Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
20. Perang Yarmuk (Lanjutan)
Dalam Kitab Tarikh Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
وَ قَالَ سَيْفُ بْنُ عُمَرَ عَنْ اَبِي عُثْمَانَ الْغَسَّانِيّ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ عِكْرِمَةُ بْنُ اَبِي جَهْلٍ يَوْمَ الْيَرْمُوْكِ: قَاتَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فِي مَوَاطِنَ وَاَفِرُّ مِنْكُمُ الْيَوْمَ؟ ثُمَّ نَادَى: مَنْ يُبَايِعُ عَلَى الْمَوْتِ؟ فَبَايَعَهُ عَمُّهُ الْحَارِثُ بْنُ هِشَامٍ وَ ضِرَارُ بْنُ اْلاَزُوْرِ فِي اَرْبَعِمِائَةٍ مِنْ وُجُوْهِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ فُرْسَانِهِمْ، فَقَاتَلُوْا قُدَّامَ فُسْطَاطِ خَالِدٍ حَتَّى اَثْبَتُوْا جَمِيْعًا جِرَاحًا وَ قُتِلَ مِنْهُمْ خَلْقٌ مِنْهُمْ ضِرَارُ بْنُ اْلاَزُوْرِ رض.
Saif bin 'Umar meriwayatkan dari Abu 'Utsman Al-Ghossaaniy, dari ayahnya, ia berkata : Pada perang Yarmuk, 'Ikrimah bin Abu Jahl berkata, "Saya telah berperang bersama Rasulullah SAW di berbagai peperangan, apakah pantas pada hari ini aku lari meninggalkan kamu sekalian ?". Kemudian ia meyeru, "Siapa yang berani berbai'at untuk mati ?". Maka berbai'atlah pamannya yang bernama Al-Haarits bin Hisyaam, dan Dliroor bin Al-Azuur diantara empat ratus kaum muslimin dan para jagoan yang ikut berbai'at. Kemudian mereka berperang di depan khemahnya Khalid, sehingga mereka semua terluka, dan banyak pula yang mati syahid, termasuk Dliroor bin Al-Azuur. Semoga Allah meridlai mereka. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 14]
وَ قَدْ ذَكَرَ الْوَاقِدِيُّ وَ غَيْرُهُ اَنَّهُمْ لَمَّا صَرَعُوْا مِنَ الْجِرَاحِ اسْتَسْقَوْا مَاءً، فَجِيْءَ اِلَيْهِمْ بِشُرْبَةِ مَاءٍ. فَلَمَّا اقْتُرِبَتْ اِلَى اَحَدِهِمْ نَظَرَ اِلَيْهِ الْآخَرُ فَقَالَ: اِدْفَعْهَا اِلَيْهِ. فَلَمَّا دُفِعَتْ اِلَيْهِ نَظَرَ اِلَيْهِ اْلآخَرُ فَقَالَ: اِدْفَعْهَا اِلَيْهِ، فَتَدَافَعُوْهَا كُلُّهُمْ مِنْ وَاحِدٍ اِلَى وَاحِدٍ حَتَّى مَاتُوْا جَمِيْعًا وَلَمْ يَشْرَبْهَا اَحَدٌ مِنْهُمْ رض اَجْمَعِيْنَ. البداية و النهاية 7: 15
Al-Waqidiy dan lainnya menyebutkan bahwa pasukan muslimin yang terluka dalam peperangan itu, mereka minta air minum, lalu setelah didatangkan air minum kepada seseorang dari mereka, ketika itu ada temannya yang lain yang juga membutuhkan minum melihat kepadanya, maka ia mengatakan, "Berikanlah air minum itu kepadanya", dan setelah air minum itu dibawa kepada shahabat yang lain, iapun melihat ada temannya dari pasukan muslimin yang lain yang juga membutuhkan minum melihatnya, maka iapun mengatakan,"Berikanlah air minum itu kepadanya". Masing-masing mereka menyuruh memberikan air minum itu kepada yang lainnya, sehingga mereka itu semuanya meninggal dan tidak ada seorangpun diantara mereka itu yang meminumnya. Semoga Allah meridlai mereka semuanya. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 15]
وَيُقَالُ اِنَّ اَوَّلَ مَنْ قُتِلَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَوْمَئِذٍ شَهِيْدًا رَجُلٌ جَاءَ اِلَى اَبِى عُبَيْدَةَ فَقَالَ: اِنّيْ قَدْ تَهَيَّأْتُ لِاَمْرِي، فَهَلْ لَكَ مِنْ حَاجَةٍ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص؟ قَالَ: نَعَمْ. تُقْرِئُهُ السَّلَامَ وَ تَقُوْلُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا. قَالَ: فَتَقَدَّمَ هٰذَا الرَّجُلُ حَتَّى قُتِلَ رَحِمَهُ اللهُ.
Ada yang mengatakan : Sesungguhnya orang yang pertama gugur sebagai syahid dari pasukan muslimin dalam peperangan ini adalah seorang laki-laki yang datang kepada Abu 'Ubaidah, lalu ia berkata, "Sesungguhnya saya telah siap untuk urusanku ini. Apakah engkau ada pesan yang akan saya sampaikan kepada Rasulullah ?". Abu 'Ubaidah menjawab, "Ya, sampaikanlah salam kepada beliau, dan katakanlah : Ya Rasulullah, sesungguhnya kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Tuhan kami menjadi kenyataan". Kemudian orang laki-laki tersebut maju berperang, sehingga terbunuh sebagai syahid.Semoga Allah merahmatinya. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 15]
وَ ثَبَتَ كُلُّ الْقَوْمِ عَلَى رَايَتِهِمْ حَتَّى صَارَتِ الرُّوْمُ تَدُوْرُ كَاَنَّهَا الرَّحَا، فَلَمْ تَرَ يَوْمَ الْيَرْمُوْكِ اِلَّا مُخًّا سَاقِطًا وَ مِعْصَمًا نَادِرًا وَكَفًّا طَائِرَةً مِنْ ذٰلِكَ الْمَوْطِنِ. ثُمَّ حَمَلَ خَالِدٌ بِمَنْ مَعَهُ مِنَ الْخِيَالَةِ عَلَى الْمَيْسَرَةِ الَّتِىْ حَمَلَتْ عَلَى مَيْمَنَةِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاَزَالُوْهُمْ اِلَى الْقَلْبِ، فَقُتِلَ مِنَ الرُّوْمِ فِيْ حَمْلَتِهِ هٰذِهِ سِتَّةُ آلَافٍ مِنْهُمْ. ثُمَّ قَالَ: وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَمْ يَبْقَ عِنْدَهُمْ مِنَ الصَّبْرِ وَ الْجَلْدِ غَيْرُ مَا رَأَيْتُمْ وَ اِنّيْ لَاَرْجُوْ اَنْ يَمْنَحَكُمُ اللهُ اِكْتَافَهُمْ. ثُمَّ اعْتَرَضَهُمْ فَحَمَلَ بِمِائَةِ فَارِسٍ مَعَهُ عَلَى نَحْوٍ مِنْ مِائَةِ اَلْفٍ، فَمَا وَصَلَ اِلَيْهِمْ حَتَّى انْفَضَّ جَمْعُهُمْ، وَ حَمَلَ الْمُسْلِمُوْنَ عَلَيْهِمْ حَمْلَةَ رَجُلٍ وَاحِدٍ، فَانْكَشَفُوْا وَ تَبِعَهُمُ الْمُسْلِمُوْنَ لَا يَمْتَنِعُوْنَ مِنْهُمْ.
Masing-masing kaum dari pasukan muslimin berperang di bawah panji-panji mereka, sehingga pasukan Romawi berputar seperti penggiling tepung. Maka tidak kamu lihat pada perang Yarmuk itu melainkan kepala-kepala yang berjatuhan, lengan-lengan yang berceceran dan tangan-tangan yang melayang. Kemudian Khalid dengan pasukan berkuda yang ditempatkan di bagian kiri menyerang pasukan Romawi yang menyerang di bagian kanan pasukan muslimin, hingga pasukan muslimin berhasil memukul mundur pasukan Romawi sampai ke jantung pertahanan mereka. Dan dengan serbuan ini terbunuhlah dari pasukan Romawi sebanyak enam ribu orang. Kemudian Khalid berkata, "Demi Allah, yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah tinggal pada mereka itu orang yang shabar dan kuat melainkan apa yang kalian lihat itu, dan aku berharap semoga Allah menundukan mereka itu pada kalian". Kemudian Khalid dengan seratus penunggang kuda menghadapi seratus ribu pasukan Romawi. Kemudian Khalid maju menyerang musuh. Maka seketika itu terpecahlah kekuatan musuh, dan pasukan muslimin menyerbu pasukan Romawi dengan serbuan yang dahsyat, sehingga pasukan Romawi lari tunggang-langgang, dan dikejar oleh pasukan muslimin yang tidak tertahankan oleh mereka.
قَالُوْا وَ بَيْنَمَا هُمْ فِيْ جَوْلَةِ الْحَرْبِ وَ حَوْمَةِ الْوَغَى وَ اْلاَبْطَالُ يَتَصَاوَلُوْنَ مِنْ كُلّ جَانِبٍ، اِذْ قَدِمَ الْبَرِيْدُ مِنْ نَحْوِ الْحِجَازِ فَدَفَعَ اِلَى خَالِدِ بْنِ الْوَلِيْدِ، فَقَالَ لَهُ: مَا الْخَبَرُ؟ فَقَالَ لَهُ فِيْمَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَهُ، اِنَّ الصّدّيْقَ رض قَدْ تُوُفّيَ وَ اسْتَخْلَفَ عُمَرُ، وَ اسْتَنَابَ عَلَى الْجُيُوْشِ اَبَا عُبَيْدَةَ عَامِرَ بْنِ الْجَرَّاحِ. فَاَسَرَّهَا خَالِدٌ وَ لَمْ يَبْدُ ذٰلِكَ لِلنَّاسِ لِئَلَّا يَحْصُلَ ضَعْفٌ وَ وَهْنٌ فِي تِلْكَ الْحَالِ. وَ قَالَ لَهُ وَ النَّاسُ يَسْمَعُوْنَ: اَحْسَنْتَ. وَ اَخَذَ مِنْهُ الْكِتَابَ فَوَضَعَهُ فِيْ كِنَانَتِهِ وَ اشْتَغَلَّ بِمَا كَانَ فِيْهِ مِنْ تَدْبِيْرِ الْحَرْبِ وَ الْمُقَاتَلَةِ وَ اَوْقَفَ الرَّسُوْلَ الَّذِيْ جَاءَ بِالْكِتَابِ وَ هُوَ مُنْجِمَةُ بْنُ زَنِيْمٍ اِلَى جَانِبِهِ كَذَا ذَكَرَهُ ابْنُ جَرِيْرٍ بِاَسَانِيْدِهِ.
Para ahli tarikh menyebutkan : Di tengah-tengah serunya peperangan, di tengah-tengah hiruk-pikuknya medan pertempuran, para pahlawan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tiba-tiba datanglah seorang utusan yang membawa surat dari Hijaz, lalu ia menyerahkannya kepada Khalid bin Walid. Lalu Khalid bertanya, "Ada khabar apa ?". Maka pembawa surat itu membisikkan kepada Khalid bahwa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq telah wafat, dan 'Umar bin khaththab telah diangkat sebagai Khalifah penggantinya. Dan 'Umar memerintahkan agar Panglima perang diserahkan kepada Abu 'Ubaidah bin Jarrah. Lalu Khalid bin Walid merahasiakan berita itu, dan beliau tidak memberitahukannya kepada pasukan muslimin, supaya tidak terjadi kelemahan dan kelesuan pada pasukan muslimin di saat itu. Kemudian Khalid berkata kepada pembawa surat itu, "Baiklah". Lalu Khalid menerima surat itu, lalu menyimpannya di wadah anak panahnya, dan beliau sibuk dengan apa yang harus dikerjakan dari urusan peperangan. Dan Khalid lalu menempatkan utusan yang membawa surat itu (yakni Munjimah bin Zaniim) di sampingnya. Begitulah yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dengan sanad-sanadnya. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 15]
قَالُوْا وَ خَرَجَ جَرْجَةُ اَحَدُ اْلاُمَرَاءِ اْلكِبَارِ مِنَ الصَّفّ وَ اسْتَدْعَى خَالِدَ بْنَ الْوَلِيْدِ، فَجَاءَ اِلَيْهِ حَتَّى اخْتَلَفَتْ اَعْنَاقُ فَرْسَيْهِمَا، فَقَالَ جَرْجَةُ: يَا خَالِدُ، اَخْبِرْنِيْ فَاصْدُقْنِيْ وَلَا تَكْذِبْنِيْ، فَاِنَّ الْحُرَّ لَا يَكْذِبُ وَلَا تُخَادِعُنِيْ، فَاِنَّ الْكَرِيْمَ لَا يُخَادِعُ الْمُسْتَرْسِلَ بِاللهِ. هَلْ اَنْزَلَ اللهُ عَلَى نَبِيّكُمْ سَيْفًا مِنَ السَّمَاءِ، فَاَعْطَاكَهُ فَلَا تَسُلَّهُ عَلَى اَحَدٍ اِلَّا هَزَمْتَهُمْ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: فَبِمَ سُمّيْتَ سَيْفَ اللهِ؟ قَالَ: اِنَّ اللهَ بَعَثَ فِيْنَا نَبِيَّهُ، فَدَعَانَا، فَنَفَرْنَا مِنْهُ وَ نَأَيْنَا عَنْهُ جَمِيْعًا. ثُمَّ اِنَّ بَعْضَنَا صَدَّقَهُ وَ تَابَعَهُ وَ بَعْضَنَا كَذَّبَهُ وَ بَاعَدَهُ، فَكُنْتُ فِيْمَنْ كَذَّبَهُ وَ بَاعَدَهُ، ثُمَّ اِنَّ اللهَ اَخَذَ بِقُلُوْبِنَا وَ نَوَاصِيْنَا فَهَدَانَا بِهِ وَ بَايَعْنَاهُ. فَقَالَ لِي: اَنْتَ سَيْفٌ مِنْ سُيُوْفِ اللهِ سَلَّهُ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ. وَ دَعَا لِي بِالنَّصْرِ، فَسُمّيْتُ سَيْفَ اللهِ بِذٰلِكَ، فَاَنَا مِنْ اَشَدّ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ. البداية و النهاية 7: 15
Kemudian para ahli tarikh menyebutkan : Jarjah seorang pemimpin besar Romawi keluar dari barisan, lalu memanggil Khalid bin Walid. Maka Khalidpun datang kepadanya, sehingga leher kuda dari kedua pemimpin itu berdekatan, lalu Jarjah berkata, "Hai Khalid, beritahukanlah kepadaku, berlakulah jujur kepadaku dan jangan berbohong kepadaku, karena orang merdeka tidak akan berbohong dan tidak akan menipuku, karena orang yang mulia tidak akan menipu orang yang minta kemudahan dengan nama Allah. Apakah Allah menurunkan kepada Nabi kalian pedang dari langit, lalu Nabi mu memberikan kepadamu, sehingga tidaklah kamu menghunusnya untuk memerangi musuh melainkan kamu bisa mengalahkan mereka ?". Khalid bin Walid menjawab, "Tidak". Jarjah bertanya lagi, "Lalu sebab apa kamu dinamakan "Saifullah (Pedang Allah) ?". Khalid bin Walid menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengutus Nabi-Nya di kalangan kami, lalu Nabi itu mengajak kami untuk beriman, lalu kami semua lari dan menjauhkan diri darinya. Kemudian setelah itu sebagian dari kami ada yang beriman dan mengikutinya, dan sebagian lagi ada yang mendustakannya dan menjauhinya. Saya dahulu termasuk orang yang mendustakannya dan menjauhinya, kemudian sesungguhnya Allah telah mengambil hati dan ubun-ubun kami, lalu memberi hidayah kepada kami dengan beriman kepadanya, dan kamipun berbai'at kepadanya. Lalu beliau bersabda kepadaku, "Kamu adalah sebuah pedang diantara pedang-pedang Allah yang Allah menghunusnya untuk menumpas orang-orang musyrik. Dan beliau berdo'a untukku dengan kemenangan. Maka begitulah, aku dinamakan "Pedang Allah". Maka aku termasuk diantara kaum muslimin yang paling keras terhadap orang-orang musyrik". [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 15]
فَقَالَ جَرْجَةُ: يَا خَالِدُ، اِلَى مَا تَدْعُوْنَ؟ قَالَ: اِلَى شَهَادَةِ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، وَ اْلاِقْرَارِ بِمَا جَاءَ بِهِ مِنْ عِنْدِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. قَالَ: فَمَنْ لَمْ يُجِبْكُمْ؟ قَالَ: فَالْجِزْيَةُ وَ نَمْنَعُهُمْ. قَالَ: فَاِنْ لَمْ يُعْطِهَا؟ قَالَ: نُؤْذِنُهُ بِالْحَرْبِ ثُمَّ نُقَاتِلُهُ. قَالَ: فَمَا مَنْزِلَةُ مَنْ يُجِيْبُكُمْ وَ يَدْخُلُ فِي هٰذَا اْلاَمْرِ الْيَوْمَ؟ قَالَ: مَنْزِلَتُنَا وَاحِدَةٌ فِيْمَا افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْنَا شَرِيْفُنَا وَ وَضِيْعُنَا وَ اَوَّلُنَا وَ آخِرُنَا.
Kemudian Jarjah bertanya lagi, "Hai Khalid, kepada apa kalian menyeru kami ?". Khalid menjawab, "Kepada kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan mengakui apa yang dibawa olehnya dari sisi Allah 'Azza wa Jalla". Jarjah bertanya lagi, "Lalu orang yang tidak mau menyambut seruan kalian ?". Khalid menjawab, "Mereka harus membayar jizyah dan mereka akan dilindungi". Jarjah bertanya lagi, "Jika tidak mau membayar jizyah ?". Khalid menjawab, "Kami akan mengumumkan perang, dan kami akan memeranginya". Jarjah bertanya lagi, "Lalu bagaimana kedudukan orang yang mau menerima seruan kalian, dan masuk Islam pada hari ini ?". Khalid menjawab, "Kedudukan kita adalah satu, sama-sama berkewajiban menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kita, baik orang bangsawan maupun rakyat jelata, yang dahulu maupun yang belakangan".
قَالَ جَرْجَةُ: فَلِمَنْ دَخَلَ فِيْكُمُ الْيَوْمَ مِنَ اْلاَجْرِ مِثْلُ مَا لَكُمْ مِنَ اْلاَجْرِ وَ الذُّخْرِ؟ قَالَ: نَعَمْ، وَ اَفْضَلُ. قَالَ: وَ كَيْفَ يُسَاوِيْكُمْ وَقَدْ سَبَقْتُمُوْهُ؟ فَقَالَ خَالِدٌ: اِنَّا قَبِلْنَا هٰذَا اْلاَمْرَ عَنْوَةً وَ بَايَعْنَا نَبِيَّنَا وَ هُوَ حَيٌّ بَيْنَ اَظْهُرِنَا، تَأْتِيْهِ اَخْبَارُ السَّمَاءِ وَ يُخْبِرُنَا بِالْكِتَابِ وَ يُرِيْنَا اْلاٰيٰتِ، وَ حُقَّ لِمَنْ رَاَى مَا رَاَيْنَا وَ سَمِعَ مَا سَمِعْنَا اَنْ يُسْلِمَ وَ يُبَايِعَ، وَ اِنَّكُمْ اَنْتُمْ لَمْ تَرَوْا مَا رَاَيْنَا وَ لَمْ تَسْمَعُوْا مَا سَمِعْنَا مِنَ الْعَجَائِبِ وَ الْحُجَجِ، فَمَنْ دَخَلَ فِيْ هٰذَا اْلاَمْرِ مِنْكُمْ بِحَقِيْقَةٍ وَ نِيَّةٍ كَانَ اَفْضَلَ مِنَّا.
Jarjah bertanya lagi, "Lalu orang yang masuk pada golongan kalian pada hari ini, apakah akan mendapatkan pahala seperti yang kalian dapatkan ?". Khalid menjawab, "Ya, dan itu lebih bagus". Jarjah bertanya lagi, "Bagaimana bisa sama dengan kalian, sedangkan kalian telah mendahuluinya ?". Khalid menjawab, "Sesungguhnya dahulu kami menerima agama ini dengan perdamaian, lalu kami berbai'at kepada Nabi kami, ketika itu beliau masih hidup di tengah-tengah kami. Lalu datang kepada beliau berita-berita dari langit, lalu beliau memberitahukan kepada kami dengan kitab dan memperlihatkan ayat-ayat (mu'jizat-mu'jizat) kepada kami, dan memang sepantasnya orang yang melihat apa yang kami lihat, dan mendengar apa yang kami dengar, masuk Islam dan berbai'at. Dan sesungguhnya kalian tidak melihat apa yang kami lihat, dan tidak mendengar apa yang kami dengar berupa keajaiban-keajaiban dan tandabukti-tandabukti, maka barangsiapa diantara kalian yang masuk ke dalam agama ini dan betul-betul dengan niyat yang tulus ikhlash, maka dia lebih utama daripada kami.
فَقَالَ جَرْجَةُ: بِاللهِ لَقَدْ صَدَقْتَنِي وَلَمْ تُخَادِعْنِيْ. قَالَ: تَاللهِ لَقَدْ صَدَقْتُكَ، و اِنَّ اللهَ وَلِيُّ مَا سَأَلْتَ عَنْهُ. فَعِنْدَ ذٰلِكَ قَلَبَ جَرْجَةُ التُّرْسَ وَ مَالَ مَعَ خَالِدٍ وَ قَالَ عَلّمْنِى اْلاِسْلَامَ. فَمَالَ بِهِ خَالِدٌ اِلَى فُسْطَاطِهِ فَسَنَّ عَلَيْهِ قِرْبَةً مِنْ مَاءٍ ثُمَّ صَلَّى بِهِ رَكْعَتَيْنِ.
Jarjah berkata, "Demi Allah, sungguh kamu telah berkata jujur kepadaku dan tidak menipuku". Khalid berkata, "Demi Allah, sungguh aku berkata jujur kepadamu, dan Allah pelindung yang menyaksikan apa yang kamu tanyakan tentang hal itu". Kemudian ketika itu Jarjah membalikkan perisainya dan ikut kepada Khalid, dan ia berkata, "Ajarilah aku tentang Islam". Lalu Khalid membawanya ke khemahnya, lalu menuangkan air untuknya dari qirbah (untuk bersuci), lalu Jarjah shalat dua reka'at dengan Khalid. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 16]
21. Perang Yarmuk (lanjutan)
Dalam Kitab Tarikh Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut :
وَ حَمَلَتِ الرُّوْمُ مَعَ انْقِلَابِهِ اِلَى خَالِدٍ وَ هُمْ يَرَوْنَ اَنَّهَا مِنْهُ حَمْلَةً، فَاَزَالُوا الْمُسْلِمِيْنَ عَنْ مَوَاقِفِهِمْ اِلَّا الْمُحَامِيَةَ عَلَيْهِمْ عِكْرِمَةُ بْنُ اَبِي جَهْلٍ وَالْحٰرِثُ بْنُ هِشَامٍ. فَرَكِبَ خَالِدٌ وَ جَرْجَةُ مَعَهُ وَ الرُّوْمُ خِلَالَ الْمُسْلِمِيْنَ، فَتَنَادَى النَّاُس وَ ثَابُوْا وَ تَرَاجَعَتِ الرُّوْمُ اِلَى مَوَاقِفِهِمْ وَ زَحَفَ خَالِدٌ بِالْمُسْلِمِيْنَ حَتَّى تَصَافَحُوْا بِالسُّيُوْفِ. فَضَرَبَ فِيْهِمْ خَالِدٌ وَ جَرْجَةُ مِنْ لَدُنْ اِرْتِفَاعِ النَّهَارِ اِلَى جُنُوْحِ الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ. وَ صَلَّى الْمُسْلِمُوْنَ صَلَاةَ الظُّهْرِ وَ صَلَاةَ الْعَصْرِ اِيْمَاءً وَ اُصِيْبَ جَرْجَةُ رَحِمَهُ اللهُ وَلَمْ يُصَلّ للهِ اِلَّا تِلْكَ الرَّكْعَتَيْنِ مَعَ خَالِدٍ رض.
Setelah Jarjah masuk Islam dan bergabung dengan pasukan muslimin, lalu pasukan Romawi menyerbu pasukan muslimin sehingga membuat pasukan muslimin terdesak,kecuali pasukan pertahanan yang dipimpin oleh 'Ikrimah bin Abu Jahl dan Al-Haarits bin Hisyaam. Kemudian Khalid beserta Jarjah bergerak menyerbu pasukan Romawi yang berada diantara pasukan kaum muslimin. Kemudian pasukan Romawi saling memanggil berusaha mengumpulkan kembali tentaranya yang berlarian sehingga sebagian pasukan Romawi kembali berkumpul dan menempati posisi masing-masing. Ketika itu Khalid dengan pasukan muslimin memerangi musuh hingga pedang-pedang mereka saling berbenturan. Khalid dan Jarjah terus menerus memerangi musuh dari menjelang siang hingga matahari akan tengggelam. Waktu itu kaum muslimin melaksanakan shalat Dhuhur dan 'Ashar dengan isyarat.Jarjah akhirnya terbunuh, semoga Allah merahmatinya, sedangkan dia belum pernah shalat kecuali dua rekaat yang dikerjakannya bersama Khalid RA. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 16]
وَ ضَعْضَعَتِ الرُّوْمُ عِنْدَ ذٰلِكَ، ثُمَّ نَهَدَ خَالِدٌ بِالْقَلْبِ حَتَّى صَارَ فِي وَسَطِ خُيُوْلِ الرُّوْمِ. فَعِنْدَ ذٰلِكَ هَرَبَتْ خَيَّالَتُهُمْ وَ اَسْنَدَتْ بِهِمْ فِيْ تِلْكَ الصَّحْرَاءِ، وَ اَفْرَجَ الْمُسْلِمُوْنَ بِخُيُوْلِهِمْ حَتَّى ذَهَبُوْا. وَ اَخَّرَ النَّاسُ صَلَاتَيِ الْعِشَاءَيْنِ حَتَّى ِاِسْتَقَرَّ الْفَتْحُ، وَ عَمَدَ خَالِدٌ اِلَى رَحْلِ الرُّوْمِ وَ هُمُ الرَّجَّالَةُ فَفَصَلُوْهُمْ حَتَّى آخِرِهِمْ حَتَّى صَارُوْا كَاَنَّهُمْ حَائِطٌ قَدْ هُدِمَ.
Setelah itu pasukan Romawi melemah. Kemudian Khalid kembali menyerbu di jantung pertahanan musuh hingga sampai di tengah-tengah pasukan berkuda Romawi. Ketika itu pasukan berkuda Romawi lari tunggang langgang ke padang pasir, dan pasukan muslimin sengaja membukakan jalan bagi pasukan berkuda musuh hingga mereka semua pergi. Pasukan muslimin mengakhirkan shalat Maghrib dan 'Isyak hingga benar-benar tercapai kemenangan. Kemudian Khalid menuju ke tengah pasukan Romawi dan membubarkan pasukan pejalan kaki, sehingga membuat mereka cerai-berai dan lari kocar-kacir ibarat tembok yang telah roboh.
ثُمَّ تَبِعُوْا مَنْ فَرَّ مِنَ الْخَيَّالَةِ وَ اقْتَحَمَ خَالِدٌ عَلَيْهِمْ خَنْدَقَهُمْ وَجَاءَ الرُّوْمُ فِي ظَلَامِ اللَّيْلِ اِلَى الْوَاقُوْصَةِ، فَجَعَلَ الَّذِيْنَ تَسَلْسَلُوْا وَ قَيَّدُوْا بَعْضُهُمْ بِبَعْضٍ اِذَا سَقَطَ وَاحِدٌ مِنْهُمْ سَقَطَ الَّذِيْنَ مَعَهُ. قَالَ ابْنُ جَرِيْرٍ وَ غَيْرُهُ: فَسَقَطَ فِيْهَا وَ قُتِلَ عِنْدَهَا مِائَةُ اَلْفٍ وَ عِشْرُوْنَ اَلْفًا سِوَى مَنْ قُتِلَ فِي الْمَعْرَكَةِ. وَقَدْ قَاتَلَ نِسَاءُ الْمُسْلِمِيْنَ فِي هٰذَا الْيَوْمِ. وَ قَتَلُوْا خَلْقًا كَثِيْرًا مِنَ الرُّوْمِ. وَ كُنَّ يَضْرِبْنَ مَنْ اِنْهَزَمَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ يَقُلْنَ: اَيْنَ تَذْهَبُوْنَ وَ تَدَعُوْنَنَا لِلْعُلُوْجِ؟ فَاِذَا زَجَرْنَهُمْ لَا يَمْلِكُ اَحَدٌ نَفْسَهُ حَتَّى يَرْجِعَ اِلَى اْلقِتَالِ.
Kemudian Khalid mengejar pasukan berkuda Romawi yang lari tercerai-berai itu hingga berhasil menerobos parit mereka. Pasukan Romawi tersebut dalam kegelapan malam melarikan diri menuju Al-Waqushah. Adapun pasukan yang bergandengan dengan rantai besi, jika salah satu terjatuh maka terjatuhlah semuanya.
Ibnu Jarir dan lainnya berkata : Pada waktu itu yang jatuh dan terbunuh mencapai 120.000 orang, selain yang terbunuh di medan perang". Pada peperangan ini para wanita muslimah juga ikut berpartisipasi sehingga pasukan muslimin berhasil membunuh banyak pasukan Romawi. Para wanita itu bertugas memukul tentara kaum muslimin yang lari dari medan pertempuran sambil meneriaki mereka, "Mau lari ke mana kalian, apakah kalian akan meninggalkan kami kepada para tentara kafir ?". Maka jika diteriaki seperti itu, tidak seorangpun yang sanggup mendengarnya, sehingga orang itu kembali bertempur. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 16]
قَالُوْا: وَقُتِلَ فِي هٰذَا الْيَوْمِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ثَلَاثَةُ آلَافٍ، مِنْهُمْ عِكْرِمَةُ وَ ابْنُهُ عَمْرٌو وَ سَلَمَةُ بْنُ هِشَامٍ وَ عَمْرُو بْن سَعِيْدٍ وَ اَبَانُ بْنُ سَعِيْدٍ. وَ اَثْبَتَ خَالِدُ بْنُ سَعِيْدٍ فَلَا يُدْرَي اَيْنَ ذَهَبَ، وَ ضِرَارُ بْنُ اْلاَزُوْرِ وَ هِشَامُ بْنُ الْعَاصِ وَ عَمْرُو بْنُ الطُّفَيْلِ بْنِ عَمْرٍو اَلدَّوْسِيُّ، وَ حَقَّقَ اللهُ رُؤْيَا اَبِيْهِ يَوْمَ الْيَمَامَةِ. وَ قَدْ اَتْلَفَ فِي هٰذَا اْليَوْمِ جَمَاعَةٌ مِنَ النَّاسِ، اِنْهَزَمَ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ فِي اَرْبَعَةٍ حَتَّى وَ صَلُوْا اِلَى النّسَاءِ، ثُمَّ رَجَعُوْا حِيْنَ زَجَرَهُمُ النّسَاءُ، وَ انْكَشَفَ شُرَحْبِيْلُ بْنُ حَسَنَةَ وَ اَصْحَابُهُ، ثُمَّ تَرَاجَعُوْا حَتَّى وَعَظَهُمُ الْاَمِيْرُ بِقَوْلِهِ تَعَالَى اِنَّ اللهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَ اَمْوَالَهُمْ... اَلْآيَةَ.
Para ahli tarikh menyebutkan bahwa jumlah kaum muslimin yang terbunuh dalam peperangan ini sebanyak 3000 orang, termasuk di dalamnya 'Ikrimah dan putranya, yaitu 'Amr, Salamah bin Hisyam, 'Amr bin Sa'id, dan Aban bin Sa'id, Dlirar bin Al-Azuur, Hisyam bin Al-'Aash, 'Amr bin Thufail bin 'Amr Ad-Dausiy, Allah membuktikan kebenaran mimpi ayahnya pada peperangan Yamamah (Ayahnya pernah bermimpi yang ta'wilnya bahwa putranya tersebut akan gugur dalam perang Yarmuk). Adapun Khalid bin Sa'id, dia terluka berat dan tidak diketahui hilang ke mana.
Pada waktu itu banyak orang yang melarikan diri. 'Amr bin 'Aash dengan temannya berempat juga mundur, hingga sampai di tempat para wanita. Kemudian mereka itu dicegah oleh kaum wanita sehingga merekapun kembali ke medan pertempuran. Syurahbil bin Hasanah dan teman-temannya juga mundur, kemudian mereka kembali ke medan pertempuran setelah dinasehati oleh pimpinan pasukan dengan firman Allah Ta'aalaa (yang artinya) :
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. [QS.At-Taubah : 111] [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal.17]
وَ ثَبَتَ يَوْمَئِذٍ يَزِيْدُ بْنُ اَبِي سُفْيَانَ وَ قَاتَلَ قِتَالًا شَدِيْدًا وَ ذٰلِكَ اَنَّ اَبَاهُ مَرَّ بِهِ، فَقَالَ لَهُ: يَا بُنَيَّ، عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ وَ الصَّبْرِ فَاِنَّهُ لَيْسَ رَجُلٌ بِهٰذَا الْوَادِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ اِلَّا مَحْفُوْفًا بِالْقِتَالِ. فَكَيْفَ بِكَ وَ بِاَشْبَاهِكَ الَّذِيْنَ وُلُّوْا اُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ؟ اُولٰئِكَ اَحَقُّ النَّاسِ بِالصَّبْرِ وَ النَّصِيْحَةِ، فَاتَّقِ اللهَ يَا بُنَيَّ وَلَا يَكُوْنَنَّ اَحَدٌ مِنْ اَصْحَابِكَ بِاَرْغَبَ فِي اْلاَجْرِ وَ الصَّبْرِ فِي الْحَرْبِ وَلَا اَجْرَاَ عَلَى عَدُوّ اْلاِسْلَامِ مِنْكَ. فَقَالَ: اَفْعَلُ اِنْ شَاءَ اللهُ. فَقَاتَلَ يَوْمَئِذٍ قِتَالًا شَدِيْدًا وَ كَانَ مِنْ نَاحِيَةِ اْلقَلْبِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Pada waktu itu Yazid bin Abu Sufyan tetap tegar berperang dengan hebatnya. Yang demikian itu karena ketika ayahnya melewatinya, beliau berpesan kepadanya, "Wahai anakku, hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah dan bershabar, karena sesungguhnya tidak ada satupun prajurit di medan pertempuran ini kecuali bersungguh-sungguh dalam berperang. Lalu bagaimana dengan dirimu dan orang-orang yang seperti kamu sebagai pemimpin kaum muslimin ? Tentulah orang-orang seperti kamu dituntut untuk lebih bershabar dan setia. Maka bertaqwalah kepada Allah wahai anakku, dan jangan sampai kamu dikalahkan oleh para shahabatmu dalam semangatnya mengejar pahala dan keshabarannya dalam peperangan serta keberaniannya dalam menghadapi musuh Islam ". Mendengar nasehat ayahnya tersebut Yazid berkata, "Aku akan melaksanakannya, insya Allah". Maka karena itulah Yazid berperang dengan hebatnya dalam pertempuran itu, dan ia berada di posisi jantung pasukan. Semoga Allah meridlainya. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 17]
قَالَ سَعِيْدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: هَدَأَتِ اْلاَصْوَاتُ يَوْمَ الْيَرْمُوْكِ فَسَمِعْنَا صَوْتًا يَكَادُ يَمْلَأُ الْعَسْكَرَ يَقُوْلُ: يَا نَصْرَ اللهِ اِقْتَرِبْ, اَلثَّبَاتَ اَلثَّبَاتَ يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِيْنَ. قَالَ: فَنَظَرْنَا فَاِذَا هُوَ اَبُوْ سُفْيَانَ تَحْتَ رَايَةِ ابْنِهِ يَزِيْدَ. وَ اَكْمَلَ خَالِدٌ لَيْلَتَهُ فِي خَيْمَةِ تَذَارِقَ اَخِى هِرَقْلَ وَ هُوَ اَمِيْرُ الرُّوْمِ كُلّهِمْ يَوْمَئِذٍ هَرَبَ فِيْمَنْ هَرَبَ. وَ بَاتَتِ الْخُيُوْلُ تَجُوْلُ نَحْوَ خَيْمَةِ خَالِدٍ يَقْتُلُوْنَ مَنْ مَرَّ بِهِمْ مِنَ الرُّوْمِ حَتَّى اَصْبَحُوْا
Sa'id bin Al-Musayyab berkata dari ayahnya, dia berkata : Kemudian tenanglah suara dalam perang Yarmuk ini, lalu kami mendengar suara yang hampir-hampir terdengar oleh semua pasukan, "Wahai pertolongan Allah, datanglah segera ! Wahai pasukan muslimin, bertahanlah ! Wahai pasukan muslimin, bertahanlah !". Lalu aku lihat, ternyata itu adalah suara Abu Sufyan yang berada di bawah panji putranya, Yazid".
Malam itu Khalid bermalam di kemahnya Tadzariq, saudara Hiraqlius yang menjadi panglima tertinggi pasukan Romawi pada peperangan ini. Tadzariq telah melarikan diri beserta para pasukan Romawi, sementara pasukan berkuda kaum muslimin berkumpul di sekeliling kemah Khalid, dan mereka membunuh pasukan Romawi yang lewat, yang demikian itu berlangsung sampai Shubuh.
وَ قُتِلَ تَذَارِقُ وَ كَانَ لَهُ ثَلَاثُوْنَ سُرَادِقًا وَ ثَلَاثُوْنَ رُوَاقًا مِنْ دِيْبَاجٍ بِمَا فِيْهَا مِنَ اْلفُرْشِ وَ الْحَرِيْرِ. فَلَمَّا كَانَ الصَّبَاحُ حَازُوْا مَا كَانَ هُنَالِكَ مِنَ الْغَنَائِمِ، وَمَا فَرِحُوْا بِمَا وَجَدُوْا بِقَدْرِ حُزْنِهِمْ عَلَى الصّدّيْقِ حِيْنَ اَعْلَمَهُمْ خَالِدٌ بِذٰلِكَ، وَلٰكِنْ عَوَّضَهُمُ اللهُ بِالْفَارُوْقِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ. وَقَالَ خَالِدٌ حِيْنَ عَزَّى الْمُسْلِمِيْنَ فِي الصّدّيْقِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ قَضَى عَلَى اَبِي بَكْرٍ بِالْمَوْتِ وَ كَانَ اَحَبَّ اِلَيَّ مِنْ عُمَرَ، وَ الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ وَلَّي عُمَرَ، وَ كَانَ اَبْغَضَ اِلَيَّ مِنْ اَبِي بَكْرٍ وَ اَلْزَمَنِى حُبَّهُ.
Dan akhirnya Tadzariq terbunuh. Tadzariq memiliki 30 kemah, atapnya terbuat dari sutera, yang di dalam kemah-kemah itu terdapat berbagai kasur empuk dan sutera. Pada pagi harinya pasukan muslimin mengumpulkan harta rampasan perang yang banyak itu. Namun tidak sebanding dengan kesedihan mereka setelah mereka mendengar berita wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq yang disampaikan oleh Khalid bin Walid ketika itu. Tetapi Allah memberi ganti mereka dengan 'Umar Al-Faruq RA.
Khalid bin Walid berkata ketika menghibur kaum muslimin atas wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, "Alhamdu lillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi ketentuan atas wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sesungguhnya dirinya lebih aku sukai daripada 'Umar. Dan segala puji bagi Allah yang telah mengangkat 'Umar sebagai penggantinya, sesungguhnya 'Umar tidak lebih aku sukai daripada Abu Bakar, dan akhirnya Allah mewajibkan aku untuk mencintainya". [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 17]
وَقَدْ اِتَّبَعَ خَالِدٌ مَنْ اِنْهَزَمَ مِنَ الرُّوْمِ حَتَّى وَصَلَ اِلَى دِمَشْقَ، فَخَرَجَ اِلَيْهِ اَهْلُهَا فَقَالُوْا نَحْنُ عَلَى عَهْدِنَا وَ صُلْحِنَا؟ قَالَ: نَعَمْ. ثُمَّ اِتَّبَعَهُمْ اِلَى ثَنِيَةِ الْعِقَابِ، فَقُتِلَ مِنْهُمْ خَلْقًا كَثِيْرًا، ثُمَّ سَاقَ وَرَاءَهُمْ اِلَى حِمْصَ، فَخَرَجَ اِلَيْهِ اَهْلُهَا فَصَالَحَهُمْ كَمَا صَالَحَ اَهْلُ دِمَشْقَ. وَ بَعَثَ اَبُوْ عُبَيْدَةَ عِيَاضَ بْنَ غَنْمٍ وَرَاءَهُمْ اَيْضًا، فَسَاقَ حَتَّى وَصَلَ مُلْطِيَةَ فَصَالَحَهُ اَهْلُهَا وَ رَجَعَ.
Kemudian Khalid bin Walid dengan pasukannya mengejar pasukan Romawi yang melarikan diri hingga sampai di Damasqus. Maka penduduknya keluar dan berkata, "Apakah kita bisa membuat perjanjian dan perdamaian ?". Khalid menjawab, "Ya, bisa". Kemudian Khalid mengejar pasukan Romawi sampai ke Tsaniyatul 'Iqab, maka banyak dari mereka itu yang terbunuh. Kemudian Khalid membawa pasukannya ke Himsha, maka keluarlah penduduknya menemui Khalid, lalu Khalid membuat perjanjian damai dengan mereka sebagaimana yang dilakukan oleh penduduk Damasqus. Abu 'Ubaidah juga mengutus 'Iyadl bin Ghanmin di belakang mereka, lalu dia membawa pasukannya ke Multhiyah, lalu penduduknya membuat perjanjian damai, kemudian ia kembali.
فَلَمَّا بَلَغَ هِرَقْلَ ذٰلِكَ بَعَثَ اِلَى مُقَاتِلِيْهَا فَحَضَرُوْا بَيْنَ يَدَيْهِ وَ اَمَرَ بِمُلْطِيَةَ، فَحُرِقَتْ وَ انْتَهَتِ الرُّوْمُ مُنْهَزِمَةً اِلَى هِرَقْلَ وَ هُوَ بِحِمْصَ، وَ الْمُسْلِمُوْنَ فِي آثَارِهِمْ يَقْتُلُوْنَ وَيَأْسِرُوْنَ وَيَغْنَمُوْنَ. فَلَمَّا وَصَلَ الْخَبَرُ اِلَى هِرَقْلَ، اِرْتَحَلَ مِنْ حِمْصَ وَجَعَلَهَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَتَرَسَ بِهَا، وَقَالَ هِرَقْلُ: اَمَّا الشَّامُ فَلَاَشْاَمُ، وَ وَيْلٌ لِلرُّوْمِ مِنَ الْمَوْلُوْدِ الْمَشْؤُوْمِ.
Setelah berita peristiwa tersebut sampai ke Hiraqlius, lalu ia mengirim utusan supaya memanggil pasukannya. Setelah mereka datang di hadapan Raja Hiraqlius, lalu Raja Hiraqlius memerintahkan supaya ke Multhiyah, lalu dibakarlah kota itu, lalu pasukan Romawi kembali menghadap Raja Hiraqlius yang pada waktu itu sedang berada di Himsha.
Kemudian pasukan muslimin mengejar di belakang mereka, pasukan muslimin membunuh, menawan dan mengambil harta rampasan perang. Setelah berita itu sampai kepada Raja Hiraqlius, lalu Raja meninggalkan kota Himsha dan menjadikan kota Himsha sebagai perisai atau penghalang antara Raja dengan pasukan muslimin. Dan Raja Hiraqlius berkata, "Adapun negeri Syam, maka sungguh sial, dan celakalah orang-orang Romawi yang dilahirkan dalam kesialan". [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 7, hal. 17]
22. Wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat pada hari Senin sore (ada yang mengatakan sesudah Maghrib), tanggal 22 Jumadil akhir tahun 13 Hijriyah, setelah sakit selama 15 hari. Lalu diqubur pada malam harinya. 'Umar bin Khaththab dengan kaum muslimin menshalatkan jenazah beliau. Ketika sakit, beliau berpesan agar 'Umar bin Khaththab meneruskan memimpin kaum muslimin. Pesan tersebut ditulis oleh 'Utsman bin 'Affan, lalu dibacakan kepada kaum muslimin, maka kaum muslimin pun menyetujuinya, mendengar dan tha'at kepadanya. Abu Bakar Ash-Shiddiq menjabat sebagai khalifah selama 2 tahun lebih 3 bulan. Ketika wafat, umur beliau mencapai 63 tahun, sama dengan umur Rasulullah SAW. Allah telah mengumpulkan beliau berdua di dalam qubur sebagaimana mengumpulkan beliau berdua ketika hidup.Semoga Allah meridlainya, dan beliau puas dengan limpahan rahmat-Nya.
23. Para istri dan putra-putri Abu Bakar RA
Para istri Abu Bakar : 1. Qutailah binti ‘Abdul ‘Uzza, 2. Ummu Rumaan binti ‘Aamir, 3.Asma’ binti 'Umais, dan 4. Habiibah binti Khoorijah.
Adapun putra-putri Abu Bakar : 1. ‘Abdullah, 2. Asma’, 3. ‘Abdur Rahman, 4. ‘Aisyah (istri Nabi SAW). 5. Muhammad, 6. Ummu Kultsum.
Ibnu Sa’ad meriwayatkan di dalam kitab Thabaqaat nya sebagai berikut :
Abu Bakar mempunyai putra bernama ‘Abdullah dan putri bernama Asmaa’ dzaatun Nithaaqain, yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama Qutailah binti ‘Abdul Uzza bin ‘Abdi As’ad bin Nadlr binMalik bin Hislin bin ‘Aamir bin Lu’aiy.
Dan beliau mempunyai putra bernama ‘Abdur Rahman dan putri bernama ‘Aisyah (istri Nabi SAW) yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama Ummu Rumaan binti ‘Aamir bin ‘Uwaimir bin Abdi Syamsin bin ‘Attaab bin Adziinah bin Subai’ bin Duhmaan bin Al-Haarits bin Ghanmin bin Maalik bin Kinaanah. Dan ada yang mengatakan Ummu Rumaan nasabnya sebagai berikut : Ummu Rumaan binti ‘Aamir bin ‘Umairah bin Dzuhl bin Duhmaan bin Al-Haarits bin Ghanmin bin Maalik bin Kinaanah.
Dan beliau mempunyai putra bernama Muhammad bin Abu Bakar, yang terlahir dari istri Abu Bakar yang bernama Asmaa’ binti ‘Umais bin Ma’add bin Taim bin Al-Haarits bin Ka’ab bin Maalik, bin Kuhaafah bin ‘Aamir bin Maalik, bin Nasr bin Wahbillah bin Syahraan bin ‘Ifris bin Half bin Aftal, yaitu Khots’am.
Beliau mempunyai puteri bernama Ummu Kultsum binti Abu Bakar, yang terlahir dari istrinya yang bernama Habiibah binti Khoorijah bin Zaid bin Abi Zuhair dari Bani Al-Haarits bin Al-Khozroj. [Thabaqaat Ibnu Sa’ad juz 3, hal. 169]
Abu Bakar mendapat laqaban Ash-Shiddiiq, karena beliau adalah orang yang cepat membenarkan apa saja yang dikatakan oleh Rasulullah SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA dilahirkan di Makkah dua tahun setelah kelahiran Nabi SAW, maka beliau lebih muda dari pada Nabi SAW.
24. Diantara keutamaan Abu Bakar RA
Abu Bakar adalah orang laki-laki yang pertama kali masuk Islam, setelah mendapatkan da'wah Nabi SAW.
Abu Bakar adalah shahabat Nabi SAW yang rajin beribadah dan sangat dermawan. Diriwayatkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَصْبَحَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ صَائِمًا؟ فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَنَا، فَقَالَ: مَنْ اَطْعَمَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ مِسْكِيْنًا؟ قَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَنَا، فَقَالَ: مَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ جَنَازَةً؟ فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَنَا، قَالَ: مَنْ عَادَ مِنْكُمُ اْليَوْمَ مَرِيْضًا؟ قَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَنَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا اجْتَمَعَتْ ه?ذِهِ اْلخصَالُ قَطُّ فِى رَجُلٍ اِلاَّ دَخَلَ اْلجَـنَّةَ. ابن خزيمة فى صحيحه 3: 304
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah bertanya (kepada para shahabat), “Siapakah diantara kalian pada hari ini yang sejak pagi berpuasa ?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “Siapakah diantara kalian pada hari ini yang sudah memberi makan orang miskin ?”, Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “Siapakah diantara kalian yang hari ini sudah mengantarkan jenazah ?”. Abu Bakar menjawab, “Saya”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “Siapakah diantara kalian pada hari ini yang sudah menjenguk orang sakit ?”. Abu Bakar menjawab, “Saya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah perbuatan-perbuatan ini terkumpul pada seseorang melainkan dia akan masuk surga”. [HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya, juz 3, hal. 304]
Dan Rasulullah SAW juga bersabda : Sesungguhnya orang yang paling setia kepadaku dalam hal harta maupun berkawan adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil seorang kekasih, niscaya aku memilih Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1854]
Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA adalah salah seorang shahabat yang menemani Rasulullah SAW ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, dan beliaulah yang menemani Rasulullah SAW ketika bersembunyi di dalam Gua Tsaur.
Bukhari meriwayatkan sebagai berikut : Dari Baraa' bin 'Aazib bahwa ayahnya berkata kepada Abu Bakar : "Hai Abu Bakar, ceritakanlah kepadaku bagaimana kalian berdua berbuat ketika kamu dan Rasulullah SAW melakukan perjalanan malam (ketika keluar dari gua Tsaur hijrah ke Madinah)". Abu Bakar berkata, "Ya. Kami melakukan perjalanan (sebagian) malam dan sebagian siang harinya hingga tengah (siang) hari, dan dijalan lengang tidak ada seorangpun lewat, lalu nampak kepada kami sebuah batu besar yang memanjang dan terdapat naungan yang tidak terkena sinar matahari, lalu kami singgah disitu. Aku meratakan tempat dengan tanganku untuk tidur Rasulullah SAW dan aku menghamparkan pakaianku, lalu aku berkata, "Tidurlah, wahai Rasulullah, dan aku akan menjaga engkau dari sekeliling engkau". Beliau lalu tidur dan aku keluar menjaga di sekeliling beliau. Tiba-tiba datang seorang penggembala dengan kambingnya menuju ke arah batu itu bermaksud seperti maksud kami. Lalu aku bertanya, "Kepunyaan siapakah kamu ini ?". Ia menjawab, "Kepunyaan seorang laki-laki penduduk kota atau Makkah". Aku bertanya lagi, "Apakah kambingmu ada yang bisa diperah susunya ?". Ia menjawab, "Ya". Aku bertanya lagi, "Apakah kamu berhaq memerahnya ?". Ia menjawab, "Ya". Lalu ia membawa seekor kambing, lalu aku (Abu Bakar) berkata, "Bersihkanlah tetek itu dari debu, bulu dan kotorannya". (Abu Ishaq) berkata, "Lalu aku melihat Baraa' memukulkan salah satu tangannya pada tangan lainnya, (isyarat membersihkan). Lalu orang itu memerah sedikit air susu ke dalam mangkuk. Aku (Abu Bakar) membawa ember (berisi air) yang aku bawa untuk keperluan minum dan wudlu Nabi SAW. Lalu aku mendatangi Nabi SAW dan aku tidak mau membangunkan beliau. Dan ketika aku datang, kebetulan beliau bangun. Lalu aku menuangkan air pada air susu itu hingga wadahnya yang bagian bawah terasa dingin, lalu aku berkata, "Minumlah, wahai Rasulullah". Beliau lalu minum hingga aku merasa lega. Kemudian beliau bersabda, "Apakah belum waktunya untuk berangkat ?". Aku menjawab, "Sudah". Lalu kami berangkat setelah matahari condong (ke barat).
Kemudian Suraqah bin Malik membuntuti kami, maka aku berkata, "Kita dibuntuti, wahai Rasulullah". Beliau bersabda, "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita". Lalu Nabi SAW berdo’a terhadap Suraqah, lalu kuda Suraqah menancap (dua kaki depan) sampai perutnya. Aku mengira, ke dalam tanah cadas (Zuhair ragu). Kemudian Suraqah berkata, "Sungguh aku menyangka kamu berdua telah berdo’a terhadapku, maka do’akanlah untukku, niscaya Allah menolong kamu berdua, dan aku akan mengembalikan orang-orang yang mencari kamu". Kemudian Nabi SAW mendo’akan Suraqah, maka dia selamat. Lalu tidaklah Suraqah bertemu dengan seseorang (yang mencari beliau) kecuali dia berkata, "Aku cukupkan kamu (percayalah kepadaku), dia tidak ada di sini". Maka Suraqah tidaklah bertemu dengan seseorang kecuali dia mengembalikannya. Abu Bakar berkata, "Dan Suraqah memenuhi (janjinya) kepada kami". [HR. Bukhari juz 4, hal. 180]
Abu Bakar juga dipilih oleh Nabi SAW untuk mengimami shalat ketika beliau sakit. Kemudian ketika menjadi Khalifah, Abu Bakar memerangi kaum yang murtad, yang mereka tidak mau membayar zakat.
Sebagaimana kita ketahui, setelah Rasulullah SAW wafat, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi Khalifah, maka berdatanganlah para utusan orang-orang ‘Arab ke Madinah, mereka mengakui kewajiban shalat, namun mengingkari kewajiban zakat, dan ada pula yang enggan menyerahkannya kepada Abu Bakar Ash-shiddiiq, dengan berdalih ayat :
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَ تُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ، اِنَّ صَلو?تَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ، وَ اللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ. التوبة: 103
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. At-Taubah : 103]
Mereka berkata, “Kami tidak akan membayarkan zakat kami kecuali kepada orang yang do’anya menenteramkan hati kami”.
Sebagian shahabat ada yang mengusulkan kepada Abu Bakar agar membiarkan orang yang tidak mau membayar zakat tersebut sambil berusaha melunakkan hati mereka hingga iman dalam dada mereka kembali kuat dan akhirnya kembali membayar zakat. Namun Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak menerima usulan itu, dan tetap bersikeras menumpas mereka. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 702]
Bukhari meriwayatkan sebagai berikut :
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: لَمَّا تُوُفّيَ النَّبِيُّ ص وَ اسْتُخْلِفَ اَبُوْ بَكْرٍ وَ كَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنَ اْلعَرَبِ، قَالَ عُمَرُ: يَا اَبَا بَكْرٍ، كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ ؟ وَقَدْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اُمِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُوْلُوْا لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، فَمَنْ قَالَ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ عَصَمَ مِنّى مَالَهُ وَ نَفْسَهُ اِلاَّ بِحَقّهِ وَ حِسَابُهُ عَلَى اللهِ. قَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: وَ اللهِ َلاُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلاَةِ وَ الزَّكَاةِ، فَاِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ. وَ اللهِ، لَوْ مَنَعُوْنِى عَنَاقًا كَانُوْا يُؤَدُّوْنَهَا اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا، قَالَ عُمَرُ: فَوَ اللهِ، مَا هُوَ اِلاَّ اَنْ رَأَيْتُ اَنْ قَدْ شَرَحَ اللهُ صَدْرَ اَبِي بَكْرٍ لِلْقِتَالِ، فَعَرَفْتُ اَنَّهُ اْلحَقُّ. البخارى 8: 50
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Setelah Nabi SAW wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, orang-orang bangsa ‘Arab kembali kafir, maka ‘Umar (bin Khaththab) berkata kepada Abu Bakar, “Hai Abu Bakar, mengapa engkau akan memerangi mereka ? padahal Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan “Laa ilaaha illallooh (tidak ada Tuhan selain Allah), maka barangsiapa telah mengucapkan Laa ilaaha illallooh, berarti dia telah menjaga hartanya dan dirinya dariku, melainkan dengan haknya, sedangkan urusannya terserah kepada Allah”. Maka Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan untuk menyerahkan anak unta yang dahulu mereka biasa menyerahkannya kepada Rasulullah SAW, pastilah akan kuperangi mereka karenanya. Lalu ‘Umar berkata, “Demi Allah, tidaklah yang demikian itu melainkan aku melihat bahwa Allah telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka, dan aku mengerti bahwa itulah yang benar”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 50]
Abu Bakar juga mengirim surat kepada penduduk Bahrain sebagai berikut :
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ رض كَتَبَ لَهُ ه?ذَا الْكِتَابَ لَمَّا وَجَّهَهُ اِلَى الْبَحْرَيْنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْم?نِ الرَّحِيْمِ ه?ذِهِ فَرِيْضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ وَ الَّتِيْ اَمَرَ اللهُ بِهَا رَسُوْلَهُ، فَمَنْ سُئِلَهَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَى وَجْهِهَا فَلْيُعْطِهَا، وَ مَنْ سُئِلَ فَوْقَهَا فَلَا يُعْطِ، فِي اَرْبَعٍ وَ عِشْرِيْنَ مِنَ الْاِبِلِ فَمَا دُوْنَهَا مِنَ الْغَنَمِ، مِنْ كُلِّ خَمْسٍ شَاةٌ، اِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَ عِشْرِيْنَ اِلَى خَمْسٍ وَثَلَاثِيْنَ فَفِيْهَا بِنْتُ مَخَاضٍ اُنْثَى، فَاِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَثَلَاثِيْنَ اِلَى خَمْسٍ وَ اَرْبَعِيْنَ فَفِيْهَا بِنْتُ لَبُوْنٍ اُنْثَى، فَاِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَ اَرْبَعِيْنَ اِلَى سِتِّيْنَ فَفِيْهَا حِقَّةٌ طَرُوْقَةُ الْجَمَلِ، فَاِذَا بَلَغَتْ وَاحِدَةً وَسِتِّيْنَ اِلَى خَمْسٍ وَسَبْعِيْنَ فَفِيْهَا جَذَعَةٌ، فَاِذَا بَلَغَتْ يَعْنِيْ سِتًّا وَ سَبْعِيْنَ اِلَى تِسْعِيْنَ فَفِيْهَا بِنْتَا لَبُوْنٍ، فَاِذَا بَلَغَتْ اِحْدَى وَ تِسْعِيْنَ اِلَى عِشْرِيْنَ وَ مِائَةٍ فَفِيْهَا حِقَّتَانِ طَرُوْقَتَا الْجَمَلِ، فَاِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِيْنَ وَ مِائَةٍ فَفِي كُلِّ اَرْبَعِيْنَ بِنْتُ لَبُوْنٍ وَفِي كُلِّ خَمْسِيْنَ حِقَّةٌ، وَ مَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ اِلَّا اَرْبَعٌ مِنَ الْاِبِلِ فَلَيْسَ فِيْهَا صَدَقَةٌ اِلَّا اَنْ يَّشَآءَ رَبُّهَا. فَاِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا مِنَ الْاِبِلِ فَفِيْهَا شَاةٌ وَ فِي صَدَقَةِ الْغَنَمِ فِى سَائِمَتِهَا اِذَا كَانَتْ اَرْبَعِيْنَ اِلَى عِشْرِيْنَ وَ مِائَةٍ شَاةٌ. فَاِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِيْنَ وَمِائَةٍ اِلَى مِائَتَيْنِ شَاتَانِ. فَاِذَا زَادَتْ عَلَى مِائَتَيْنِ اِلَى ثَلَاثِـمِائَةٍ فَفِيْهَا ثَلَاثٌ، فَاِذَا زَادَتْ عَلَى ثَلَاثِمِائَةٍ فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ. فَاِذَا كَانَتْ سَائِمَةُ الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنْ اَرْبَعِيْنَ شَاةً وَاحِدَةً فَلَيْسَ فِيْهَا صَدَقَةٌ اِلَّا اَنْ يَشَآءَ رَبُّهَا. وَ فِى الرِّقَةِ رُبُعُ الْعُشْرِ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ اِلَّا تِسْعِيْنَ وَمِائَةً فَلَيْسَ فِيْهَا شَيْءٌ اِلَّا اَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا. البخارى 2: 123
Dari Anas (bin Malik) RA, bahwasanya Abu Bakar menulis surat ini kepadanya ketika mengutusnya ke Bahrain :
Bismillaahir rohmaanir rohiim. (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Ini adalah kewajiban zakat yang Rasulullah SAW wajibkan kepada kaum muslimin dan yang diperintahkan oleh Allah kepada Rasul-Nya dengannya, maka barangsiapa dari kaum muslimin yang diminta dengan ketentuan itu, hendaklah memberikannya, dan barangsiapa yang diminta lebih dari ketentuan itu, janganlah memberikannya. Pada 24 ekor unta atau yang kurang dari itu, zakatnya adalah kambing. Setiap 5 ekor unta zakatnya adalah 1 ekor kambing. (Tetapi) apabila mempunyai 25 ekor unta sampai 35 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta bintu makhodl betina (anak unta betina yang umurnya masuk tahun kedua). Apabila mempunyai unta 36 ekor sampai 45 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina bintu labun (anak unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga). Apabila mempunyai unta 46 ekor sampai 60 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina hiqqoh (unta betina yang umurnya masuk tahun keempat), yang bisa dinaiki oleh unta jantan. Apabila mempunyai unta 61 ekor sampai 75 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina jadza'ah (unta betina yang umurnya masuk tahun kelima). Apabila mempunyai unta 76 ekor sampai 90 ekor, zakatnya adalah 2 ekor unta betina bintu labun. Apabila mempunyai unta 91 ekor sampai 120 ekor, maka zakatnya adalah setiap 40 ekor 1 ekor unta betina bintu labun, dan setiap 50 ekor, zakatnya adalah 1 ekor unta betina hiqqoh. Dan barangsiapa yang tidak mempunyai unta melainkan hanya 4 ekor, maka tidak ada kewajiban zakat kecuali jika orang yang mempunyai unta tersebut ingin memberinya. Dan apabila sudah punya unta 5 ekor, maka zakatnya adalah 1 ekor kambing.
Adapun zakatnya kambing yang digembalakan apabila kambing itu 40 ekor sampai 120 ekor, maka zakatnya adalah 1 ekor kambing. Apabila lebih dari 120 ekor kambing sampai 200 ekor, maka zakatnya adalah 2 ekor kambing. Apabila lebih dari 200 ekor sapai 300 ekor, maka zakatnya adalah 3 ekor kambing. Apabila kambing itu lebih dari 300 ekor, maka setiap 100 ekor zakatnya adalah 1 ekor kambing. Dan apabila kambing gembalaan seseorang itu kurang dari 40 ekor, walaupun kurangnya 1 ekor kambing, maka tidak ada kewajiban zakat padanya, kecuali jika yang mempunyai kambing itu ingin memberinya.
Adapun tentang zakatnya perak, maka zakatnya adalah 1/40 (2,5 %). Dan jika perak itu tidak ada (200 dirham), melainkan hanya 190 (dirham), maka tidak ada kewajiban zakat padanya, kecuali jika yang mempunyai perak itu ingin memberinya". [HR. Bukhari juz 2, hal. 123]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar