Kedudukan fadlilah hadist-hadist YAASIIN
Sebagaimana surat-surat Al-Qur’an yang lain, surat Yasin juga harus kita
baca. Akan tetapi di sini kami hanya ingin membantu menjelaskan kesalahan mereka yang
menyandarkan tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin kepada NabiShallallahu
‘alaihi wa sallam.
Hadits ke-45
عَنِ الصَّلْتِ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ الصّدّيْقَ رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: سُوْرَةُ يس (تُدْعَى مِنَ التَّوْرَاةِ) فِى التَّوْرَاةِ
تُدْعَى اْلمُعِمَّةَ. قِيْلَ وَ مَا اْلمُعِمَّةُ؟ قَالَ: نُعِمَ صَاحِبُهَا
بِخَيْرِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ تُكَابِدُ عَنْهُ بَلْوَى الدُّنْيَا وَ
تَدْفَعُ عَنْهُ اَهْوَالَ اْلآخِرَةِ، وَ تُدْعَى الدَّافِعَةَ اْلقَاضِيَةَ
تَدْفَعُ عَنْ صَاحِبِهَا كُلَّ سُوْءٍ وَ تَقْضِى لَهُ كُلَّ حَاجَةٍ. البيهقى، فى شعب الايمان 2: 480، رقم: 2465
Dari Ash-Shalt
bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA berkata :Rasulullah SAW
bersabda, “Surat Yaasiin (disebut dari Taurat) di
dalam Taurat disebut Mu’immah. Ada yang bertanya, “Apa mu’immah itu ?”. Beliau SAW bersabda, “Orang yang membacanya
diberi ni’mat dengan kebaikan di dunia dan di akhirat,
menjauhkan dari bencana dunia dan menjauhkan dari bencana akhirat. Dan disebut
Ad-Daafi’ah Al-Qaadliyah, yaitu menolak semua keburukan
bagi pembacanya dan memenuhi segala kebutuhannya”. [HR. Baihaqi, dalam Syu’abul Iman juz 2, hal.
480, no. 2465]
Baihaqi menerima hadits
ini dari dua jalan, sebagai berikut :
A. Nabi SAW --- Abu
Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa’ Al-Jundiy ---
Muhammad bin ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Jud’aniy --- Isma’il bin Abi Uwais ---
Muhammad bin Abdur Rahman Asy-Syamiy --- Abu Abdillah Bisyr bin Muhammad
bin ‘Abdullah Al-Muzaniy --- Abu Dzarr ‘Abdullah bin Ahmad bin
Muhammad Al-Maliki --- Baihaqi.
B. Nabi SAW --- Abu
Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa’ Al-Jundiy --- Muhammad
bin ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Jud’aniy --- Isma’il bin Abi Uwais
--- Al-Hasan bin 'Ali bin Ziyad --- Abul ‘Abbas Adl_Dlubaiy ---
Abu Nashr bin Qatadah --- Baihaqi.
Hadits ini dla’if karena pada sanadnya ada rawi yang bernama
Sulaiman bin Mirqaa’, ia dijarh munkarul hadits oleh
Al-‘Uqailiy. [Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 222, no. 3509]
Kesimpulan :
Membaca surat Yaasiin
dengan keyaqinan akan tercukupi kebutuhannya adalah tidak benar.
Mendengarkan
bacaan surat Yaasiin sama dengan infaq fii sabiilillaah.
Hadits ke-46
عَنْ عَلِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَمِعَ سُوْرَةَ يس
عَدَلَتْ لَهُ عِشْرِيْنَ دِيْنَارًا فِى سَبِيْلِ اللهِ. الخطيب البغدادى 6: 248
Dari Ali,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendengar surat Yaasiin, (pahalanya)
sama dengan bersedeqah dua puluh dinar fii sabiilillaah”. [HR. Al-Khathib Al-Baghdadiy juz 6, hal. 248]
Adapun sanad hadits
tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- ‘Ali --- Al-Haarits ---
Abu Ishaq --- Sufyan Ats-Tsauriy --- Isma’il bin Yahya Al-Baghdaadiy --- Al-‘Abbas bin Isma’il Ar-Raqiy --- Ahmad
bin Ja’far bin Nahsr Al-Jamal --- Manshur Al-Busanjiy --- Abu Bakr
Al-Barqaniy --- Al-Khathib Al-Baghdaadiy.
Hadits ini dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi bernama
Isma’il binYahya
Al-Baghdadiy. Daruquthni mengatakan, “Ia dla’if, matruukul hadiits”. [Tarikh Baghdad Al-Khathiib Al-Baghdaadiy
juz 6, hal. 249]
Hadits ke-47
عَنِ الصَّلْتِ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ الصّدّيْقَ رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: سُوْرَةُ يس … وَ مَنْ سَمِعَهَا عَدَلَتْ لَهُ اَلْفَ
دِيْنَارٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ. البيهقى، فى شعب
الايمان 2: 480، رقم: 2465
Dari Ash-Shalt bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiiq
RA berkata :Rasulullah SAW bersabda, “Surat Yaasiin …..….. dan barangsiapa mendengarnya maka sama dengan
berinfaq seribu dinar di jalan Allah”. [HR. Baihaqi, dalam Syu’abul Iman juz 2, hal. 380, no. 2465]
Baihaqi menerima hadits
ini dari dua jalan, sebagai berikut :
A. Nabi SAW --- Abu
Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa’ Al-Jundiy --- Muhammad
bin ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Jud’aniy --- Isma’il bin Abi Uwais ---
Muhammad bin Abdur Rahman Asy-Syamiy --- Abu Abdillah Bisyr bin Muhammad
bin ‘Abdullah Al-Muzaniy --- Abu Dzarr ‘Abdullah bin Ahmad bin
Muhammad Al-Maliki --- Baihaqi.
B. Nabi SAW --- Abu
Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa’ Al-Jundiy ---
Muhammad bin ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Jud’aniy --- Isma’il bin Abi Uwais
--- Al-Hasan bin 'Ali bin Ziyad --- Abul ‘Abbas Adl_Dlubaiy ---
Abu Nashr bin Qatadah --- Baihaqi.
Hadits ini dla’if karena pada sanadnya ada rawi yang bernama
Sulaiman bin Mirqaa’, ia dijarh munkarul hadits oleh
Al-‘Uqailiy. [Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 222, no. 3509]
Kesimpulan :
Mendengar surat Yaasiin
dengan keyaqinan sama dengan infaq fii sabiilillaah adalah tidak benar.
Beberapa khasiat lain
membaca Yaasiin
Hadits ke-48
عَنْ اَيُّوْبَ السَّخْتِيَانِي عَنْ اَبِي قِلاَبَةَ قَالَ:…وَ مَنْ
قَرَأَ يس غُفِرَ لَهُ وَ مَنْ قَرَأَهَا
وَ هُوَ جَائِعٌ شُبِعَ وَ مَنْ قَرَأَهَا وَ هُوَ ضَالٌّ هُدِىَ وَ مَنْ
قَرَأَهَا وَ لَهُ ضَالَّةٌ وَجَدَهَا وَ مَنْ قَرَأَهَا عَلَى طَعَامٍ خَافَ
قِلَّتَهُ كَفَاهُ وَ مَنْ قَرَأَهَا عِنْدَ مَيّتٍ هُوّنَ عَلَيْهِ وَ مَنْ
قَرَأَهَا عِنْدَ امْرَأَةٍ يُخْشَى عَلَيْهَا وَلَدُهَا يَسَّرَ عَلَيْهَا. البيهقى 2: 481، رقم: 2467
Dari Ayyub
As-Sakhtiyaniy, dari Abu Qilabah, ia berkata, “Dan barangsiapa yang
membaca Yaasiin, maka akan diampuni (dosa-dosa) baginya, barangsiapa yang
membacanya dalam keadaan lapar, pasti akan diberi rasa kenyang, barangsiapa
yang membacanya dikala tersesat pasti ia akan dapat petunjuk, dan barangsiapa
yang membacanya pada waktu kehilangan sesuatu, maka pasti ia akan menemukannya,
barangsiapa yang membacanya di hadapan makanan yang dikhawatirkan (tidak cukup)
karena sedikitnya, maka (Allah) akan mencukupkannya, barangsiapa yang
membacanya di sisi orang yang akan meninggal, pastilah ia diberi kemudahan, dan
barangsiapa membacanya di hadapan seorang ibu yang dikhawatirkan (disulitkan)
anaknya, pasti (Allah) memberi kemudahan padanya. [HR. Baihaqi juz 2, hal. 481, no 2467]
Adapun sanad hadits ini adalah
sebagai berikut :
Abu Qilabah --- Ayyub
As-Sakhtiyaniy --- Al-Khalil bin Murrah --- Ma’mar --- Sa’dan bin Nashr --- Isma’il bin Muhammad
Ash-Shafar --- Abul Husain bin Bisyran --- Baihaqiy.
Hadits ini dla’if, disamping bukan sabda Nabi SAW, juga karena
dalam sanadnya ada rawi yang bernama Al-Khalil bin Murrah.. Bukhari
berkata,“Dia munkarul hadits dan
haditsnya tidak shahih”. [Tahdzibut Tahdzib juz 3, hal. 146, no. 319]
Kesimpulan :
Hadits tersebut bukan
sabda Nabi SAW, bukan pula kata-kata Abu Qilabah (shahabat), artinya seseorang
menyandarkannya kepada shahabat Abu Qilabah. Keyaqinan-keyaqinan di atas
merupakan aqidah yang sesat dan harus dihilangkan.
Beberapa isthilah yang
terdapat dalam brosur ini :
Dla’if : Lemah.
Hadits maqthu’ : Hadits yang sanadnya hanya sampai
kepada Tabi’in atau di bawahnya.
Hadits marfu’ : Hadits yang sanadnya sampai kepada
Nabi SAW.
Hadits mauquf : Hadits yang sanadnya hanya sampai
kepada shahabat (perkataan atau perbuatan shahabat)
Jarh : Cela
Kunyah : Sebutan seseorang
yang diawali dengan Abu (bagi laki-laki) atau Ummu (bagi perempuan).
: Contoh
:Abu Hurairah, Ummu Salamah, dll.
Majhul : tidak dikenal
Matrukul hadits : Haditsnya ditinggalkan. Jarh
untuk seorang rawi yang tertuduh dusta.
Mudallis : Orang yang
menyembunyikan rawi.
Munkarul hadits : Haditsnya diingkari, jarh untuk
perawi yang banyak salah, lalai atau fasiq.
Munqathi’ : Hadits yang gugur di tengah sanadnya.
Mursal : Hadits yang gugur
di akhir sanadnya.
Rawi : Periwayat
hadits.
Sanad : Rangkaian
rawi-rawi
Tabi’in : Orang
Islam yang bertemu dengan shahabat dan meninggal di dalam keislamannya.
Tabi’it tabi’in : Orang
Islam yang bertemu dengan Tabi’in dan meninggal dalam keislamannya.
Tsiqat : Kuat, bisa
dipercaya.
Surat Thaahaa dan
Yaasiin bacaan ahli surga.
Hadits ke-49.
رَوَى الضَّحَّاكُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: … وَ اِنَّ اَهْلَ اْلجَنَّةِ يُرْفَعُ عَنْهُمُ اْلقُرْانُ فَلاَ يَقْرَءُوْنَ
شَيْئًا اِلاَّ طه وَ يس. فى تفسير القرطبى 15: 3
Adl-Dlahhaak
meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “……dan sesungguhnya ahli
surga itu dihilangkan dari mereka Al-Qur’an, maka mereka tidak membaca sesuatu kecuali suratThaahaa
dan Yaasiin”. [Dalam Tafsir Al-Qurthubiy juz 15, hal. 3]
Keterangan :
Hadits ini dla’if. Pada hadits tersebut disebutkan bahwa
Adl-Dlahhaak meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, padahal Adl-Dlhahhaak tidak pernah bertemu dengan
Ibnu ‘Abbas, sebagaimana
pernyataan beliau sendiri ketika ditanya oleh Musyasy, “Apakah engkau bertemu dengan Ibnu‘Abbas ?”. Beliau menjawab, “Tidak !”. Hal ini sejalan dengan pernyataan‘Abdul Malik bin Maisarah bahwa Adl-Dlahhaak tidak bertemu dengan
Ibnu‘Abbas. [Ath-Thabaqaat
Ibnu Sa’ad juz 6, hal. 301]
Dengan demikian hadits
ini munqathi’ dan dla’if.
Kesimpulan :
Membaca surat Thaahaa
dan Yaasiin dengan keyaqinan bahwa surat tersebut merupakan bacaan ahli surga
adalah tidak benar.
Dengan demikian jelaslah bahwa hadit-hadits tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasiin, semuanya LEMAH dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah untuk menyatakan keutamaan surat yasiin dan surat-surat yang lain, dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi mereka yang membaca surat yasiin. Memang ada hadits-hadits shahih tentang keutamaan surat Al-Qur’an selain surat Yasiin, tetapi tidak menyebut soal pahala.
Wallahu A’lam.
~oO[OOO]Oo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar