif.
-          Yahya bin Al ‘Ala Al Bajali, seorang yang majhul (tidak dikenal)
-          Muhammad bin An Nu’man, juga majhul  (Lihat Al La-ali Mashnu’ah, 2/366)

Namun, yang benar adalah Yahya bin Al ‘Ala bukan majhul (tidak dikenal), tetapi dia ma’ruf(dikenal), bahkan sebagian imam menyebutnya  sebagai pembohong. Berikut ini rinciannya:

Imam Yahya bin Ma’in berkata tentang Yahya bin Al ‘Ala: Laisa bi syai’ – bukan apa-apa.
Imam Amru bin Ali berkata: Matrukul hadits jiddan – haditsnya sangat ditinggalkan.
Imam Abu Zur’ah berkata: fi haditsihi dha’f – pada haditsnya ada kelemahan.
Imam Abu Hatim berkata: Laisa bil qawwi – bukan orang yang kuat. (Lihat Imam Ibnu Abi Hatim, Al Jarh wat Ta’dil, 9/180)

Imam Ahmad berkata: Kadzdzaab yadha’ul hadits – pembohong dan pemalsu hadits. Bahkan Beliau menyebut Yahya bin Al ‘Ala sebagai rafidhi – syiah.
Imam Amru bin Ali, Imam An Nasa’i, Imam Al Azdi berkata: matrukul hadits – haditsnya ditinggalkan.
Imam Ad Daruquthni mengatakan: dhaif – lemah.
Imam Ibnu ‘Adi mengatakan: dhaif, pada hadits terdapat banyak hadits-hadits palsu.
Imam Ibnu Hibban mengatakan: tidak boleh berhujjah dengannya.
 (Lihat Imam Ibnul Jauzi, Adh Dhu’afa wal Matrukin, 1/144, 3/200. Juga Imam Ibnul Mubarrad, Bahrud Dam No.  1162)

Imam Ibnu Hajar menyebutkan bahwa Imam Waki’ mengatakan bahwa  Yahya bin Al ‘Ala memalsukan hadits tentang cara menanggalkan sandal sampai dua puluhan hadits.
Imam Al Jauzujaani mengatakan: ghairu muqni’ – tidak memuaskan. Pada kesempatan lain mengatakan: Syaikh waahiyun – seorang syaikh yang lemah.
Yusuf bin Sufyan mengenalinya dan mengingkarinya. As Saaji berkata: munkarul hadits – haditsnya munkar. Ad Daulabi berkata: matrukul hadits. (Lihat Imam Ibnu Hajar, Tahdzibut Tahdzib, 11/229)

Oleh karena itu, apa yang disebut Imam As Suyuthi bahwa Yahya bin Al ‘Ala seorang yang tidak dikenal, telah terkoreksi oleh pernyataan para imam yang sedemikian banyaknya tentang dia.

Berkata Syaikh Al Albani Rahimahullah:

وكذلك أخطأ السيوطي في " اللآليء " حيث قال ( 2 /234 ) حيث قال : عبد الكريم ضعيف ، ويحيى بن العلاء ومحمد بن النعمان مجهولان فإن يحيى بن العلاء ليس بالمجهول ، بل هو معروف ولكن بالكذب !
Oleh karena itu, As Suyuthi telah membuat kesalahan dalam Al La-ali (2/234), ketika dia berkata: Abdul Karim lemah, Yahya bin Al ‘Ala dan Muhammad bin Nu’man adalah dua orang yangmajhul. Ternyata Yahya bin Al ‘Ala bukan orang yang majhul, tetapi ma’ruf  (dikenal) tetapi dikenal sebagai pembohong! (As Silsilah Adh Dhaifah, 1/126)

Ada pun tentang Muhammad bin An Nu’man, benar seperti yang dikatakan Imam As Syuthi bahwa dia adalah majhul (tidak dikenal). Ini juga dikatakan Imam Al ‘Uqaili, Imam Adz Dzahabi, dan Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani. (Lihat Al Mughni fidh Dhuafa, 2/640. Mizanul I’tidal, 4/56, Ad Dhu’afa No. 1712, Maghani Al Akhyar No. 558)

Lalu Syaikh Al Albani menambahkan :

وقد علمت أنه حديث موضوع أيضا ! ولوقيل بأنه ضعيف فقط فلا يصلح شاهدا لهذا
Telah saya ketahui bahwa hadits ini palsu juga! Seandainya dikatakan cuma dhaif pun tidak layak dijadikan sebagai syaahid bagi hadits ini. (Ibid, 1/127)

Maka kesimpulannya adalah  hadits ini adalah palsu, bahkan hadits lain yang dianggap sebagai   penguatnya juga palsu.


Bacaan Yaasiin dan mati syahid.

Hadits ke-43
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ يس كُلَّ لَيْلَةٍ ثُمَّ مَاتَ مَاتَ شَهِيدًا. الطبرانى فى المعجم الصغير 2: 191، رقم: 1010
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,Barangsiapa yang membiasakan membaca surat Yaasiin setiap malam, kemudian meninggal, maka ia meninggal dalam keadaan mati syahid. [HR. Thabraniy, dalam Mujamush Shaghiir juz 2, hal. 191, no. 1010]

Adapun sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW --- Anas bin Malik --- Az-Zuhriy --- Mamar --- Rabah bin Zaid Ash-Shananiy --- Said bin Musa Al-Azdiy Al-Himshiy --- Muhammad bin Hafsh Al-Anshariy Al-Himshiy --- Muhammad bin Musa Al-Qaththan Al-Hamdaniy --- Thabraniy.

Hadits ini dlaif, karena di dalam sanadnya ada perawi bernama Said bin Musa Al-Azdiy Al-Himshiy. Rawi tersebut dinyatakan memalsu hadits oleh Ibnu Hibban. [Mizaanul Itidal juz 2, hal. 159, no. 3280]

Kesimpulan :
Membiasakan bacaan Yaasiin setiap malam akan mengakibatkan mati syahid adalah tidak benar.


Yaasiin dapat memenuhi segala kebutuhan

Hadits ke-44
عَنْ عَطَاءِ بْنِ اَبِى رَبَاحٍ قَالَ: بَلَغَنِى اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ قَرَأَ يس فِى صَدْرِ النَّهَارِ قُضِيَتْ حَوَائِجُهُ. الدارمى 2: 457، 3268
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata : Telah sampai berita kepadaku, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang membacasurat Yaasiin pada permulaan siang, niscaya terpenuhi segala keperluannya. [HR. Darimi juz 2, hal. 457, no. 3268]

Adapun sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Atha bin Abu Rabah (tidak mendengar dari Nabi SAW) --- Muhammad bin Juhadah --- Ziyad bin Khaitsamah --- Abuuhu --- Al-Walid bin Syuja --- Darimiy.


Hadits ini dlaif, karena hadits ini mursal. Yakni Atha bin Abi Rabah bukan shahabat, sehingga tidak jelas dari siapa dia mendapatkan hadits ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar