Kedudukan fadlilah hadist-hadist YAASIIN
Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin karena -sebagaimana
dikemukakan tentang fadhilah dan ganjaran yang disediakan bagi orang yang
membacanya. Tetapi, setelah melakukan kajian dan penelitian tentang
hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat Yasin, kami dapati Semuanya
Adalah Lemah.
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).
Hadits ke-42
عَنْ عَائشَةَ عَنْ اَبِى بَكْرٍ مَرْفُوْعًا: مَنْ زَارَ قَبْرَ
وَالِدَيْهِ اَوْ اَحَدِهِمَا فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ فَقَرَأَ يس غَفَرَ اللهُ لَهُ. ميزان الاعتدال 3: 261
Dari ‘Aisyah, dari Abu Bakr, ia mengatakan dari Nabi SAW,“Barangsiapa ziyarah qubur kedua orang tuanya atau salah satunya
pada hari Jum’at, lalu membaca surat Yaasiin,
niscaya diampuni dosanya”. [Mizaanul I’tidal juz 3, hal. 261]
Hadits ini diriwayatkan
oleh Ibnu ‘Adiy, dia berkata, “hadits ini, dengan sanad ini adalah baathil” (rusak).
Di dalam sanadnya ada
perawi bernama ‘Amr bin Ziyaad, ia tertuduh memalsu hadits. Daruquthniy
berkata, “Ia memalsu hadits”.
Kesimpulan :
Membaca surat Yaasiin
di kuburan agar diampuni dosanya adalah tidak benar.
من زار قبر والديه كل جمعة ،
فقرأ عندهما أو عنده ( يس ) غفر له بعدد كل آية أو حرف "
Barangsiapa menziarahi kubur kedua orang
tuanya, lalu dia membaca di sisi keduanya atau salah satunya surat Yasin, maka
dia akan diampuni sebanyak ayat atau huruf surat itu.
Hadits ini diriwayatkan oleh:
- Imam Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan No. 2026
- Imam Abdul Ghani Al Maqdisi dalam As Sunan, 2/91
- Imam Ibnu ‘Adil dalam Al Kamil, 5/152
Sanad hadits ini:
Abu Muhammad bin Hayyan berkata kepadaku
Abu Ali bin Ibrahim, berkata kepadaku Abu Mas’ud Yazid bin Khalid, berkata
kepadaku ‘Amru bin Ziyad Al Baqal Al Khurasani, berkata kepadaku Yahya
bin Sulaiman, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah, dari ayahnya,
lalu disebut hadits di atas.
Hadits ini palsu dan tidak ada dasarnya
menurut umumnya para ulama.
Imam Ibnu ‘Adi Rahimahullah berkata:
وهذا الحديث بهذا الإسناد باطل
ليس له أصل
Hadits ini, dengan isnad seperti ini
adalah batil, dan tidak ada dasarnya. (Al Kamil fidh Dhuafa,
5/152)
Beliau mengomentari ‘Amru bin Ziyad Al Baqal sebagai berikut:
ولعمرو بن زياد غير هذا من
الحديث منها سرقة يسرقها من الثقات ومنها موضوعات وكان هو يتهم بوضعها
Untuk ‘Amru bin Ziyad, selain pada hadits
ini, ada hadits lain yang dicurinya dari orang-orang terpercaya dan diantaranya
banyak yang palsu, dan dia dituduh memalsukannya. (Ibid)
Sedangkan Imam Ad Daruquthni berkata: “Yadha’ul
hadits – dia memalsukan hadits. (Mizanul I’tidal, 3/261)
Imam Adz Dzahabi berkata tentang ‘Amru bin
Ziyad: “Wadhaa’ –pemalsu hadits. (Talkhis Kitab Al Maudhu’at, No. 940)
Oleh karena itu, Imam Ibnul Jauzi
memasukan hadits ini sebagai deretan hadits palsu. (Al Maudhu’at, 3/239)
Imam As Suyuthi menguatkan hadits ini,
tetapi ...
Sementara itu, Imam As Suyuthi nampak
membela hadits ini dengan mengatakan: Lahu syaahid– hadits ini memiliki penguat. (Lihat Al La-ali Al Mashnu’ah fil
Ahadits Maudhu’ah, 2/365)
Lalu Imam As Suyuthi menyebutkan hadits
yang Beliau sebut sebagai syahid (penguat), yakni:
من زار قبر أبويه أو أحدهما كل
جمعة غفر له وكتب برا
Barang siapa yang menziarahi kubur kedua
orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jumat, maka dia diampuni dan
dicatat baginya telah berbakti kepadanya. (HR. Ath Thabarani, Al Awsath No. 6114, dari Abu Hurairah)
Tetapi, ternyata hadits ini pun juga cacat
dengan cacat yang tidak kalah parahnya, yakni ada tiga orang perawi yang
bermasalah:
- Abdul Karim Abu Umayyah, oleh Imam As Suyuthi sendiri dikatakan dhaif.
- Yahya bin Al ‘Ala Al Bajali, seorang yang majhul (tidak dikenal)
- Muhammad bin An Nu’man, juga majhul (Lihat Al La-ali Mashnu’ah, 2/366)
Namun, yang benar adalah Yahya bin Al ‘Ala
bukan majhul (tidak dikenal), tetapi dia ma’ruf(dikenal), bahkan sebagian imam
menyebutnya sebagai pembohong. Berikut ini
rinciannya:
Imam Yahya bin Ma’in berkata tentang Yahya
bin Al ‘Ala: Laisa bi syai’ – bukan apa-apa.
Imam Amru bin Ali berkata: Matrukul hadits jiddan – haditsnya sangat
ditinggalkan.
Imam Abu Zur’ah berkata: fi haditsihi dha’f – pada haditsnya ada kelemahan.
Imam Abu Hatim berkata: Laisa bil qawwi – bukan orang yang kuat. (Lihat Imam Ibnu Abi Hatim, Al Jarh
wat Ta’dil, 9/180)
Imam Ahmad berkata: Kadzdzaab yadha’ul hadits –
pembohong dan pemalsu hadits. Bahkan Beliau menyebut Yahya bin Al ‘Ala sebagai rafidhi – syiah.
Imam Amru bin Ali, Imam An Nasa’i, Imam Al
Azdi berkata: matrukul hadits – haditsnya ditinggalkan.
Imam Ad Daruquthni mengatakan: dhaif – lemah.
Imam Ibnu ‘Adi mengatakan: dhaif, pada hadits terdapat banyak
hadits-hadits palsu.
Imam Ibnu Hibban mengatakan: tidak boleh
berhujjah dengannya.
(Lihat Imam Ibnul Jauzi, Adh Dhu’afa wal Matrukin, 1/144, 3/200. Juga Imam Ibnul Mubarrad, Bahrud Dam No. 1162)
Imam Ibnu Hajar menyebutkan bahwa Imam
Waki’ mengatakan bahwa Yahya bin Al ‘Ala memalsukan hadits tentang cara menanggalkan
sandal sampai dua puluhan hadits.
Imam Al Jauzujaani mengatakan: ghairu muqni’ – tidak memuaskan. Pada
kesempatan lain mengatakan: Syaikh waahiyun – seorang
syaikh yang lemah.
Yusuf bin Sufyan mengenalinya dan
mengingkarinya. As Saaji berkata: munkarul hadits – haditsnya munkar. Ad Daulabi berkata: matrukul hadits. (Lihat Imam Ibnu Hajar, Tahdzibut Tahdzib, 11/229)
Oleh karena itu, apa yang disebut Imam As
Suyuthi bahwa Yahya bin Al ‘Ala seorang yang tidak dikenal, telah terkoreksi
oleh pernyataan para imam yang sedemikian banyaknya tentang dia.
Berkata Syaikh Al Albani Rahimahullah:
وكذلك أخطأ السيوطي في "
اللآليء " حيث قال ( 2 /234 ) حيث قال : عبد الكريم ضعيف ، ويحيى بن العلاء
ومحمد بن النعمان مجهولان فإن يحيى بن العلاء ليس بالمجهول ، بل هو معروف ولكن
بالكذب !
Oleh karena itu, As Suyuthi telah membuat
kesalahan dalam Al La-ali (2/234), ketika dia berkata:
Abdul Karim lemah, Yahya bin Al ‘Ala dan Muhammad bin Nu’man adalah dua orang
yangmajhul. Ternyata Yahya bin Al ‘Ala bukan orang yang majhul, tetapi ma’ruf (dikenal) tetapi dikenal
sebagai pembohong! (As Silsilah Adh Dhaifah,
1/126)
Ada pun tentang Muhammad bin An Nu’man,
benar seperti yang dikatakan Imam As Syuthi bahwa dia adalah majhul (tidak dikenal). Ini juga
dikatakan Imam Al ‘Uqaili, Imam Adz Dzahabi, dan Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani. (Lihat Al Mughni fidh Dhuafa, 2/640. Mizanul I’tidal, 4/56, Ad Dhu’afa No. 1712, Maghani Al Akhyar No. 558)
Lalu Syaikh Al Albani menambahkan :
وقد علمت أنه حديث موضوع أيضا !
ولوقيل بأنه ضعيف فقط فلا يصلح شاهدا لهذا
Telah saya ketahui bahwa hadits ini palsu
juga! Seandainya dikatakan cuma dhaif pun tidak layak dijadikan
sebagai syaahid bagi hadits ini. (Ibid, 1/127)
Maka kesimpulannya adalah hadits ini adalah palsu, bahkan hadits lain yang dianggap
sebagai penguatnya juga palsu.
Bacaan Yaasiin dan mati
syahid.
Hadits ke-43
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ
دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ يس كُلَّ لَيْلَةٍ ثُمَّ مَاتَ مَاتَ شَهِيدًا. الطبرانى فى المعجم الصغير 2: 191، رقم: 1010
Dari Anas bin Malik,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa yang membiasakan membaca surat Yaasiin
setiap malam, kemudian meninggal, maka ia meninggal dalam keadaan mati syahid”. [HR. Thabraniy, dalam Mu’jamush Shaghiir juz 2,
hal. 191, no. 1010]
Adapun sanad hadits
tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW --- Anas bin
Malik --- Az-Zuhriy --- Ma’mar --- Rabah bin Zaid Ash-Shan’aniy --- Sa’id bin Musa Al-Azdiy
Al-Himshiy --- Muhammad bin Hafsh Al-Anshariy Al-Himshiy --- Muhammad bin Musa
Al-Qaththan Al-Hamdaniy --- Thabraniy.
Hadits ini dla’if, karena di dalam sanadnya ada perawi bernama
Sa’id bin Musa Al-Azdiy
Al-Himshiy. Rawi tersebut dinyatakan memalsu hadits oleh Ibnu
Hibban. [Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 159, no. 3280]
Kesimpulan :
Membiasakan bacaan
Yaasiin setiap malam akan mengakibatkan mati syahid adalah tidak
benar.
Yaasiin dapat memenuhi
segala kebutuhan
Hadits ke-44
عَنْ عَطَاءِ بْنِ اَبِى رَبَاحٍ قَالَ: بَلَغَنِى اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص قَالَ: مَنْ قَرَأَ يس فِى صَدْرِ النَّهَارِ قُضِيَتْ حَوَائِجُهُ. الدارمى 2: 457، 3268
Dari ‘Atha’ bin Abi Rabah, ia berkata
: Telah sampai berita kepadaku, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membacasurat Yaasiin pada permulaan siang, niscaya
terpenuhi segala keperluannya”. [HR. Darimi juz 2,
hal. 457, no. 3268]
Adapun sanad hadits tersebut adalah
sebagai berikut :
Nabi SAW --- ‘Atha’ bin Abu Rabah
(tidak mendengar dari Nabi SAW) --- Muhammad bin Juhadah --- Ziyad bin
Khaitsamah --- Abuuhu --- Al-Walid bin Syuja’ --- Darimiy.
Hadits ini dla’if, karena hadits ini mursal. Yakni ‘Atha’ bin Abi Rabah bukan shahabat, sehingga tidak jelas dari
siapa dia mendapatkan hadits ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar