Koreksi hadist-hadist yasinan bag. 7

Kedudukan fadlilah hadist-hadist YAASIIN

Sebagaimana surat-surat Al-Qur’an yang lain, surat Yasin juga harus kita baca. Akan tetapi di sini kami hanya ingin membantu menjelaskan kesalahan mereka yang menyandarkan tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin kepada NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadits ke-45

عَنِ الصَّلْتِ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ الصّدّيْقَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سُوْرَةُ يس (تُدْعَى مِنَ التَّوْرَاةِ) فِى التَّوْرَاةِ تُدْعَى اْلمُعِمَّةَ. قِيْلَ وَ مَا اْلمُعِمَّةُ؟ قَالَ: نُعِمَ صَاحِبُهَا بِخَيْرِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ تُكَابِدُ عَنْهُ بَلْوَى الدُّنْيَا وَ تَدْفَعُ عَنْهُ اَهْوَالَ اْلآخِرَةِ، وَ تُدْعَى الدَّافِعَةَ اْلقَاضِيَةَ تَدْفَعُ عَنْ صَاحِبِهَا كُلَّ سُوْءٍ وَ تَقْضِى لَهُ كُلَّ حَاجَةٍ. البيهقى، فى شعب الايمان 2: 480، رقم: 2465
Dari Ash-Shalt bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA berkata :Rasulullah SAW bersabda, Surat Yaasiin (disebut dari Taurat) di dalam Taurat disebut Muimmah. Ada yang bertanya, Apa muimmah itu ?. Beliau SAW bersabda, Orang yang membacanya diberi nimat dengan kebaikan di dunia dan di akhirat, menjauhkan dari bencana dunia dan menjauhkan dari bencana akhirat. Dan disebut Ad-Daafiah Al-Qaadliyah, yaitu menolak semua keburukan bagi pembacanya dan memenuhi segala kebutuhannya. [HR. Baihaqi, dalam Syuabul Iman juz 2, hal. 480, no. 2465]

Baihaqi menerima hadits ini dari dua jalan, sebagai berikut :

A. Nabi SAW --- Abu Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa Al-Jundiy --- Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Judaniy --- Ismail bin Abi Uwais --- Muhammad bin Abdur Rahman Asy-Syamiy --- Abu Abdillah Bisyr bin Muhammad bin Abdullah Al-Muzaniy --- Abu Dzarr Abdullah bin Ahmad bin Muhammad Al-Maliki --- Baihaqi.

B. Nabi SAW --- Abu Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa Al-Jundiy --- Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Judaniy --- Ismail bin Abi Uwais ---  Al-Hasan bin 'Ali bin Ziyad --- Abul Abbas Adl_Dlubaiy --- Abu Nashr bin Qatadah --- Baihaqi.

Hadits ini dlaif karena pada sanadnya ada rawi yang bernama Sulaiman bin Mirqaa, ia dijarh munkarul hadits oleh Al-Uqailiy. [Mizaanul Itidal juz 2, hal. 222, no. 3509]

Kesimpulan :
Membaca surat Yaasiin dengan keyaqinan akan tercukupi kebutuhannya adalah tidak benar.

Mendengarkan bacaan surat Yaasiin sama dengan infaq fii sabiilillaah.

Hadits ke-46
عَنْ عَلِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَمِعَ سُوْرَةَ يس عَدَلَتْ لَهُ عِشْرِيْنَ دِيْنَارًا فِى سَبِيْلِ اللهِ. الخطيب البغدادى 6: 248
Dari Ali, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang mendengar surat Yaasiin, (pahalanya) sama dengan bersedeqah dua puluh dinar fii sabiilillaah. [HR. Al-Khathib Al-Baghdadiy juz 6, hal. 248]

Adapun sanad hadits tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Ali --- Al-Haarits --- Abu Ishaq --- Sufyan Ats-Tsauriy --- Ismail bin Yahya Al-Baghdaadiy --- Al-Abbas bin Ismail Ar-Raqiy --- Ahmad bin Jafar bin Nahsr Al-Jamal --- Manshur Al-Busanjiy --- Abu Bakr Al-Barqaniy --- Al-Khathib Al-Baghdaadiy.

Hadits ini dlaif, karena dalam sanadnya ada perawi bernama Ismail binYahya Al-Baghdadiy. Daruquthni mengatakan, Ia dlaif, matruukul hadiits. [Tarikh Baghdad  Al-Khathiib Al-Baghdaadiy juz 6, hal. 249]
Hadits ke-47

عَنِ الصَّلْتِ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ الصّدّيْقَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سُوْرَةُ يس … وَ مَنْ سَمِعَهَا عَدَلَتْ لَهُ اَلْفَ دِيْنَارٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ. البيهقى، فى شعب الايمان 2: 480، رقم: 2465
Dari Ash-Shalt bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA berkata :Rasulullah SAW bersabda, Surat Yaasiin .... dan barangsiapa mendengarnya maka sama dengan berinfaq seribu dinar di jalan Allah. [HR. Baihaqi, dalam Syuabul Iman juz 2, hal. 380, no. 2465]

Baihaqi menerima hadits ini dari dua jalan, sebagai berikut :

A. Nabi SAW --- Abu Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa Al-Jundiy --- Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Judaniy --- Ismail bin Abi Uwais --- Muhammad bin Abdur Rahman Asy-Syamiy --- Abu Abdillah Bisyr bin Muhammad bin Abdullah Al-Muzaniy --- Abu Dzarr Abdullah bin Ahmad bin Muhammad Al-Maliki --- Baihaqi.

B. Nabi SAW --- Abu Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa Al-Jundiy --- Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Judaniy --- Ismail bin Abi Uwais ---  Al-Hasan bin 'Ali bin Ziyad --- Abul Abbas Adl_Dlubaiy --- Abu Nashr bin Qatadah --- Baihaqi.

Hadits ini dlaif karena pada sanadnya ada rawi yang bernama Sulaiman bin Mirqaa, ia dijarh munkarul hadits oleh Al-Uqailiy. [Mizaanul Itidal juz 2, hal. 222, no. 3509]

Kesimpulan :

Mendengar surat Yaasiin dengan keyaqinan sama dengan infaq fii sabiilillaah adalah tidak benar.

Beberapa khasiat lain membaca Yaasiin

Hadits ke-48

عَنْ اَيُّوْبَ السَّخْتِيَانِي عَنْ اَبِي قِلاَبَةَ قَالَ:…وَ مَنْ قَرَأَ يس غُفِرَ لَهُ  وَ مَنْ قَرَأَهَا وَ هُوَ جَائِعٌ شُبِعَ وَ مَنْ قَرَأَهَا وَ هُوَ ضَالٌّ هُدِىَ وَ مَنْ قَرَأَهَا وَ لَهُ ضَالَّةٌ وَجَدَهَا وَ مَنْ قَرَأَهَا عَلَى طَعَامٍ خَافَ قِلَّتَهُ كَفَاهُ وَ مَنْ قَرَأَهَا عِنْدَ مَيّتٍ هُوّنَ عَلَيْهِ وَ مَنْ قَرَأَهَا عِنْدَ امْرَأَةٍ يُخْشَى عَلَيْهَا وَلَدُهَا يَسَّرَ عَلَيْهَا. البيهقى 2: 481، رقم: 2467
Dari Ayyub As-Sakhtiyaniy, dari Abu Qilabah, ia berkata, Dan barangsiapa yang membaca Yaasiin, maka akan diampuni (dosa-dosa) baginya, barangsiapa yang membacanya dalam keadaan lapar, pasti akan diberi rasa kenyang, barangsiapa yang membacanya dikala tersesat pasti ia akan dapat petunjuk, dan barangsiapa yang membacanya pada waktu kehilangan sesuatu, maka pasti ia akan menemukannya, barangsiapa yang membacanya di hadapan makanan yang dikhawatirkan (tidak cukup) karena sedikitnya, maka (Allah) akan mencukupkannya, barangsiapa yang membacanya di sisi orang yang akan meninggal, pastilah ia diberi kemudahan, dan barangsiapa membacanya di hadapan seorang ibu yang dikhawatirkan (disulitkan) anaknya, pasti (Allah) memberi kemudahan padanya. [HR. Baihaqi juz 2, hal. 481, no 2467]

Adapun sanad hadits ini adalah sebagai berikut :
Abu Qilabah  --- Ayyub As-Sakhtiyaniy --- Al-Khalil bin Murrah --- Mamar --- Sadan bin Nashr --- Ismail bin Muhammad Ash-Shafar --- Abul Husain bin Bisyran --- Baihaqiy.

Hadits ini dlaif, disamping bukan sabda Nabi SAW, juga karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Al-Khalil bin Murrah.. Bukhari berkata,Dia munkarul hadits dan haditsnya tidak shahih. [Tahdzibut Tahdzib juz 3, hal. 146, no. 319]

Kesimpulan :

Hadits tersebut bukan sabda Nabi SAW, bukan pula kata-kata Abu Qilabah (shahabat), artinya seseorang menyandarkannya kepada shahabat Abu Qilabah. Keyaqinan-keyaqinan di atas merupakan aqidah yang sesat dan harus dihilangkan.

Beberapa isthilah yang terdapat dalam brosur ini :

Dla’if                   : Lemah.
Hadits maqthu’   : Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada Tabi’in atau di bawahnya.
Hadits marfu’     : Hadits yang sanadnya sampai kepada Nabi SAW.
Hadits mauquf   : Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada shahabat (perkataan atau perbuatan shahabat)
Jarh                    :  Cela
Kunyah               :  Sebutan seseorang yang diawali dengan Abu (bagi laki-laki) atau Ummu (bagi perempuan). 
                           :  Contoh :Abu Hurairah, Ummu Salamah, dll.
Majhul                :  tidak dikenal
Matrukul hadits  :  Haditsnya ditinggalkan. Jarh untuk seorang rawi yang tertuduh dusta.
Mudallis              :  Orang yang menyembunyikan rawi.
Munkarul hadits :  Haditsnya diingkari, jarh untuk perawi yang banyak salah, lalai atau fasiq.
Munqathi’           :  Hadits yang gugur di tengah sanadnya.
Mursal                :  Hadits yang gugur di akhir sanadnya.
Rawi                   :  Periwayat hadits.
Sanad                 :  Rangkaian rawi-rawi
Tabiin                :  Orang Islam yang bertemu dengan shahabat dan meninggal di dalam keislamannya.
Tabiit tabiin      :  Orang Islam yang bertemu dengan Tabiin dan meninggal dalam keislamannya.
Tsiqat                 :  Kuat, bisa dipercaya.

Surat Thaahaa dan Yaasiin bacaan ahli surga.

Hadits ke-49.

رَوَى الضَّحَّاكُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: … وَ اِنَّ اَهْلَ اْلجَنَّةِ يُرْفَعُ عَنْهُمُ اْلقُرْانُ فَلاَ يَقْرَءُوْنَ شَيْئًا اِلاَّ طه وَ يس. فى تفسير القرطبى 15: 3
Adl-Dlahhaak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “……dan sesungguhnya ahli surga itu dihilangkan dari mereka Al-Quran, maka mereka tidak membaca sesuatu kecuali suratThaahaa dan Yaasiin. [Dalam Tafsir Al-Qurthubiy juz 15, hal. 3]

Keterangan :

Hadits ini dlaif. Pada hadits tersebut disebutkan bahwa Adl-Dlahhaak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, padahal Adl-Dlhahhaak tidak pernah bertemu dengan Ibnu Abbas, sebagaimana pernyataan beliau sendiri ketika ditanya oleh Musyasy, Apakah engkau bertemu dengan IbnuAbbas ?. Beliau menjawab, Tidak !. Hal ini sejalan dengan pernyataanAbdul Malik bin Maisarah bahwa Adl-Dlahhaak tidak bertemu dengan IbnuAbbas. [Ath-Thabaqaat Ibnu Saad juz 6, hal. 301]

Dengan demikian hadits ini munqathi dan dlaif.

Kesimpulan :

Membaca surat Thaahaa dan Yaasiin dengan keyaqinan bahwa surat tersebut merupakan bacaan ahli surga adalah tidak benar.


Dengan demikian jelaslah bahwa hadit-hadits tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasiin, semuanya LEMAH dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah untuk menyatakan keutamaan surat yasiin dan surat-surat yang lain, dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi mereka yang membaca surat yasiin. Memang ada hadits-hadits shahih tentang keutamaan surat Al-Qur’an selain surat Yasiin, tetapi tidak menyebut soal pahala.

Wallahu A’lam.



~oO[OOO]Oo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar