Koreksi hadist-hadist yasinan bag.5

Kedudukan fadlilah Hadist-hadist yaasiin.

Selain untuk menegaskan bahwa tidak ada tauladan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap malam-malam yang di tentukan, setiap memulai atau menutup majlis ilmu, ketika dan setelah kematian dan lain-lain.

Mudah-mudahan keterangan artikel-atikel koreksi hadist-hadist yasinan tidak membuat patah semangat, tetapi malah memotivasi untuk membaca dan menghafalkan seluruh isi Al-Qur’an serta mengamalkannya.


Hadits ke-37

عَنِ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: مَنْ قَرَأَ يس حِيْنَ يُصْبِحُ اُعْطِيَ يُسْرَ يَوْمِهِ حَتَّى يُمْسِيَ، وَ مَنْ قَرَأَهَا فِى صَدْرِ لَيْلَةٍ اُعْطِيَ يُسْرَ لَيْلَتِهِ حَتَّى يُصْبِحَ. الدارمى 2: 457، رقم: 3269
Dari Syahr bin Hausyab, ia berkata : Ibnu Abbas berkata : Barangsiapa membaca Yaasiin ketika pagi hari, niscaya diberikan kepadanya kemudahan pada hari itu hingga sore hari, dan barangsiapa yang membacanya pada permulaan malam, niscaya diberikan kepadanya kemudahan pada malamnya hingga pagi. [HR. Darimiy juz 2, hal. 457, no. 3269]

Adapun sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Ibnu Abbas --- Syahr bin Hausyab --- Rasyid Abu Muhammad Al-Himaniy --- Abdul Wahhab (bin Abdul Majiid) --- Amr bin Zurarah --- Darimiy.

Hadits ini dlaif, disamping hadits ini mauquf (perkataan shahabat), bukan sabda Nabi SAW, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Syahr bin Hausyab. Tentang perawi ini :
Nasaiy dan Ibnu Adiy mengatakan, Dia laisa bil qawiy. [Mizaanul Itidal juz 2, hal. 283, no. 3756]

Hadits ke-38

قَالَ يَحْيَى بْنُ اَبِى كَثِيْرٍ: بَلَغَنِى اَنَّ مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ يس لَيْلاً لَمْ يَزَلْ فِى فَرَحٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَ مَنْ قَرَأَهَا حِيْنَ يُصْبِحَ لَمْ يَزَلْ فِى فَرَحٍ حَتَّى يُمْسِيَ. يحيى بن ابى كثير، فى تفسير القرطبى 15: 4
Berkata Yahya bin Abi Katsir : Telah sampai kepadaku, bahwasanya barangsiapa membaca surat Yaasiin pada malam hari, maka tiada henti-hentinya ia dalam kegembiraan hingga pagi harinya, dan barangsiapa membacanya di waktu pagi, maka tiada henti-hentinya ia dalam kegembiraan hingga sore hari. [Yahya bin Abu Katsir, dalam Tafsir Al-Qurthubiy, juz 15, hal. 4]

Hadits ini bukan sabda Nabi SAW. Dalam riwayat ini Yahya bin Abu Katsir tidak menyandarkannya kepada siapapun, beliau hanya mengatakan,Telah sampai kepadaku. Maka perkataan seperti ini tidak dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu riwayat tersebut tidak dapat diamalkan, karena tidak jelas sejauh mana riwayat tersebut disandarkan.

Kesimpulan :

Hadits-hadits mengenai membaca surat Yaasiin di pagi hari semuanya dlaif.


Surat Yaasiin dibaca siang hari

Hadits ke-39

عَنِ اْلحَسَنِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَرَأَ يس فِى يَوْمٍ اَوْ لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ. الطبرانى فى المعجم الصغير 1: 255، رقم: 417
Dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,Barangsiapa membaca surat Yaasiin pada siang atau malam hari dengan mengharap ridla Allah, niscaya diampuni baginya (dari dosanya). [HR. Thabraniy, dalam Mujamush Shaghir juz 1 hal. 255, no. 417]

Adapun sanad hadits tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abu Hurairah --- Al-Hasan (tidak mendengar dari Abu Hurairah) --- Ghalib Al-Qaththan --- Jasr (bin Farqad) --- Hasan bin Abu Jafar --- Aghlab bin Tamim --- Wahab bin Baqiyyah --- Humaid bin Ahmad bin Abdullah Al-Wasithi --- Thabrani.

Hadits ini dlaif, karena ada beberapa kelemahan.
Pertama, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Aghlab bin Tamim. Bukhari mengatakan, Ia munkarul hadits.[Lisaanul Mizaan juz 1, hal. 518, no.1434]

Kedua, dan juga pada sanad ini ada perawi bernama Jasr bin Farqad, maka bertambah buruklah kedlaifan hadits tersebut, karena Jasr bin Farqad rawi yang dlaif. Nama lengkapnya adalah Jasr bin Farqad Al-Qashab Al-Bashriy dan kunyahnya adalah Abu Jafar.
Nasaiy mengatakan, Jasr bin Farqad dlaif. [Mizaanul Itidal juz 1, hal. 398, no. 1480]

Ketiga, Al-Hasan meriwayatkan dengan an anah dari Abu Hurairah, padahal ia seorang mudallis, maka haditsnya munqathi.


Hadits ke-40

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ اَبِى لَيْلَى قَالَ: لِكُلّ شَيْءٍ قَلْبٌ وَ قَلْبُ اْلقُرْانِ يس. مَنْ قَرَأَهَا نَهَارًا كُفِيَ هَمُّهُ وَ مَنْ قَرَأَهَا لَيْلاً غُفِرَ ذَنْبُهُ. تفسير القرطبى 15: 2
Dari Abdur Rahman bin Abi Laila, ia berkata : Barangsiapa membacanya pada siang hari, niscaya dicukupi kebutuhannya, dan barangsiapa membacanya pada malam hari, niscaya diampuni dosanya. [Tafsir Al-Qurthubiy juz 15, hal. 2]

Riwayat ini hanya datang dari Abdur Rahman bin Abu Laila dan tidak ada keterangan sampai sejauh mana kebenaran riwayat ini disandarkan, maka riwayat ini tidak dapat diamalkan.

Kesimpulan :
Hadits-hadits mengenai membaca surat Yaasiin di siang hari semuanya dlaif.



Hadits ke-41

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ دَخَلَ اْلمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ يس خَفَّفَ اللهُ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ وَ كَانَ لَهُ بِعَدَدِ حُرُوْفِهَا حَسَنَاتٌ. فى تفسير القرطبى 15: 4
Dari Anas (bin Malik), bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,Barangsiapa memasuki kuburan, lalu membaca surat Yaasiin, niscaya Allah meringankan (siksa qubur) mereka pada hari itu, dan adalah bagi orang yang membacanya mendapat kebaikan sejumlah huruf-hurufnya. [Dalam Tafsir Al-Qurthubiy juz 15, hal. 4]

Keterangan :
Di dalam kitab Silsilatul Ahaadiitsidl Dlaiifah wal Maudluuah oleh Al-Albaniy, hadits tersebut tertulis demikian :
مَنْ دَخَلَ اْلمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُوْرَةَ (يس) خَفَّفَ عَنْهُمْ يَوْمَئِذٍ، وَ كَانَ لَهُ بِعَدَدِ مَنْ فِيْهَا حَسَنَاتٌ. سلسلة الاحاديث الضعيفة 3: 397، رقم: 1246
Barangsiapa yang memasuki kuburan, lalu membaca surat Yaasiin, Allah ringankan (siksa qubur) mereka pada hari itu, dan bagi orang yang membacanya mendapatkan kebaikan sebanyak bilangan orang-orang yang di dalam kuburan itu. [Silsilatul Ahaadiitsidl Dlaiifah juz 3, hal. 397, no. 1246].

Hadits ini dlaif, bahkan Al-Albaniy mengatakannya maudlu (palsu), karena ada beberapa kelemahan :
Pertama,  di dalam sanadnya ada rawi yang bernama AbuUbaidah. Ibnu Main menyatakan, Dia majhul.

Kedua,     Ayyub bin Mudrik. Rawi ini telah disepakati kedlaifannya, bahkan Ibnu Main menyatakan bahwa rawi tersebut kadzdzaab (pendusta).


Ketiga,     Ahmad Ar-Riyaahiy, nama lengkapnya adalah Ahmad bin Yazid bin Dinar, dengan kunyah Abul Awwaam.Tentang perawi ini Baihaqiy menyatakan bahwa dia rawi yang majhul. [Silsilatul Ahaadiitsidl Dlaifah wal Maudluuah juz 3, hal. 397, no. 1246]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar