Kedudukan hadist-hadist fadlilah Yaasiin
Kebanyakan umat Islam membaca surat
Yasin karena -sebagaimana dikemukakan tentang fadhilah dan ganjaran yang
disediakan bagi orang yang membacanya. Tetapi, setelah penulis melakukan kajian
dan penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat Yasin,
penulis dapati Semuanya Adalah Lemah.
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).
Sekali baca
Yaasiin sama dengan dua puluh kali berhajji
Hadits ke-18
عَنِ الصَّلْتِ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ الصّدّيْقَ رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: سُوْرَةُ يس (تُدْعَى مِنَ التَّوْرَاةِ) فِى التَّوْرَاةِ
تُدْعَى اْلمُعِمَّةَ. قِيْلَ وَ مَا اْلمُعِمَّةُ؟ قَالَ: نُعِمَ صَاحِبُهَا
بِخَيْرِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ تُكَابِدُ عَنْهُ بَلْوَى الدُّنْيَا وَ
تَدْفَعُ عَنْهُ اَهْوَالَ اْلآخِرَةِ، وَ تُدْعَى الدَّافِعَةَ اْلقَاضِيَةَ
تَدْفَعُ عَنْ صَاحِبِهَا كُلَّ سُوْءٍ وَ تَقْضِى لَهُ كُلَّ حَاجَةٍ، مَنْ
قَرَأَهَا عَدَلَتْ لَهُ عِشْرِيْنَ حِجَّةً وَ مَنْ سَمِعَهَا عَدَلَتْ لَهُ
اَلْفَ دِيْنَارٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ مَنْ كَتَبَهَا ثُمَّ شَرِبَهَا اَدْخَلَتْ
جَوْفَهُ اَلْفَ دَوَاءٍ وَ اَلْفَ نُوْرٍ وَ اَلْفَ يَقِيْنٍ وَ اَلْفَ بَرَكَةٍ
وَ اَلْفَ رَحْمَةٍ وَ نَزَعَتْ عَنْهُ كُلَّ غِلّ وَ دَاءٍ. البيهقى، فى شعب الايمان 2: 480، رقم: 2465
.Dari Ash-Shalt bahwasanya
Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA berkata :Rasulullah SAW bersabda, “Surat Yaasiin
(disebut dari Taurat) di dalam Taurat disebut Mu’immah. Ada yang
bertanya, “Apa mu’immah itu ?”. Beliau SAW bersabda, “Orang yang membacanya diberi ni’mat dengan kebaikan di dunia
dan di akhirat, menjauhkan dari bencana dunia dan menjauhkan dari bencana
akhirat. Dan disebut Ad-Daafi’ah Al-Qaadliyah, yaitu menolak semua keburukan bagi pembacanya dan
memenuhi segala kebutuhannya. Barangsiapa membacanya akan mendapatkan pahala
sama dengan dua puluh kali hajji, dan, barangsiapa mendengarnya maka sama
dengan berinfaq seribu dinar di jalan Allah, barangsiapa menulisnya kemudian
meminum airnya, maka ia memasukkan ke dalam tubuhnya dengan seribu obat, seribu
cahaya, seribu yaqin, seribu berkah, seribu rahmat, dan menghilangkan darinya
setiap kedengkian dan penyakit hati”. [HR. Baihaqi, dalam Syu’abul Iman juz 2, hal. 380, no. 2465]
Baihaqi menerima hadits
ini dari dua jalan, sebagai berikut :
A. Nabi SAW --- Abu
Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa’ Al-Jundiy ---
Muhammad bin ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Jud’aniy --- Isma’il bin Abi Uwais ---
Muhammad bin Abdur Rahman Asy-Syamiy --- Abu Abdillah Bisyr bin Muhammad
bin ‘Abdullah Al-Muzaniy --- Abu Dzarr ‘Abdullah bin Ahmad bin
Muhammad Al-Maliki --- Baihaqi.
B. Nabi SAW --- Abu
Bakar Ash-Shiddiq --- Ash-Shalt --- Hilal ---Sulaiman bin Mirqaa’ Al-Jundiy ---
Muhammad bin ‘Abdur Rahman bin Abu Bakar Al-Jud’aniy --- Isma’il bin Abi Uwais
--- Al-Hasan bin 'Ali bin Ziyad --- Abul ‘Abbas Adl_Dlubaiy ---
Abu Nashr bin Qatadah --- Baihaqi.
Hadits ini dla’if karena pada sanadnya ada rawi yang bernama
Sulaiman bin Mirqaa’, ia dijarh munkarul hadits oleh
Al-‘Uqailiy. [Mizaanul I’tidal juz 2, hal. 222, no. 3509]
Hadits ke-19
عَنْ عَلِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَمِعَ سُوْرَةَ يس عَدَلَتْ لَهُ عِشْرِيْنَ دِيْنَارًا فِى سَبِيْلِ اللهِ
وَ مَنْ قَرَأَهَا عَدَلَتْ عِشْرِيْنَ حِجَّةً وَ مَنْ كَتَبَهَا وَ شَرِبَهَا
اَدْخَلَتْ جَوْفَهُ اَلْفَ يَقِيْنٍ وَ اَلْفَ نُوْرٍ وَ اَلْفَ بَرَكَةٍ وَ
اَلْفَ رَحْمَةٍ وَ اَلْفَ رِزْقٍ وَ نَزَعَتْ مِنْهُ كُلَّ غِلّ وَ دَاءٍ. الخطيب البغدادى 6: 248
Dari ‘Ali RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendengar surat Yaasiin maka untuknya pahala sama
dengan (berinfaq) dua puluh dinar fii sabiilillaah, barangsiapa yang membacanya
maka hal itu mengimbangi dua puluh kali hajji, dan barangsiapa yang menulis
serta meminum airnya, maka ia memasukkan ke dalam tubuhnya seribu yaqin, seribu
cahaya, seribu berkah, seribu rahmat, seribu rezqi, dan akan menghilangkan
semua dengki dan penyakit hati”. [HR Al-Khathiib
Al-Baghdaadiy juz 6, hal. 248]
Hadits ini dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi bernama Isma’il bin Yahya bin ‘Ubaidillah
At-Taimiy. Daruquthni mengatakan, “Ia dla’if, matruukul hadiits”. [Tarikh Baghdad Al-Khathiib
Al-Baghdaadiy juz 6, hal. 249]
Kesimpulan:
Membaca surat Yaasiin
adalah tidak sama dengan melaksanakan ibadah hajji sebagai rukun Islam yang
ke-5, apalagi dipersamakan dengan dua puluh kali melaksanakan ibadah hajji.
Keyaqinan seperti ini adalah keyaqinan yang sesat,
karena akan merusak syari’at Allah SWT.
Hadits ke-20
عَنْ صَفْوَانَ قَالَ حَدَّثَنِى اْلمَشِيْخَةُ اَنَّهُمْ حَضَرُوْا
غُضَيْفَ بْنَ اْلحَارِثِ الثّمَالِيَّ حِيْنَ اشْتَدَّ سَوْقُهُ. فَقَالَ: هَلْ
مِنْكُمْ اَحَدٌ يَقْرَأُ يس؟ قَالَ: فَقَرَأَهَا صَالِحُ بْنُ شُرَيْحٍ
السَّكُوْنِىُّ. فَلَمَّا بَلَغَ اَرْبَعِيْنَ مِنْهَا قُبِضَ قَالَ: فَكَانَ
اْلمَشِيْخَةُ يَقُوْلُوْنَ: اِذَا قُرِئَتْ عِنْدَ اْلمَيّتِ خُفّفَ عَنْهُ
بِهَا، قَالَ صَفْوَانُ وَ قَرَأَهَا عِيْسَى بْنُ اْلمُعْتَمِرِ عِنْدَ ابْنِ
مَعْبَدٍ. احمد 6: 40، رقم: 16966
Dari
Shafwan, ia berkata : Menceritakan kepadaku Al-Masyikhah. (para
guru), bahwasanya mereka hadir ketika Ghudlaif bin Harits Ats-Tsimaliy sakit
keras. Lalu ia berkata, “Adakah salah seorang
diantara kalian yang bisa membaca Yaasiin ?”. Lalu Shalih bin Syuraih As-Sakuniy membacanya. Maka setelah
sampai pada ayat ke-40, Ghudlaif meninggal. Para guru mengatakan, “Apabila surat Yaasiin dibaca di samping orang yang akan
meninggal, niscaya diringankan darinya karena bacaan itu”. Shafwan berkata, “Isa bin Mu’tamir juga membacakannya untuk Ibnu Ma’bad”. [HR Ahmad juz 6, hal. 40, no. 16966]
Adapun sanad hadits ini
adalah sebagai berikut :
Ghudlaif bin Harits ---
Al-Masyikhah (para guru) --- Shafwan --- Abul Mughirah --- Ahmad.
.Riwayat ini dla’if, disamping bukan sabda Nabi SAW, riwayat ini
diceritakan oleh Shafwan dari para guru yang tidak dijelaskan namanya. Tentu
saja tidak dapat dijadikan hujjah.
Hadits ke-21
عَنْ شُرَيْحٍ عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ وَ اَبِى ذَرّ قَالاَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مَيّتٍ يَمُوْتُ فَيُقْرَأُ عِنْدَهُ يس اِلاَّ
هَوَّنَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَلَيْهِ. صاحب الفردوس
Dari Syuraih, dari Abud
Darda’ dan Abu Dzarr, keduanya berkata : Rasulullah
SAW bersabda, “Tidaklah orang yang akan meninggal, lalu
dibacakan surat Yaasiin disampingnya, melainkan Allah ‘Azza wa Jalla meringankannya. [Shahibul Firdaus]
Adapun sanad hadits
tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Abud Dardaa’ dan Abu Dzarr ---
Syuraih --- Shafwan bin‘Amr --- Marwan bin Salim --- Shaahibul Firdaus.
Hadits ini dlaif, karena
dalam sanadnya ada perawi bernama Muhammad bin Salim. Tentang Muhammad bin
Salim :
Ahmad bin Hanbal
berkata “Dia laisa bitsiqat”
Al-‘Uqailiy dan Nasaiy juga berkata seperti itu.
Di tempat lain Nasaiy
berkata, “Dia matruukul hadits”.
Bukhari dan Muslim
berkata, “Dia munkarul hadits”
Abu Hatim berkata, “Dia munkarul hadits jiddan, dla’iful hadits, laisa lahu haditsun qaaimun”.
Daruquthni
berkata, “Dia matruukul hadits”.
As-Saajii berkata, “Ia kadzdzaab, yadla’ul hadits”. [Tahdzibut Tahdzib juz 10, hal. 84, no. 172]
Hadits ke-22
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِقْرَءُوْهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ يَعْنِى يس. احمد 7: 286، رقم: 20323
Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Bacakanlah ia kepada orang yang akan meninggal diantara kalian,
yaitusurat Yaasiin”. [HR Ahmad juz 7, hal, 286, no. 20323]
Adapun sanad hadits
tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW --- Ma’qil bin Yasar --- Abuhu
--- Abu ‘Utsman (bukan An-Nahdi) --- Sulaiman At-Taimiy --- ‘Abdullah bin Al-Mubarak
--- ‘Arim --- Ahmad bin Hanbal.
Hadits riwayat Ahmad ini
dla’if, karena dalam
sanadnya ada Abu ‘Utsman (bukan An-Nahdi), ia majhul, dan ia menerima hadits itu
dari bapaknya, tentu saja jika Abu ‘Utsman sendiri majhul (tidak dikenal) apalagi bapaknya, tentu juga
majhul. Jadi hadits ini dla’if, karena pada sanadnya ada dua orang rawi yang majhul.
Hadits ke-23
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ ص: اِقْرَأُوْا
يس عَلَى مَوْتَاكُمْ. ابو دادود 3: 191، رقم: 3121
Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Bacakanlahsurat yaasiin pada orang-orang yang akan meninggal
diantara kalian”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal 191, no. 3121]
Adapun sanad hadits
tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Ma’qil bin Yasar --- Abuuhu
--- Abu ‘Utsman (bukan An-Nahdiy) --- Sulaiman At-Taimiy --- (‘Abdullah) bin Al-Mubarak
--- Muhammad bin Makkiy Al-Marwaziy dan Muhammad bin Al-‘Alaa’ --- Abu Dawud.
Hadits riwayat Abu Dawud
ini dla’if, karena dalam
sanadnya ada dua orang rawi yang majhul, yaitu Abu ‘Utsman dan bapaknya, sebagaimana yang
diriwayatkan Ahmad.
Hadits ke-24
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِقْرَؤُوْهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ يَعْنِى يس. ابن ماجه 1: 465، رقم: 1448
Dari Ma’qil bin Yasar ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Bacakanlah ia pada orang yang akan meninggal diantara kalian,
yaitusurat Yaasiin”. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 465, no. 1448]
Adapun sanad hadits ini
sebagai berikut :
Nabi SAW --- Maqil bin
Yasar --- Abuuhu --- Abu ‘Utsman (bukan An-Nahdiy) --- Sulaiman At-Taimiy --- Ibnul Mubarak
--- ‘Ali bin Al-Hasan bin Syaqiq --- Abu Bakar bin Abu Syaibah --- Ibnu
Majah.
Hadits riwayat Ibnu
Majah ini juga dla’if, sama dengan hadits yang sebelumnya, karena dalam sanadnya ada
dua perawi yang majhul, yaitu Abu ‘Utsman dan bapaknya
Hadits ke-25
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
سُورَةُ يس اِقْرَأُوْهَا عِنْدَ مَوْتَاكُمْ. الحاكم، فى المستدرك 1: 753، رقم: 2074
Dari Ma’qil bin Yasar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “SuratYaasiin, bacakanlah di sisi orang yang akan meninggal
diantara kalian”. [HR. Hakim dalam Al-Mstadrak juz 1, hal. 753,
no. 2074]
Adapun sanad hadits
tersebut sebagai berikut :
Nabi SAW --- Ma’qil bin Yasar --- Abuuhu
--- Abu ‘Utsman (bukan An-Nahdi) --- Sulaiman At-Taimiy --- ‘Abdullah bin Al-Mubarak
--- ‘Arim bin Fadl Abu Nu’man --- Al-Hasan bin ‘Ali bin Bahrul Bariy --- Abu ‘Abdullah Muhammad
bin ‘Abdullah Ash-Shafar --- Hakim.
Hadits riwayat Hakim ini
juga dla’if, sama dengan hadits
yang sebelumnya, karena dalam sanadnya ada dua perawi yang majhul, yaitu
Abu ‘Utsman dan bapaknya.
Hadits ke-26
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِقْرَؤُوْا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس. ابن حبان 7: 269، رقم: 3002
Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,“Bacakanlah pada orang yang akan meninggal diantara
kalian suratYaasiin”. [HR. Ibnu Hibban juz 7, hal. 269, no. 3002]
Adapun sanad hadits
tersebut adalah sebagai berikut :
Nabi SAW --- Ma’qil bin Yasar ---
Abu ‘Utsman --- Sulaiman At-Taimiy --- Yahya Al-Qaththan --- Abu Bakar
bin Khallad Al-Bahiliy --- ‘Imran bin Musa bin Mujasyi’ As-Sakhtiyaniy --- Ibnu Hibban.
Hadits riwayat Ibnu
Hibban ini juga dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu ‘Utsman, ia majhul.
Kesimpulan :
Meskipun banyak
mukharrijnya, riwayat-riwayat di atas semuanya dla’if, maka tidak boleh diamalkan.
Membacakan surat Yaasiin
kepada orang yang menghadapi sakaratul maut dengan tujuan apapun adalah
perbuatan bid’ah tidak sesuai dengan sunnah Rasul.
Khasiat menulis dan
meminum air Yaasiin
Hadits ke-27
عَنْ اَبِى جَعْفَرٍ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيّ قَالَ: مَنْ وَجَدَ فِى
قَلْبِهِ قَسْوَةً فَلْيَكْتُبْ يس وَ اْلقُرْانِ اْلحَكِيْمِ فِى جَامٍ
بِزَعْفَرَانَ ثُمَّ يَشْرَبُهُ. البيهقى فى شعب
الايمان 2: 482، رقم: 2468
Dari Abu Ja’far Muhammad bin ‘Ali, ia berkata : Barangsiapa
mendapati kekerasan di dalam hatinya, maka tulislah Yaasiin wal qur’aanil hakiim, lalu memasukkan dalam gelas (berisi air) dengan za’faraan, kemudian (hendaklah) meminumnya. [HR. Baihaqi di dalam Syu’abul Iimaan juz 2, hal. 482, no. 2468]
Adapun sanad hadits
tersebut adalah sebagai berikut :
Abu Ja’far Muhammad bin ‘Ali --- Muhammad bin
Marwan --- ‘Amr bin Tsabit bin Abul Miqdam --- Al-Hasan bin Al-Husain Al-‘Uraniy --- Al-Husain bin
Hakam Al-Hairiy --- ‘Ali bin ‘Abdur Rahman As-Sabi’iy --- Abu‘Abdullah Al-Hafidh --- Baihaqi.
Hadits ini dla’if, disamping bukan sabda Nabi SAW, karena ada
perawi yang bernama Muhammad bin Marwan, ia majhul, dan perawi bernama‘Amr bin Tsabit bin Abul Miqdam yang dilemahkan
oleh ‘ulama ahli hadits
sebagai berikut :
Hadits ini dla’if, disamping bukan sabda Nabi SAW karena dalam
sanadnya ada perawi yang bernama, ‘Amr bin Tsabit dan Al-Hasan bin Al-Husain Al-‘Uraniy, yang dilemahkan oleh ‘ulama ahli hadits :
Tentang ‘Amr bin Tsabit yang nama lengkapnya ‘Amr bin Tsabit bin Hurmuz Al-Bakriy Abu Muhammad
:
Nasaiy berkata, “Dia matruukul hadiits”, dan pada kali yang lain mengatakan, ”laisa bitsiqat wa laa ma’mun”.
Abu Zar’ah mengatakan, “Dia dla’iiful hadiits”.
Mu’awiyah bin Shalih dari Yahya mengatakan, “Dia dla’if”
Bukhari
mengatakan, “Laisa bil qawiy”. [Tahdzibut Tahdziib juz 8, hal. 9, no. 11]
Tentang Al-Hasan bin
Al-Husain Al-‘Uraniy Al-Kuufiy:
Ibnu ‘Adiy mengatakan, “Dia meriwayatkan hadits munkar”. [Lisaanu Miizaan juz 2, hal. 250, no. 2426]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar