Seputar minuman keras

Tentang Khamr (minuman keras)

1. Larangan Minum Khamr

Pada mulanya khamr adalah minuman keras yang terbuat dari kurma dan anggur. Tetapi karena dilarangnya itu sebab memabukkan, maka minuman yang terbuat dari bahan apasaja (walaupun bukan dari kurma atau anggur) asal itu memabukkan, maka hukumnya sama dengan khamr, yaitu haram diminum.
Larangan minum khamr, diturunkan secara bertahap. Sebab minum khamr itu bagi orang Arab sudah menjadi adat kebiasaan yang mendarah daging semenjak zaman jahiliyah. Mula-mula dikatakan bahwa dosanya lebih besar daripada manfaatnya, kemudian orang yang sedang mabuk tidak boleh mengerjakan shalat, dan yang terakhir dikatakan bahwa minum khamr itu adalah keji dan termasuk perbuatan syetan. Oleh sebab itu hendaklah orang-orang yang beriman berhenti dari minum khamr.
Begitulah, akhirnya Allah mengharamkan minum khamr secara tegas. Adapun firman Allah yang pertama kali turun tentang khamr adalah :

يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ، قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّ مَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَ اِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَا، وَ يَسْئَلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ، قُلِ اْلعَفْوَ، كَذلِكَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمُ اْلايتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَالبقرة:219
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafqahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir. [QS. Al-Baqarah : 219]

Mereka memahami dari ayat tersebut bahwa minum khamr dan berjudi itu tidak diharamkan, tetapi hanya dikatakan bahwa pada keduanya terdapat dosa yang besar, sehingga mereka masih terus minum khamr. Ketika waktu shalat Maghrib, tampillah seorang Muhajirin menjadi imam, lalu dalam shalat tersebut bacaannya banyak yang salah, karena sedang mabuk setelah minum khamr. Maka turunlah firman Allah yang lebih keras dari sebelumnya, yaitu :

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَقْرَبُوا الصَّلوةَ وَ اَنْتُمْ سُكرى حَتّى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ. النساء:43
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat padahal kamu sedang mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. [QS. An-Nisaa' : 43]

Kemudian orang-orang masih tetap minum khamr, sehingga mereka mengerjakan shalat apabila sudah sadar dari mabuknya. Kemudian diturunkanlah ayat yang lebih tegas lagi dari ayat yang terdahulu :

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِنَّمَا اْلخَمْرُ وَ اْلمَيْسِرُ وَ اْلاَنْصَابُ وَ اْلاَزْلاَمُ رِجْسٌ مّنْ عَمَلِ الشَّيْطنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ اْلعَدَاوَةَ وَ اْلبَغْضَآءَ فِى اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ وَ يَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَ عَنِ الصَّلوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَالمائدة:90-91
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-91]
Setelah turun ayat yang sangat tegas ini, mereka berkata, "Ya Tuhan kami, kami berhenti (dari minum khamr dan berjudi)".
Dari ayat-ayat diatas, sudah jelas bahwa Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan khamr dengan pengharaman yang tegas. Dan bahkan peminumnya dikenai hukuman hadd.
Adapun hadits-hadits tentang khamr diantaranya sebagai berikut :

عَنِ اَبِى تَوْبَةَ اْلمِصْرِيّ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُوْلُ: نَزَلَتْ فِى اْلخَمْرِ ثَلاَثُ ايَاتٍ، فَاَوَّلُ شَيْءٍ نَزَلَ (يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ) اْلآيَةَ. فَقِيْلَ: حُرّمَتِ اْلخَمْرُ. فَقِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، دَعْنَا نَنْتَفِعْ بِهَا كَمَا قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ. فَسَكَتَ عَنْهُمْ ثُمَّ نَزَلَتْ هذِهِ اْلآيَةُ (لاَ تَقْرَبُوا الصَّلوةَ وَ اَنْتُمْ سُكرى) فَقِيْلَ: حُرّمَتِ. فَقَالُوْا: لاَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا لاَ نَشْرَبُهَا قُرْبَ الصَّلاَةِ، فَسَكَتَ عَنْهُمْ، ثُمَّ نَزَلَتْ (ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اِنَّمَا اْلخَمْرُ وَ اْلمَيْسِرُ) الآية. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: حُرّمَتِ اْلخَمْرُ. ابو داود الطيالسى فى مسنده 264، رقم: 1957
Dari Abu Taubah Al-Mishriy, ia berkata : Saya mendengar Ibnu Umar berkata : Ada tiga ayat yang turun tentang khamr, yaitu pertama yang artinya (Mereka akan bertanya kepadamu tentang khamr dan judi  ..... sampai akhir ayat). Lalu dikatakan (oleh orang-orang) bahwa khamr telah diharamkan. Kemudian ada yang berkata, "Ya Rasulullah, biarkanlah kami memanfaatkannya sebagaimana yang difirmankan oleh Allah 'azza wa jalla". Nabi SAW terdiam dari permintaan mereka, kemudian turunlah ayat yang artinya (Jangan kamu mendekati shalat padahal kamu sedang mabuk). Lalu dikatakan (oleh orang-orang), "Khamr betul-betul telah diharamkan". Lalu mereka (para shahabat) berkata, "Tidak, ya Rasulullah, sesungguhnya kami tidak meminumnya menjelang shalat". Nabi SAW terdiam dari perkataan mereka, kemudian turunlah ayat yang artinya (Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi.... sampai akhir ayat). Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Khamr itu telah diharamkan". [HR. Abu Dawud Ath-Thayalisiy, di dalam musnadnya hal. 264, no. 1957].

عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ اَنَّهُ قَالَ: اللّهُمَّ بَيّنْ لَنَا فِى اْلخَمْرِ بَيَانَ شِفَاءٍ فَنَزَلَتِ الَّتِى فِى الْبَقَرَةِ (يَسْأَلُونَكَ عَنِ اْلخَمْرِ وَ اْلمَيْسِرِ) اْلآيَةَ فَدُعِىَ عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ فَقَالَ: اللّهُمَّ بَيّنْ لَنَا فِى اْلخَمْرِ بَيَانَ شِفَاءٍ فَنَزَلَتِ الَّتِى فِى النّسَاءِ (ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَقْرَبُوْا الصَّلاَةَ وَ اَنْتُمْ سُكرى) فَدُعِىَ عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ فَقَالَ: اللّهُمَّ بَيّنْ لَنَا فِى اْلخَمْرِ بَيَانَ شِفَاءٍ فَنَزَلَتِ الَّتِى فِى اْلمَائِدَةِ (اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَ الْبَغْضَآءَ فِى اْلخَمْرِ وَ الْمَيْسِرِ) اِلَى قَوْلِهِ (فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ) فَدُعِىَ عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ فَقَالَ: اِنْتَهَيْنَا، اِنْتَهَيْنَا. الترمذى 4: 320، رقم: 5042
Dari ‘Umar bin Al-Khaththab, bahwasanya ia berdo’a, “Ya Allah, berilah keterangan kepada kami tentang khamr dengan keterangan yang jelas”. Maka turunlah ayat pada surat Al-Baqarah “Yas-aluunaka ‘anil khomri wal maisiri, qul fiihimaa itsmun kabiirun…, sampai akhir ayat”. Lalu ‘Umar dipanggil, lalu ayat tersebut dibacakan kepadanya. Kemudian ‘Umar berdo’a lagi, “Ya Allah, berilah keterangan kepada kami tentang khamr dengan keterangan yang jelas”. Maka turunlah ayat pada surat An-Nisaa’ “Yaa ayyuhalladziina aamanuu laa taqrobush sholaata wa antum sukaaroo…”. Lalu ‘Umar dipanggil, lalu ayat tersebut dibacakan kepadanya. Kemudian ‘Umar berdo’a lagi, “Ya Allah, berilah keterangan kepada kami tentang khamr dengan keterangan yang jelas”. Maka turunlah ayat pada surat Al-Maaidah, “Innamaa yuriidukumusy syaithoonu ayyuuqi’a bainakumul ‘adaawata wal baghdloo-a fil khomri wal maisiri….. sampai firman Allah ….fahal antum muntahuun”. Lalu ‘Umar dipanggil, lalu ayat tersebut dibacakan kepadanya. Maka ‘Umar berkata, “Kami berhenti (Ya Allah), kami berhenti”. [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 320]

عَنْ عَلِيّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ قَالَ: صَنَعَ لَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عَوْفٍ طَعَامًا فَدَعَانَا وَ سَقَانَا مِنَ اْلخَمْرِ، فَاَخَذَتِ اْلخَمْرُ مِنَّا، وَ حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَقَدَّمُوْنِى فَقَرَأْتُ (قُلْ ياَيُّهَا اْلكفِرُوْنَ، لاَ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ، وَ نَحْنُ نَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ)، فَاَنْزَلَ اللهُ (ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَقْرَبُوا الصَّلوةَ وَ اَنْتُمْ سُكرى حَتّى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ). الترمذى هذا حديث حسن غريب صحيح 4: 305
Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata : 'Abdurrahman bin 'Auf pernah membuat makanan untuk kami, lalu ia mengundang kami dan memberi minuman khamr untuk kami, lalu diantara kami ada yang mabuk, padahal (ketika itu) waktu shalat telah tiba, lalu mereka menunjukku menjadi imam, lalu (di dalam shalat) aku membaca Qul yaa-ayyuhal kaafiruun, laa a'budu maa ta'buduun, wa nahnu na'budu maa ta'buduun (Katakanlah : Hai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, dan kami menyembah apa yang kamu sembah)". Lalu Allah menurunkan firman-Nya Yaa ayyuhalladziina aamanuu, laa taqrobushsholaata wa antum sukaaroo hattaa ta'lamuu maa taquuluun. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat, padahal kamu (sedang) mabuk, hingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan)". [HR. Tirmidzi juz 4, hal. 305, ia berkata : Ini hadits hasan, gharib, shahih]

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّهُ قَالَ: وَ اَتَيْتُ عَلَى نَفَرٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ وَ اْلمُهَاجِرِيْنَ فَقَالُوْا: تَعَالَ نُطْعِمْكَ وَ نَسْقِيْكَ خَمْرًا. وَ ذلِكَ قَبْلَ اَنْ تُحَرَّمَ اْلخَمْرُ، قَالَ: فَاَتَيْتُهُمْ فِى حَشّ، وَ اْلحَشُّ الْبُسْتَانُ، فَاِذَا رَأْسُ جَزُوْرٍ مَشْوِىٌّ عِنْدَهُمْ وَزِقٌّ مِنْ خَمْرٍ، قَالَ: فَاَكَلْتُ وَشَرِبْتُ مَعَهُمْ. قَالَ: فَذُكِرَتِ اْلاَنْصَارُ وَ اْلمُهَاجِرُوْنَ عِنْدَهُمْ، فَقُلْتُ: اْلمُهَاجِرُوْنَ خَيْرٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ. قَالَ: فَاَخَذَ رَجُلٌ اَحَدَ لَحْيَىِ الرَّأْسِ فَضَرَبَنِى بِهِ فَجَرَحَ بِاَنْفِى فَاَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فَاَخْبَرْتُهُ، فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ فِىَّ، يَعْنِى نَفْسَهُ، شَأْنَ اْلخَمْرِ (اِنَّمَا اْلخَمْرُ وَ اْلمَيْسِرُ وَ اْلاَنْصَابُ وَ اْلاَزْلاَمُ رِجْسٌ مّنْ عَمَلِ الشَّيْطنِ). مسلم 4: 1877
Dari Mus’ab bin Sa’ad, dari ayahnya (Sa’ad bin Abi Waqqash), ia berkata : Saya pernah datang pada sekumpulan orang-orang Anshar dan Muhajirin, lalu mereka berkata, “Kemarilah, kami suguhkan kepadamu makan dan minum khamr”. Kejadian itu sebelum diharamkannya khamr. (Sa’ad bin Abi Waqqash) berkata, “Lalu kami datang kepada mereka di kebun, pada waktu itu ada kepala unta yang dipanggang di hadapan mereka dan ada wadah berisi khamr. Lalu saya makan dan minum bersama mereka. (Sa’ad bin Abi Waqqash) berkata, “Lalu disebut-sebutlah tentang orang Muhajirin dan Anshar kepada mereka (saling mencaci)”. Saya berkata, “Orang-orang Muhajirin lebih baik daripada orang Anshar”. Lalu ada seorang laki-laki (dari Anshar) mengambil salah satu rahang unta dan memukulkannya kepadaku sehingga melukai hidungku. Lalu aku datang kepada Rasulullah SAW mengadukan tentang hal itu. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat berkenaan dengan diriku, yaitu tentang khamr (Innamal khomru wal maisiru wal anshoobu wal azlaamu rijsum min ‘amalisy-syaithoon) [Al-Maaidah : 90] [HR. Muslim juz 4, 1877]

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَخْطُبُ بِاْلمَدِيْنَةِ قَالَ: ياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِنَّ اللهَ تَعَالَى يُعَرّضُ بِاْلخَمْرِ، وَ لَعَلَّ اللهَ سَيُنْزِلُ فِيْهَا اَمْرًا، فَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْهَا شَيْءٌ فَلْيَبِعْهُ وَ لْيَنْتَفِعْ بِهِ، قَالَ: فَمَا لَبِثْنَا اِلاَّ يَسِيْرًا حَتَّى قَالَ النَّبِيُّ ص: اِنَّ اللهَ تَعَالَى حَرَّمَ اْلخَمْرَ، فَمَنْ اَدْرَكَتْهُ هذِهِ اْلآيَةُ وَ عِنْدَهُ مِنْهَا شَيْءٌ فَلاَ يَشْرَبُ وَ لاَ يَبِعْ، قَالَ: فَاسْتَقْبَلَ النَّاسُ بِمَا كَانَ عِنْدَهُ مِنْهَا فِى طَرِيْقِ اْلمَدِيْنَةِ فَسَفَكُوْهَا. مسلم 3: 1205
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW ketika berkhutbah di Madinah, beliau bersabda, "Hai para manusia, sesungguhnya Allah Taaalaa menyindir tentang khamr, dan mudah-mudahan Allah akan menurunkan suatu ketentuan padanya. Oleh karena itu barangsiapa masih mempunyai sedikit dari padanya, maka hendaklah ia menjualnya dan memanfaatkannya". (Abu Sa'id) berkata : Maka tidak lama kemudian Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Taaalaa telah mengharamkan khamr, maka barangsiapa sampai kepadanya ayat ini [QS. Al-Maidah : 90], padahal ia masih mempunyai sedikit dari padanya, maka ia tidak boleh meminumnya, dan jangan menjualnya". (Abu Sa'id) berkata, "Lalu orang-orang sama menuju ke jalan-jalan di Madinah sambil membawa sisa khamr yang ada padanya, lalu mereka menuangkannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1205]

2. Segala Yang Memabukkan Hukumnya Haram

عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ، وَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ. مسلم 3: 1587، رقم: 74
Dari Ibnu 'Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Setiap (minuman) yang memabukkan itu khamr, dan setiap (minuman) yang memabukkan itu haram". [HR. Muslim juz 3, hal. 1587]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: وَ لاَ اَعْلَمُهُ اِلاَّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَ كُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ. مسلم 3: 1588
Dari Ibnu Umar, ia berkata : Dan aku tidak mengetahuinya melainkan dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Setiap (minuman) yang memabukkan itu khamr, dan setiap khamr itu haram". [HR. Muslim juz 3, hal. 1588]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: كُلُّ مُخَمّرٍ خَمْرٌ وَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ. ابو داود 3: 327، رقم: 3680
Dari Ibnu 'Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Setiap minuman yang menutupi (akal) adalah khamr, dan setiap minuman yang memabukkan adalah haram". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 327, no. 3680]

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اْلخَمْرَ مِنَ الْعَصِيْرِ وَ الزَّبِيْبِ وَ التَّمْرِ وَ اْلحِنْطَةِ وَ الشَّعِيْرِ وَ الذُّرَةِ وَ اِنّىْ اَنْهَاكُمْ عَنْ كُلّ مُسْكِرٍ. ابو داود 3: 326، رقم: 3677
Dari Numan bin Basyir, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya khamr itu terbuat dari perasan (anggur), anggur kering, kurma (kering), gandum yang baik, gandum biasa dan dari biji-bijian, dan sesungguhnya aku melarang kalian dari setiap yang memabukkan.[HR. Abu Dawud juz 3, hal. 326, no. 3677]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلخَمْرُ مِنْ هَاتَيْنِ الشَّجَرَتَيْنِ: النَّخْلَةِ وَ اْلعِنَبَةِ. مسلم 3: 1573، رقم: 13
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Khamr itu (dibuat) dari dua pohon ini : kurma dan anggur". [HR. Muslim juz 3, hal. 1573, no. 13]

عَنْ اَنَسٍ قَالَ: حُرّمَتْ عَلَيْنَا اْلخَمْرُ حَيْثُ حُرّمَتْ وَ مَا نَجِدُ يَعْنِى بِاْلمَدِيْنَةِ خَمْرَ اْلاَعْنَابِ اِلاَّ قَلِيْلاً وَ عَامَّةُ خَمْرِنَا اْلبُسْرُ وَ التَّمْرُ. البخارى 6: 241
Dari Anas, ia berkata, "Sesungguhnya khamr telah diharamkan kepada kita, dan pada waktu itu kami tidak mendapati yakni di Madinah, khamr yang terbuat dari anggur melainkan sedikit, dan kebanyakan saat itu khamr (dibuat dari) kurma segar dan kurma kering". [HR. Bukhari juz 6, hal. 241]

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ اْلبِتْعِ وَ هُوَ نَبِيْذُ اْلعَسَلِ. وَ كَانَ اَهْلُ اْليَمَنِ يَشْرَبُوْنَهُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ شَرَابٍ اَسْكَرَ فَهُوَ حَرَامٌ. البخارى 6: 242
Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang bit'i, yaitu minuman keras yang terbuat dari madu, dan penduduk Yaman biasa meminumnya. Maka Rasulullah SAW menjawab, "Setiap minuman yang memabukkan, maka minuman itu haram". [HR. Bukhari juz 6, hal. 242]

عَنْ اَبِى مُوْسَى قَالَ: بَعَثَنِى النَّبِىُّ ص اَنَا وَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ اِلَى الْيَمَنِ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ شَرَابًا يُصْنَعُ بِاَرْضِنَا يُقَالُ لَهُ الْمِزْرُ مِنَ الشَّعِيْرِ وَ شَرَابٌ يُقَالُ لَهُ الْبِتْعُ مِنَ الْعَسَلِ. فَقَالَ: كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ. مسلم 3: 1586
Dari Abu Musa, ia berkata, "Nabi SAW mengutus kami, yakni saya bersama Mu’adz bin Jabal ke Yaman, lalu aku bertanya kepada beliau, “Ya Rasulullah, sesungguhnya di negeri kami ada minuman yang terbuat dari gandum yang disebut Mizr, dan minuman dari madu yang disebut Bit’i (bagaimana hukumnya). Maka Rasulullah SAW bersabda, "Setiap minuman yang memabukkan itu haram”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1586]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَامَ عُمَرُ عَلَى المِنْبَرِ فقال: اَمَّا بَعْدُ، نَزَلَ تَحْرِيْمُ اْلخَمْرِ وَ هِيَ مِنْ خَمْسَةٍ: اْلعِنَبِ وَ التَّمْرِ وَ اْلعَسَلِ وَ اْلحِنْطَةِ وَ الشَّعِيْرِ، وَ اْلخَمْرُ مَا خَامَرَ اْلعَقْلَ. البخارى 6: 241
Dari Ibnu 'Umar RA, ia berkata : 'Umar pernah berdiri berkhutbah di mimbar, ia berkata, "Amma ba'du, sesungguhnya telah turun ketetapan haramnya khamr, dan khamr itu (terbuat) dari lima macam, yaitu dari anggur, kurma kering, madu, gandum yang bagus, dan sya'ir (gandum biasa). Dan khamr adalah suatu minuman yang menutupi akal". [HR. Bukhari juz 6, hal. 241]

3. Boleh minum perasan kurma atau anggur selama tidak menjadi khamr (belum rusak).

عَنْ يَحْيَى بْنِ عُبَيْدٍ اَبِى عُمَرَ اْلبَهْرَانِىّ قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُوْلُ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُنْتَبَذُ لَهُ اَوَّلَ اللَّيْلِ فَيَشْرَبُهُ اِذَا اَصْبَحَ يَوْمَهُ ذلِكَ وَ اللَّيْلَةَ الَّتِى تَجِيْءُ وَ اْلغَدَ وَ اللَّيْلَةَ اْلاُخْرَى وَ اْلغَدَ اِلَى اْلعَصْرِ، فَاِذَا بَقِيَ شَيْءٌ سَقَاهُ اْلخَادِمَ اَوْ اَمَرَ بِهِ فَصُبَّ. مسلم 3: 1589
Dari Yahya bin Ubaid Abu Umar Al-Bahraniy, ia berkata : Saya mendengar Ibnu 'Abbas berkata, "Dahulu Rasulullah SAW dibuatkan minuman dari anggur pada malam (hari yang) pertama, lalu beliau meminumnya ketika pagi harinya, dan malam berikutnya dan pagi harinya (hari kedua), dan malam berikutnya lagi serta pagi harinya sampai waktu 'ashar (hari ketiga). Lalu apabila masih ada sisanya, beliau memberikan kepada pelayan atau beliau menyuruh (membuangnya), lalu dibuang". [HR. Muslim juz 3, hal. 1589]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُنْقَعُ لَهُ اْلزَبِيْبُ فَيَشْرَبُهُ اْليَوْمَ وَ اْلغَدَ وَ بَعْدَ اْلغَدِ اِلَى مَسَاءِ الثَّالِثَةِ، ثُمَّ يَأْمُرُ بِهِ فَيُسْقَى اَوْ يُهَرَاقُ. مسلم 3: 1589
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW disediakan untuk beliau minuman terbuat dari anggur, lalu beliau meminumnya hari itu, besok paginya dan lusa, sampai sore hari ketiga, kemudian beliau menyuruh diberikan atau dibuang". [HR. Muslim juz 3, hal. 1589]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنَّا نَنْبِذُ لِرَسُوْلِ اللهِ ص فِى سِقَاءٍ فَنَأْخُذُ قَبْضَةً مِنْ تَمْرٍ وَ قَبْضَةً مِنْ زَبِيْبٍ فَنَطْرَحُهَا فِيْهِ، ثُمَّ نَصُبُّ عَلَيْهِ اْلمَاءَ فَنَنْبِذُهُ غُدْوَةَ فَيَشْرَبُهُ عَشِيَّةً وَ نَنْبِذُهُ عَشِيَّةً فَيَشْرَبُهُ غُدْوَةً. ابن ماجه 2: 1126و رقم: 3398
Dari 'Aisyah, ia berkata, "Dahulu kami membuatkan minuman Rasulullah SAW dalam suatu wadah, kami mengambil segenggam kurma dan segenggam anggur kering lalu kami tuangkan air. Kami membuat minuman itu pada pagi hari kemudian diminum pada sore hari dan (jika) kami membuatnya pada sore hari lalu diminum pada pagi hari. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1126, no. 3398]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنَّا نَنْبِذُ لِرَسُوْلِ اللهِ ص فِى سِقَاءٍ يُوْكَى اَعْلاَهُ وَ لَهُ عَزْلاَءُ نَنْبِذُهُ غُذْوَةً فَيَشْرَبُهُ عِشَاءً وَ نَنْبِذُهُ عِشَاءً فَيَشْرَبُهُ غُذْوَةً. مسلم 3: 1590
Dari 'Aisyah, ia berkata, "Dahulu kami membuat minuman untuk Rasulullah SAW di wadah yang tertutup (bagian) atasnya dan mempunyai pelepas (untuk membuka). Kami membuatnya di pagi hari lalu beliau (Nabi SAW) meminumnya diwaktu Isya dan (jika) kami membuat diwaktu Isya maka (Nabi SAW) meminumnya di pagi hari". [HR. Muslim juz 3, hal. 1590]

4. Minum khamr walaupun sedikit, hukumnya tetap haram

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِيْلُهُ حَرَامٌ. ابن ماجه 2: 1125، رقم: 3393
Dari Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Minuman yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1125, no. 3393]

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِيْلُهُ حَرَامٌ. ابن ماجه 2: 1125، رقم: 3394
Dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata  : Bahwa Nabi SAW bersabda, Minuman yang (dalam kadar) banyaknya memabukkan, maka meminum sedikitpun juga haram". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1125, no. 3394]

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ: جَاءَ قَوْمٌ اِلىَ النَّبِيّ ص فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّا نَنْبِذُ نَبِيْذًا فَنَشْرَبُهُ عَلَى طَعَامِنَا، فَقَالَ: اِشْرَبُوْا وَ اجْتَنِبُوْا كُلَّ مُسْكِرٍ، فَاَعَادُوْا عَلَيْهِ، فَقَالَ: اِنَّ اللهَ يَنْهَاكُمْ عَنْ قَلِيْلٍ مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ. الدارقطنى 4: 258، رقم: 61
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, Datang suatu kaum kepada Nabi SAW, lalu mereka berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya kami (biasa) membuat minuman dari anggur, lalu kami meminumnya diwaktu kami makan. Maka Nabi SAW bersabda, "Minumlah, tetapi jauhilah minuman yang memabukkan". Kemudian mereka mengulangi perkataannya lagi. Nabi SAW menjawab, "Sesungguhnya Allah melarang kalian minum (walaupun) sedikit minuman yang banyaknya memabukkan". [HR. Daruquthni juz 4, hal. 258, no. 61]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، وَ مَا اَسْكَرَ مِنْهُ اْلفَرْقُ فَمِلْءُ اْلكَفّ مِنْهُ حَرَامٌ. ابو داود 3: 329، رقم: 3687
Dari 'Aisyah, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Setiap minuman yang memabukkan itu haram, dan minuman yang satu farq memabukkan, maka setapak tangan darinya pun haram". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 329, no. 3687]
Keterangan :
1 farq = 3 sha’, 1 sha = 3 liter. 1 farq = 9 liter.
Maksudnya jumlah yang banyak

5. Khamr tidak boleh dijadikan cuka.

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص سُئِلَ عَنِ اْلخَمْرِ يُتَّخَذُ خَلاًّ فَقَالَ: لاَ. مسلم 3: 1573
Dari Anas, bahwasanya Nabi SAW ditanya tentang khamr yang dijadikan cuka, lalu beliau menjawab, "Tidak boleh". [HR. Muslim juz 3, hal. 1573]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ اَبَا طَلْحَةَ سَأَلَ النَّبِيَّ ص عَنْ اَيْتَامٍ وَرِثُوْا خَمْرًا، قَالَ: اَهْرِقْهَا. قَالَ: اَفَلاَ اَجْعَلُهَا خَلاًّ؟ قَالَ: لاَ. ابو داود 3: 329، رقم: 3675
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Abu Thalhah bertanya kepada Nabi SAW tentang beberapa anak yatim yang mewarisi khamr, beliau SAW menjawab, "Buanglah !". (Abu Thalhah) bertanya, "Apakah tidak boleh saya jadikan cuka ?". Jawab beliau, "Tidak". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 329, no. 3675]

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ يَتِيْمًا كَانَ فِى حِجْرِ اَبِى طَلْحَةَ فَاشْتَرَى لَهُ خَمْرًا. فَلَمَّا حُرّمَتْ سُئِلَ النَّبِيُّ ص: اَيُتَّخَذُ خَلاًّ؟ قَالَ: لاَ. الدارقطنى 4: 265، رقم: 4
Dari Anas, bahwasanya ada seorang anak yatim dalam asuhan Abu Thalhah, lalu ia (Abu Thalhah) membelikan khamr untuknya. Ketika khamr telah diharamkan, Nabi SAW ditanya, "Bolehkah khamr itu dijadikan cuka ?". Nabi SAW menjawab, "Tidak". [HR. Daruquthni juz 4, hal. 265, no. 4]

6.  Khamr yang telah diharamkan oleh Allah tidak boleh dijual ataupun dihadiahkan.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ وَعْلَةَ السَّبَإِيّ مِنْ اَهْلِ مِصْرَ اَنَّهُ سَأَلَ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ عَمَّا يُعْصَرُ مِنَ الْعِنَبِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: اِنَّ رَجُلاً اَهْدَى لِرَسُوْلِ اللهِ ص رَاوِيَةَ خَمْرٍ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلْ عَلِمْتَ اَنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَهَا؟ قَالَ: لاَ فَسَارَّ اِنْسَانًا. فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِمَ سَارَرْتَهُ؟ فَقَالَ: اَمَرْتُهُ بِبَيْعِهَا، فَقَالَ: اِنَّ الَّذِيْ حَرَّمَ شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا. قَالَ: فَفَتَحَ الْمَزَادَ حَتَّى ذَهَبَ مَا فِيْهَا. مسلم 3: 1206
Dari Abdurrahman bin Wa'lah As-Saba`iy dari penduduk Mesir, bahwa dia pernah bertanya kepada Abdullah bin Abbas tentang perasan anggur. Ibnu Abbas menjawab, "Suatu ketika seorang laki-laki menghadiahkan satu wadah berisi khamr kepada Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepadanya, "Belum tahukah kamu bahwa Allah telah mengharamkannya ?". Laki-laki itu menjawab, "Belum. Kemudian dia berbisik kepada orang yang ada di sampingnya. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, "Apa yang kamu bisikkan kepadanya ?". Dia menjawab, "Saya menyuruhnya supaya menjualnya. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Tuhan yang mengharamkan meminumnya juga mengharamkan menjualnya. (Ibnu Abbas) berkata, "Kemudian laki-laki tersebut membuka wadah khamr itu dan membuang isinya. [HR. Muslim juz 3, hal. 1206]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَجُلاً كَانَ يُهْدِى لِلنَّبِيّ ص رَاوِيَةَ خَمْرٍ، فَاَهْدَاهَا اِلَيْهِ عَامًا وَ قَدْ حُرّمَتْ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اِنَّهَا قَدْ حُرّمَتْ. فَقَالَ الرَّجُلُ: اَفَلاَ اَبِيْعُهَا؟ فَقَالَ: اِنَّ الَّذِى حَرَّمَ شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا. قَالَ:اَفَلاَ اُكَارِمُ بِهَا اْليَهُوْدَ؟ قَالَ: اِنَّ الَّذِى حَرَّمَهَا حَرَّمَ اَنْ يُكَارَمَ بِهَا اْليَهُوْدُ. قَالَ: فَكَيْفَ اَصْنَعُ بِهَا؟ قَالَ: شِنَّهَا عَلَى اْلبَطْحَاءِ. الحميدى فى مسنده فى نيل الاوطار 8: 191
Dari Abu Hurairah, bahwasanya pernah ada seorang laki-laki menghadiahkan kepada Rasulullah SAW satu wadah berisi khamr, ia menghadiahkannya kepada beliau pada tahun diharamkannya khamr, lalu Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya khamr telah diharamkan". Lalu orang itu bertanya, "Bolehkah aku menjualnya ?". Jawab Nabi SAW, "Sesungguhnya Tuhan yang mengharamkan meminumnya, mengharamkan pula menjualnya". Orang itu bertanya (lagi), "Apakah tidak boleh aku pergunakan untuk mengungguli kedermawanan orang Yahudi ?". Nabi SAW menjawab, "Sesungguhnya Tuhan yang mengharamkannya, mengharamkan pula untuk dipergunakan mengungguli kedermawanan orang Yahudi". Orang itu bertanya (lagi), "Lalu aku gunakan untuk apa ?". Nabi SAW bersabda, "Buang saja di Bathhaa' ". [HR. Al-Humaidi di dalam musnadnya - dalam Nailul Authar juz 8, hal 191]

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَخْطُبُ بِاْلمَدِيْنَةِ قَالَ: ياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِنَّ اللهَ تَعَالَى يُعَرّضُ بِاْلخَمْرِ، وَ لَعَلَّ اللهَ سَيُنْزِلُ فِيْهَا اَمْرًا، فَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْهَا شَيْءٌ فَلْيَبِعْهُ وَ لْيَنْتَفِعْ بِهِ، قَالَ: فَمَا لَبِثْنَا اِلاَّ يَسِيْرًا حَتَّى قَالَ النَّبِيُّ ص: اِنَّ اللهَ تَعَالَى حَرَّمَ اْلخَمْرَ، فَمَنْ اَدْرَكَتْهُ هذِهِ اْلآيَةُ وَ عِنْدَهُ مِنْهَا شَيْءٌ فَلاَ يَشْرَبُ وَ لاَ يَبِعْ، قَالَ: فَاسْتَقْبَلَ النَّاسُ بِمَا كَانَ عِنْدَهُ مِنْهَا فِى طَرِيْقِ اْلمَدِيْنَةِ فَسَفَكُوْهَا. مسلم 3: 1205
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW ketika berkhutbah di Madinah, beliau bersabda, "Hai para manusia, sesungguhnya Allah Taaalaa menyindir tentang khamr, dan mudah-mudahan Allah akan menurunkan suatu ketentuan padanya. Oleh karena itu barangsiapa masih mempunyai sedikit dari padanya, maka hendaklah ia menjualnya dan memanfaatkannya". (Abu Sa'id) berkata : Maka tidak lama kemudian Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Taaalaa telah mengharamkan khamr, maka barangsiapa sampai kepadanya ayat ini [QS. Al-Maidah : 90], padahal ia masih mempunyai sedikit dari padanya, maka ia tidak boleh meminumnya, dan jangan menjualnya". (Abu Sa'id) berkata, "Lalu orang-orang sama menuju ke jalan-jalan di Madinah sambil membawa sisa khamr yang ada padanya, lalu mereka menuangkannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1205]

عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى اْلخَمْرِ عَشَرَةً: عَاصِرَهَا وَ مُعْتَصِرَهَا وَ شَارِبَهَا وَ حَامِلَهَا وَ اْلمَحْمُوْلَةَ اِلَيْهِ وَ سَاقِيَهَا وَ بَائِعَهَا وَ آكِلَ ثَمَنِهَا وَ اْلمُشْتَرِيَ لَهَا وَ اْلمُشْتَرَاةَ لَهُ. الترمذى 2: 380، رقم: 1313
Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah SAW melanat tentang khamr sepuluh golongan : 1. yang memerasnya, 2. Yang minta diperaskannya, 3. yang meminumnya, 4. yang mengantarkannya, 5. yang minta diantarinya, 6. yang menuangkannya, 7. yang menjualnya, 8. yang makan harganya, 9. yang membelinya, dan 10. yang minta dibelikannya". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 380, no. 1313]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لُعِنَتِ اْلخَمْرُ عَلَى عَشَرَةِ اَوْجُهٍ: بِعَيْنِهَا وَ عَاصِرِهَا وَ مُعْتَصِرِهَا وَ بَائِعِهَا وَ مُبْتَاعِهَا وَ حَامِلِهَا وَ اْلمَحْمُوْلَةِ اِلَيْهِ وَ آكِلِ ثَمَنِهَا وَ شَارِبِهَا وَ سَاقِيْهَا. ابن ماجه 2: 1121، رقم: 3380
Dari Ibnu 'Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Telah dilanat khamr atas sepuluh hal : 1. khamr itu sendiri, 2. pemerasnya, 3. yang minta diperaskannya, 4. penjualnya, 5. pembelinya, 6. pengantarnya, 7. pemesannya, 8. yang memakan harganya, 9. peminumnya, dan 10. yang menuangkannya". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1121, no. 3380]

7.  Nabi SAW pernah melarang wadah yang biasa digunakan untuk membuat/ menyimpan khamr, kemudian membolehkannya.

عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ حَزْنٍ الْقُشَيْرِيّ قَالَ: لَقِيتُ عَائِشَةَ فَسَأَلْتُهَا عَنْ النَّبِيذِ، فَحَدَّثَتْنِي اَنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ قَدِمُوْا عَلَى النَّبِيّ ص فَسَأَلُوا النَّبِيَّ ص عَنْ النَّبِيْذِ، فَنَهَاهُمْ اَنْ يَنْتَبِذُوْا فِى الدُّبَّاءِ وَ النَّقِيْرِ وَ اْلمُزَفَّتِ وَ اْلحَنْتَمِ. مسلم 3: 1579
Dari Tsumah bin Hazn Al-Qusyairi, ia berkata : Aku bertemu 'Aisyah, lalu aku bertanya kepadanya tentang membuat minuman, maka beliau menceritakan kepadaku tentang utusan Abdul Qais yang datang menghadap Nabi SAW, lalu mereka bertanya kepada beliau tentang (membuat) minuman. Lalu Nabi SAW melarang mereka membuat minuman di tempat (wadah) dari dubba', naqiir, muzaffat dan hantam. [HR. Muslim juz 3, hal. 1579].

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ الدُّبَّاءِ وَاْلحَنْتَمِ وَ اْلمُزَفَّتِ وَ النَّقِيْرِ. مسلم 3: 1579
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW melarang (minum) minuman yang dibuat pada dubba', hantam, muzaffat dan naqiir". [HR. Muslim juz 3, hal. 1579]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص: اَنَّهُ نَهَى عَنِ الْمُزَفَّتِ وَ الْحَنْتَمِ وَ النَّقِيْرِ، قَالَ: قِيْلَ ِلاَبِى هُرَيْرَةَ: مَا الْحَنْتَمُ ؟ قَالَ: اَلْجِرَارُ الْخُضْرُ. مسلم 3: 1577
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bahwasanya beliau melarang (membuat minuman pada) muzaffat, pada hantam dan pada naqiir. (Perawi) berkata : Abu Hurairah ditanya, "Apa Hantam itu ?". Ia menjawab, "Guci yang hijau". [HR. Muslim juz 3, hal. 1577].

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ اَنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ لَمَّا اَتَوْا نَبِيَّ اللهِ ص قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ، جَعَلَنَا اللهُ فِدَاءَكَ مَاذَا يَصْلُحُ لَنَا مِنَ اْلاَشْرِبَةِ ؟ فَقَالَ: لاَ تَشْرَبُوْا فِى النَّقِيْرِ، قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ، جَعَلَنَا اللهُ فِدَاءَكَ، اَوَ تَدْرِى مَا النَّقِيْرُ؟ قَالَ: نَعَمْ، اَلْجِذْعُ يُنْقَرُ وَسَطُهُ، وَ لاَ فِى الدُّبَّاءِ، وَ لاَ فِى الْحَنْتَمَةِ، وَ عَلَيْكُمْ بِالْمُوْكَى. مسلم 1: 50
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, bahwasanya tamu utusan Abdul Qais ketika datang kepada Nabiyyallah SAW, mereka bertanya, "Ya Nabiyyallah, semoga Allah menjadikan kami tebusanmu, apa yang boleh bagi kami dari berbagai minuman ? Nabi SAW menjawab, "Janganlah kalian minum di wadah naqiir". Lalu mereka bertanya, "Ya Nabiyyallah, semoga Allah menjadikan kami tebusanmu. Apakah engkau tahu apa naqiir itu ?" Nabi menjawab, "Ya, batang kurma yang dilubangi pada tengah-tengahnya. Jangan kalian (minum) pada dubba', jangan (pula) pada guci, dan hendaklah kalian (minum) dari wadah yang diikat (tertutup)". [HR. Muslim juz 1, hal. 50]

عَنْ زَاذَانَ قَالَ: قُلْتُ ِلابْنِ عُمَرَ: حَدّثْنِى بِمَا نَهَى عَنْهُ النَّبِيُّ ص مِنَ اْلاَشْرِبَةِ بِلُغَتِكَ وَ فَسّرْهُ لِى بِلُغَتِنَا. فَاِنَّ لَكُمْ لُغَةً سِوَى لُغَتِنَا. فَقَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ اْلحَنْتَمِ، وَ هِيَ اْلجَرَّةُ، وَ عَنِ الدُّبَّاءِ وَ هِيَ اْلقَرْعَةُ، وَ عَنِ اْلمُزَفَّتِ وَ هُوَ اْلمُقَيَّرُ وَ عَنِ النَّقِيْرِ، وَ هِيَ النَّخْلَةُ تُنْسَحُ نَسْحًا، وَ تُنْقَرُ نَقْرًا وَ اَمَرَ اَنْ يُنْتَبَذَ فِى اْلاَسْقِيَةِ. مسلم 3: 1583
Dari Zadzan, ia berkata : Aku berkata kepada Ibnu Umar, Ceritakanlah kepadaku dari minuman yang dilarang oleh Nabi SAW dengan bahasamu dan terangkanlah kepadaku dengan bahasa kami, karena kalian mempunyai bahasa yang berbeda dengan dengan bahasa kami. Lalu (Ibnu Umar) berkata, "Rasulullah SAW melarang (minuman pada) hantam, yaitu guci, dan beliau melarang dari dubba' yaitu labu (waloh yang dihilangkan isinya), melarang minum pada muzaffat, yaitu wadah yang diberi teer, melarang (minuman pada) naqiir, yaitu batang kurma yang dilubangi dan dikerat, dan (Nabi SAW) menyuruh membuat minuman pada tempat-tempat minuman yang biasa. [HR. Muslim juz 3, hal. 1583].

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنِ اْلاَشْرِبَةِ فِى ظُرُوْفِ اْلاَدَمِ، فَاشْرَبُوْا فِى كُلّ وِعَاءٍ غَيْرَ اَنْ لاَ تَشْرَبُوْا مُسْكِرًا. مسلم 3: 1585
Dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku pernah melarang kalian dari minuman melainkan yang di wadah-wadah kulit yang disamak. Sekarang minumlah (minuman) di semua wadah minuman, tapi jangan kalian minum (minuman yang) memabukkan". [HR. Muslim juz 3, hal. 1585]

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: نَهَيْتُكُمْ عَنِ الظُّرُوْفِ وَ اِنَّ الظُرُوْفَ اَوْ ظَرْفًا لاَ يُحِلُّ شَيْئًا وَ لاَ يُحَرّمُهُ، وَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ. مسلم 3: 1585
Dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Aku pernah melarang kalian dari wadah-wadah (minuman), namun (ketahuilah) sesungguhnya wadah (itu sendiri) tidak bisa menghalalkan sesuatu dan mengharamkannya, dan setiap minuman yang memabukkan itulah yang haram". [HR. Muslim juz 3, hal. 1585].

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنِ اْلاَوْعِيَةِ فَانْتَبِذُوْا فِيْهِ وَ اجْتَنِبُوْا كُلَّ مُسْكِرٍ. ابن ماجه 2: 1127، رقم: 3405
Dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Dahulu aku melarang kalian dari beberapa wadhah minuman, maka sekarang buatlah minuman padanya, tetapi jauhilah setiap minuman yang memabukkan". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1127, no. 3405].
Keterangan :
Dubba' ialah labu (waloh) yang dihilangkan isinya. Hantam atau jarrah ialah guci (hijau). Naqiir ialah batang (glugu) kurma dilubangi tengahnya, dan muzaffat atau muqayyar ialah wadah yang diberi teer atau yang diberi cat.
Wadah-wadah tersebut pada waktu itu biasa digunakan membuat/menyimpan minuman keras. Oleh karena itu beliau melarangnya menggunakan wadah-wadah tersebut.
Tetapi setelah orang-orang mengetahui dengan jelas tentang haramnya khamr, maka beliau membolehkan minum pada wadah apa saja, asalkan bukan minum minuman yang memabukkan.

8. Hukuman Peminum Khamr
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ يَضْرِبُ فِى اْلخَمْرِ بِالنّعَالِ وَ اْلجَرِيْدِ اَرْبَعِبْنَ. مسلم 3: 1331
Dari Anas, bahwasanya Nabi SAW dahulu memukul peminum khamr (sebgai hukuman) dengan menggunakan sandal dan pelepah kurma sebanyak empat puluh kali dera. [HR. Muslim juz 3, hal. 1331]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص ضَرَبَ فِى اْلخَمْرِ بِاْلجَرِيْدِ وَ النّعَالِ وَ جَلَدَ اَبُوْ بَكْرٍ اَرْبَعِيْنَ. البخارى 8: 13
Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya Nabi SAW pernah memukul orang karena minum khamr dengan pelepah kurma dan sandal. Dan Abu Bakar menghukum dengan 40 kali dera. [HR. Bukhari juz 8, hal. 13]
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ اْلحَارِثِ قَالَ: جِيْءَ بِالنُّعْمَانِ اَوْ بِابْنِ النُّعْمَانِ شَارِبًا، فَاَمَرَ النَّبِيُّ ص مَنْ كَانَ فِى اْلبَيْتِ اَنْ يَضْرِبُوْهُ. قَالَ فَضَرَبُوْهُ فَكُنْتُ فِيْمَنْ ضَرَبَهُ بِالنّعَالِ. البخارى 8: 13
Dari 'Uqbah bin Al-Harits, ia berkata, "Nu'man atau anaknya Nu'man pernah dihadapkan (kepada Nabi SAW) karena minum khamr, lalu Nabi SAW menyuruh orang-orang yang di rumah itu supaya memukulnya. Uqbah berkata, Maka merekapun memukulnya, maka aku (Uqbah) termasuk salah seorang yang memukulnya dengan sandal. [HR. Bukhari juz 8, hal. 13]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: اُتِيَ النَّبِيُّ ص بِرَجُلٍ قَدْ شَرِبَ قَالَ: اِضْرِبُوْهُ، قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ رض فَمِنَّا الضَّارِبُ بِيَدِهِ وَ الضَّارِبُ بِنَعْلِهِ وَ الضَّارِبُ بِثَوْبِهِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ بَعْضُ اْلقَوْمِ: اَخْزَاكَ اللهُ، قَالَ: لاَ تَقُوْلُوْا هكَذَا لاَ تُعِيْنُوْا عَلَيْهِ الشَّيْطَانَ. البخارى 8: 14
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Pernah dihadapkan seorang laki-laki yang telah minum khamr kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW bersabda, "Pukullah dia". Abu Hurairah RA berkata, "Maka diantara kami ada yang memukulnya dengan tangannya, ada yang memukulnya dengan sandal dan ada pula yang memukul dengan pakaiannya". Kemudian setelah selesai, sebagian kaum itu ada yang berkata, "Semoga Allah menjadikan engkau hina (hai peminum khamr)". Maka Nabi SAW bersabda, "Janganlah kalian berkata begitu, janganlah kalian membantu syaithan terhadapnya". [HR. Bukhari juz 8, hal. 14]

عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: اُتِيَ رَسُوْلُ اللهِ ص بِرَجُلٍ نَشْوَانَ فَقَالَ: اِنّى لَمْ اَشْرَبْ خَمْرًا، اِنَّمَا شَرِبْتُ زَبِيْبًا وَ تَمْرًا فِى دُبَّاءَةٍ، قَالَ: فَاَمَرَ بِهِ فَنُهِزَ بِاْلاَيْدِى وَ خُفِقَ بِالنّعَالِ. احمد 4: 69، رقم: 11297
Dari Abu Sa'id, ia berkata, "Pernah terjadi seorang laki-laki yang sedang mabuk dibawa kepada Rasulullah SAW lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku tidak minum khamr, tetapi aku hanya minum anggur kering yang dicampur kurma dalam sebuah dubba' (wadah minuman keras yang terbuat dari waluh yang sudah dibuang isinya)". Abu Said berkata, Lalu beliau menyuruh supaya ia dipukul, lalu ia dipukul dengan tangan dan dipukul dengan sandal". [HR. Ahmad juz 4, hal. 69, no. 11297]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص اُتِيَ بِرَجُلٍ قَدْ شَرِبَ اْلخَمْرَ فَجَلَدَهُ بِجَرِيْدَتَيْنِ نَحْوَ اَرْبَعِيْنَ، قَالَ وَ فَعَلَهُ اَبُوْ بَكْرٍ. فَلَمَّا كَانَ عُمَرُ اسْتَشَارَ النَّاسَ فَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمنِ: اَخَفَّ اْلحُدُوْدِ ثَمَانِيْنَ فَاَمَرَ بِهِ عُمَرُ. مسلم 3: 1330
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya pernah dihadapkan kepada Nabi SAW seorang laki-laki yang telah minum khamr. Lalu orang tersebut dipukul dengan dua pelepah kurma sebanyak 40 kali. Anas berkata, "Cara seperti itu dilakukan juga oleh Abu Bakar". Tetapi (di zaman 'Umar) setelah 'Umar minta pendapat para shahabat yang lain, maka 'Abdur Rahman (bin 'Auf) berkata, "Hukumlah (hukuman) yang paling ringan ialah 80 kali. Lalu 'Umar pun memerintahkan untuk hukuman peminum khamr supaya didera 80 kali". [HR. Muslim juz 3, hal. 1330]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ نَبِيَّ اللهِ ص جَلَدَ فِى اْلخَمْرِ بِاْلجَرِيْدِ وَ النّعَالِ ثُمَّ جَلَدَ اَبُوْ بَكْرٍ اَرْبَعِيْنَ. فَلَمَّا كَانَ عُمَرُ وَ دَنَا النَّاسُ مِنَ الرّيْفِ وَ اْلقُرَى قَالَ: مَا تَرَوْنَ فِى جَلْدِ اْلخَمْرِ؟ فَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عَوْفٍ اَرَى اَنْ تَجْعَلَهَا كَاَخَفّ اْلحُدُوْدِ. قَالَ: فَجَلَدَ عُمَرُ ثَمَانِيْنَ. مسلم 3: 1331
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabiyyullah  SAW memukul peminum khamr (sebagai hukuman) dengan pelepah kurma dan sandal. Kemudian Abu Bakar juga memukul (peminum khamr) sebanyak 40 kali. Maka ketika pemerintahan Umar (bin Al-Khaththab), orang-orang sudah dekat dengan tempat-tempat yang subur dan kota-kota sudah ditundukkan (keadaan sudah makmur sehingga semakin banyak orang minum khamr), maka Umar bertanya kepada para shahabat, Bagaimana pendapat kalian tentang hukuman peminum khamr ? Maka Abdur Rahman bin Auf berkata, Saya berpendapat bahwa engkau menjadikannya seperti seringan-ringan hukuman (yaitu 80 kali dera). Anas berkata, Lalu Umar menghukum peminum khamr dengan 80 kali dera. [HR. Muslim juz 3, hal. 1331]
Keterangan :
Yang dimaksud “engkau menjadikannya seperti seringan-ringan hukuman”, ialah di dalam Al-Quran disebutkan hukuman bagi pencuri adalah dengan potong tangan, hukuman berzina didera 100 kali, hukuman menuduh zina didera 80 kali, maka 80 kali dera ini merupakan seringan-ringan hukuman yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.

عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ اَنَّ عُمَرَ بْنَ اْلخَطَّابِ خَرَجَ عَلَيْهِمْ فَقَالَ: اِنّى وَحَدْتُ مِنْ فُلاَنٍ رِيْحَ شَرَابٍ، فَزَعَمَ اَنَّهُ شَرَابُ الطّلاَءِ، وَ اَنَا سَائِلٌ عَمَّا شَرِبَ، فَاِنْ كَانَ يُسْكِرُ جَلَدْتُهُ، فَجَلَدَهُ عُمَرُ اْلحَدَّ تَامًّا. مالك فى الموطأ 2: 842
Dari Saaib bin Yazid, sesungguhnya 'Umar bin Khaththab keluar ke tengah-tengah orang banyak, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku mencium dari fulan bau minuman khamr". Lalu ia yaqin bahwa dia itu telah minum thila' (khamr). (Saaib bin Yazid berkata), Dan aku sendiri yang bertanya tentang apa yang ia minum. Jika yang dia minum itu minuman memabukkan, maka akan kudera dia. Lalu 'Umar memukulnya dengan hukuman sempurna. [HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 842]

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: جُلِدَ عَلَى عَهْدِ النَّبِيّ ص فِى اْلخَمْرِ بِنَعْلَيْنِ اَرْبَعِيْنَ. فَلَمَّا كَانَ زَمَنُ عُمَرَ جُلِدَ بَدَلَ كُلّ نَعْلٍ سَوْطًا. احمد 4: 135، رقم: 1164
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata, "Peminum khamr di zaman Nabi SAW didera dengan dua sandal sebanyak 40 kali. Kemudian di zaman pemerintahan 'Umar, didera dengan masing-masing sandal itu diganti dengan cambuk". [HR. Ahmad juz 4, hal. 135, no. 1164]

عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ الدّبَلِيّ اَنَّ عُمَرَ بْنَ اْلخَطَّابِ اِسْتَشَارَ فِى اْلخَمْرِ يَشْرَبُهَا الرَّجُلُ، فَقَالَ لَهُ عَلِيُّ بْنُ اَبِى طَالِبٍ نَرَى اَنْ تَجْلِدَهُ ثَمَانِيْنَ. اِذَا شَرِبَ سَكَرَ وَ اِذَا سَكَرَ هَذَى وَ اِذَا هَذَى افْتَرَى اَوْ كَمَا قَالَ. فَجَلَدَ عُمَرُ فِى اْلخَمْرِ ثَمَانِيْنَ. مالك فى الموطأ 2: 842
Dari Tsaur bin Zaid Ad-Dibaliy, bahwasanya Umar bin Khaththab bermusyawarah tentang hukuman peminum khamr, maka Ali bin Abu Thalib berkata,Kami berpendapat bahwa hukuman orang yang minum khamr adalah engkau memukulnya 80 kali, karena jika dia minum khamr, maka ia mabuk, jika mabuk, ia berbohong atau ia berkata tidak karuan. Lalu Umar menetapkan hukuman bagi peminum khamr dengan 80 kali dera". [HR. Malik dalam Al-Muwaththa juz 2, hal. 842]

عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ قَالَ: كُنَّا نُؤْتَى بِالشَّارِبِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص وَ فِى اِمْرَةِ اَبِى بَكْرٍ وَ صَدْرًا مِنْ خِلاَفَةِ عُمَرَ فَنَقُوْمُ اِلَيْهِ بِاَيْدِيْنَا وَ نِعَالِنَا وَ اَرْدِيَتِنَا حَتَّى كَانَ آخِرُ اِمْرَةِ عُمَرَ فَجَلَدَ اَرْبَعِيْنَ، حَتَّى اِذَا عَتَوْا وَ فَسَقُوْا جَلَدَ ثَمَانِيْنَ. البخارى 8: 14
Dari Saaib bin Yazid, ia berkata, "Dahulu didatangkan seorang peminum khamr kepada kami di zaman Rasulullah SAW, juga di zaman pemerintahan Abu Bakar dan di permulaan pemerintahan 'Umar, maka kami berdiri menghampiri peminum khamr itu, lalu kami pukul dia dengan tangan-tangan kami, dengan sandal-sandal kami dan dengan pakaian-pakaian kami hingga pada akhir-akhir pemerintahan 'Umar ia memukul peminum khamr itu sebanyak 40 kali. Setelah mereka melampaui batas dan berbuat fasiq (berani mengulangi lagi), maka Umar memukul sebanyak 80 kali". [HR. Bukhari juz 8, hal. 14]

عَنْ حُضَيْنِ بْنِ اْلمُنْذِرِ اَبِى سَاسَانَ قَالَ: شَهِدْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ وَ اُتِيَ بِاْلوَلِيْدِ قَدْ صَلَّى الصُّبْحَ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ قَالَ: اَزِيْدُكُمْ؟ فَشَهِدَ عَلَيْهِ رَجُلاَنِ اَحَدُهُمَا حُمْرَانُ اَنَّهُ شَرِبَ اْلخَمْرَ، وَ شَهِدَ آخَرُ اَنَّهُ رَآهُ يَتَقَيَّأُ، فَقَالَ عُثْمَانُ: اِنَّهُ لَمْ يَتَقَيَّأْ حَتَّى شَرِبَهَا، فَقَالَ: يَا عَلِيُّ قُمْ فَاجْلِدْهُ، فَقَالَ عَلِيٌّ: قُمْ يَا حَسَنُ فَاجْلِدْهُ، فَقَالَ اْلحَسَنُ: وَلّ حَارَّهَا مَنْ تَوَلَّى قَارَّهَا، فَكَأَنَّهُ وَجَدَ عَلَيْهِ، فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ جَعْفَرٍ قُمْ فَاجْلِدْهُ، فَجَلَدَهُ وَ عَلِيٌّ يَعُدُّ حَتَّى بَلَغَ اَرْبَعِيْنَ، فَقَالَ: اَمْسِكْ، ثُمَّ قَالَ: جَلَدَ النَّبِيُّ ص اَرْبَعِيْنَ، وَ اَبُوْ بَكْرٍ اَرْبَعِيْنَ، وَ عُمَرُ ثَمَانِيْنَ وَ كُلٌّ سُنَّةٌ وَ هذَا اَحَبُّ اِلَيَّ. مسلم 3: 1331
Dari Hudlain bi Mundzir Abu Saasaan, ia berkata, "Aku pernah menyaksikan Walid dihadapkan kepada 'Utsman bin 'Affan setelah shalat Shubuh dua rekaat. Kemudian Walid bertanya kepada orang-orang, "Apakah aku menambah (shalat) pada kalian ?". Lalu ada dua orang yang menjadi saksi atas Walid, salah satu diantara keduanya itu adalah Humran, (ia berkata) bahwa Walid benar-benar telah minum khamr, sedang yang satu lagi menyaksikan, bahwa ia melihat Walid muntah (khamr). Lalu 'Utsman berkata, "Sesungguhnya dia tidak akan muntah (khamr) jika dia tidak meminumnya". Lalu 'Utsman berkata, "Hai 'Ali, berdirilah, deralah dia". Maka 'Ali pun berkata, "Hai Hasan, berdirilah, deralah dia". Lalu Hasan berkata, "Serahkanlah pekerjaan yang berat kepada orang yang dapat menguasainya dengan tidak berat". Seolah-olah ia pun merasakan keberatan itu. Lalu ia berkata, "Hai 'Abdullah bin Ja'far, berdirilah, deralah dia". Lalu ia pun menderanya, sedang 'Ali sendiri menghitung hingga sampai 40 kali. Lalu ia berkata, "Berhenti !", lalu ia berkata, "Nabi SAW mendera sebanyak 40 kali, Abu Bakar juga 40 kali, sedang 'Umar mendera 80 kali. Namun semuanya itu adalah sesuai dengan sunnah (Rasul). Dan inilah yang paling saya senangi". [HR. Muslim juz 3, hal. 1331]
Keterangan :
Walid bin ‘Uqbah ini mengimami shalat Shubuh empat rekaat, karena mabuk. Lalu ia dilaporkan kepada Khalifah Utsman bin Affan, akhirnya ia didera 40 kali.

عَنِ ابْنِ شِهَابٍ اَنَّهُ سُئِلَ عَنْ حَدّ اْلعَبْدِ فِى اْلخَمْرِ، فَقَالَ: بَلَغَنِى اَنَّ عَلَيْهِ نِصْفَ حَدّ اْلحُرّ فِى اْلخَمْرِ، وَ اَنَّ عُمَرَ بْنَ اْلخَطَّابِ وَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ وَ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ قَدْ جَلَدُوْا عَبِيْدَهُمْ نِصْفَ حَدّ اْلحُرّ فِى اْلخَمْرِ. مالك فى الموطأ 2: 842
Dari Ibnu Syihab, sesungguhnya ia pernah ditanya tentang hukuman seorang budak yang (mabuk) karena minum khamr, maka jawabnya, "Telah sampai berita kepadaku, bahwa dia itu dihukum separuh hukuman orang merdeka yang mabuk karena minum khamr. Dan sesungguhnya 'Umar bin Khaththab, 'Utsman bin Affan, dan 'Abdullah bin 'Umar pernah memukul budak-budak mereka dengan separuh hukuman orang merdeka yang minum khamr". [HR. Malik dalam Al-Muwaththa' juz 2, hal. 842]
Dari hadits-hadits di atas menunjukkan ditetapkannya hukuman bagi peminum khamr. Dan hukuman dera tersebut tidak kurang dari 40 kali. Namun tidak ada riwayat yang menerangkan bahwa Nabi SAW membatasi 40 kali, sehingga Khalifah ‘Umar memukul dengan 80 kali. Adapun alat yang dipakai untuk memukul, ada yang dengan pelepah kurma, ada yang dengan sandal, ada yang dengan pakaian dan ada yang dengan tangan. Oleh karena itu bisa dipahami, alat apa yang akan digunakan untuk memukul terserah kepada Hakim.

9.  Dihapuskannya hukuman bunuh bagi peminum khamr yang mengulang hingga 4 kali.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ شَرِبَ اْلخَمْرَ فَاجْلِدُوْهُ، فَاِنْ عَادَ فَاجْلِدُوْهُ، فَاِنْ عَادَ فَاجْلِدُوْهُ، فَاِنْ عَادَ فَاقْتُلُوْهُ. قَالَ عَبْدُ اللهِ: اُئْتُوْنِى بِرَجُلٍ قَدْ شَرِبَ اْلخَمْرَ فِى الرَّابِعَةِ فَلَكُمْ عَلَيَّ اَنْ اَقْتُلَهُ. احمد 2: 622، رقم: 6805
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-Aash, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa minum khamr maka deralah ia, kemudian jika kembali minum lagi, maka deralah dia, kemudian jika kembali lagi maka deralah dia, dan jika kembali minum lagi maka bunuhlah dia". 'Abdullah berkata, "Bawalah kemari seseorang dari kalian yang minum khamr yang keempat kalinya, maka aku akan bunuh dia". [HR. Ahmad juz 2, hal. 622, no. 6805]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا سَكِرَ فَاجْلِدُوْهُ، ثُمَّ اِنْ سَكِرَ فَاجْلِدُوْهُ، ثُمَّ اِنْ سَكَرَ فَاجْلِدُوْهُ فَاِنْ عَادَ الرَّابِعَةَ فَاقْتُلُوْهُ. ابو داود 4: 164، رقم: 4484
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila (seseorang) mabuk, maka deralah dia, kemudian jika ia mabuk lagi maka deralah dia, kemudian jika ia mabuk lagi maka deralah dia kemudian jika ia kembali lagi yang keempat kalinya, maka bunuhlah dia". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 164, no. 4484]

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اَبِى سُفْيَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا شَرِبُوا اْلخَمْرَ فَاجْلِدُوْهُمْ، ثُمَّ اِنْ شَرِبُوْا فَاجْلِدُوْهُمْ، ثُمَّ اِنْ شَرِبُوا فَاجْلِدُوْهُمْ، ثُمَّ اِنْ شَرِبُوْا فَاقْتُلُوْهُمْ. ابو داود 4: 164و رقم: 4482
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila mereka minum khamr, maka deralah mereka, kemudian jika mereka minum lagi, deralah mereka, kemudian jika mereka minum lagi deralah mereka, kemudian jika mereka minum lagi, maka bunuhlah mereka". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 164, no. 4482].

عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ شَرِبَ اْلخَمْرَ فَاجْلِدُوْهُ فَاِنْ عَادَ فِي الرَّابِعَةِ فَاقْتُلُوْهُ. التروذى 2: 449، رقم: 1472
Dari Mu'awiyah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang minum khamr maka deralah ia, jika ia mengulangi keempat kalinya maka bunuhlah dia. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 449, no. 1472]
Keterangan :
Abu Isa (Tirmidzi) berkata : Sesungguhnya hal ini terjadi pada masa-masa awal, kemudian dihapus setelah itu. Demikianlah Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang meminum khamr maka deralah ia, dan jika ia mengulangi keempat kalinya, maka bunuhlah ia. Kemudian setelah itu didatangkan kepada Nabi SAW seseorang yang telah meminum khamr keempat kalinya, namun beliau hanya memukul dan tidak membunuhnya. Hadits ini menjadi pedoman amal kebanyakan ulama, tidak kami ketahui adanya perbedaan diantara mereka, baik ulama dahulu maupun sekarang. Dan yang menguatkan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda, "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali salah satu dari tiga hal : Jiwa dibalas dengan jiwa (orang yang membunuh orang lain), orang yang sudah menikah berzina, dan orang yang murtad meninggalkan agamanya[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 449]
Orang yang telah berulang kali mendapat hukuman dera karena minum khamr tetapi tidak jera, orang seperti itu jelas orang yang nekad dan sangat jahat, dan dia pantas mendapat hukuman yang lebih berat. Namun karena hukuman bunuh bagi peminum khamr yang keempat kalinya itu telah dihapus, maka bagaimanapun juga hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman bunuh bagi peminum khamr, walaupun dia sudah minum yang keempat kali atau lebih.

10.  Ada segolongan orang yang merubah nama khamr dengan nama lain dan mereka menganggap halal meminumnya.

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيَسْتَحِلَّنَّ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ بِاسْمٍ يُسَمُّوْنَهَا اِيَّاهُ. احمد 8: 401، رقم: 22772
Dari 'Ubadah bin Shamit, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan ada segolongan dari ummatku yang menghalalkan khamr dengan menamakannya dengan nama lain". [HR. Ahmad juz 8, hal. 401, no. 22772]

عَنْ اَبِى مَالِكٍ اْلاَشْعَرِيّ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لَيَشْرَبَنَّ اُنَاسٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ يُسَمُّوْنَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا. ابو داود 3: 329، رقم: 3688
Dari Abu Malik Al-Asy'ariy, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan ada sekelompok manusia dari ummatku yang minum khamr, dan mereka menamakannya dengan nama lain". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 329, no. 3688]

عَنْ اَبِى اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَذْهَبُ اللَّيَالِى وَ اْلاَيَّامُ حَتَّى تَشْرَبَ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ وَ يُسَمُّوْنَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا. ابن ماجه 2: 1123، رقم: 3384
Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tidak lewat beberapa malam dan hari (tidak lama sepeninggalku) sehingga segolongan dari ummatku minum khamr dengan memberi nama yang bukan namanya". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1123, no. 3384, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Abdus Salaam bin Abdul Quddus]

عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيْزٍ يُحَدّثُ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: يَشْرَبُ نَاسٌ مِنْ اُمَّتِى اْلخَمْرَ يُسَمُّوْنَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا. النسائى 8: 312
Dari Ibnu Muhairiz, ia menceritakan dari salah seorang shahabat Nabi SAW, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "(Akan) ada segolongan manusia dari ummatku yang minum khamr, dan mereka menamakannya dengan nama lain". [HR. Nasai juz 8, hal. 312]

11. Khamr tidak boleh dijadikan sebagai obat.

Tentang menggunakan khamr sebagai obat, diterangkan dalam hadits sebagai berikut :

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رض عَنْ النَّبِيّ ص قَالَ: مَا اَنْزَلَ اللهُ دَاءً اِلاَّ اَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً. البخارى 7: 12
Dari Abu Hurairah, RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan Dia menurunkan pula obatnya. [HR. Bukhari juz 7, hal. 12]

عَنْ اَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ اَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَ جَعَلَ لِكُلّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلَا تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ. ابو داود 4: 7، رقم: 3873
Dari Abud Dardaa ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram. [HR Abu Dawud juz 4, hal. 7, no. 3873]

عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ اَبِيْهِ وَائِلٍ اْلحَضْرَمِيّ اَنَّ طَارِقَ بْنَ سُوَيْدٍ اْلجُعْفِيَّ سَأَلَ النَّبِيَّ ص عَنْ اْلخَمْرِ فَنَهَاهُ اَوْ كَرِهَ اَنْ يَصْنَعَهَا فَقَالَ: اِنَّمَا اَصْنَعُهَا لِلدَّوَاءِ. فَقَالَ: اِنَّهُ لَيْسَ بِدَوَاءٍ وَلَكِنَّهُ دَاءٌ. مسلم 3: 1573، رقم: 1984
Dari 'Alqamah bin Waail dari ayahnya Waail Al Hadlramiy bahwa Thariq bin Suwaid Al-Ju'fiy pernah bertanya kepada Nabi SAW mengenai khamr, maka beliau pun melarangnya atau benci membuatnya. Lalu dia berkata, "Saya membuatnya hanya untuk obat. Maka beliau bersabda, "Khamr itu bukanlah obat, akan tetapi ia adalah penyakit". [HR. Muslim juz 3, hal. 1573, no. 1984]

عَنْ سِمَاكٍ اَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَائِلٍ عَنْ اَبِيهِ اَنَّهُ شَهِدَ النَّبِيَّ ص وَسَأَلَهُ سُوَيْدُ بْنُ طَارِقٍ اَوْ طَارِقُ بْنُ سُوَيْدٍ عَنْ اْلخَمْرِ، فَنَهَاهُ. فَقَالَ: اِنَّا لَنَتَدَاوَى بِهَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّهَا لَيْسَتْ بِدَوَاءٍ وَ لكِنَّهَا دَاءٌ. الترمذى 3: 261، رقم: 2119
Dari Simak bahwa ia mendengar Alqamah bin Waail dari ayahnya bahwa ia pernah menyaksikan Nabi SAW. Dan Suwaid bin Thariq atau Thariq bin Suwaid bertanya pada beliau tentang khamr, Suwaid berkata, "Sesungguhnya kami menggunakannya sebagai obat. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya khamr itu bukanlah obat, akan tetapi ia adalah penyakit[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 261, no. 2119]

قَالَ بْنُ مَسْعُوْدٍ فِى السَّكَرِ: اِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَ كَمْ فِيْمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ. البخارى 6: 248
Ibnu Mas'ud berkata tentang sesuatu yang memabukkan, "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat kalian pada sesuatu yang Dia telah mengharamkan kepada kalian". [HR. Bukhari juz 6, hal. 248]

12.  Larangan duduk pada jamuan makan yang di situ disuguhkan/ diedarkan khamr.

Berdasar sunnah Nabi SAW, orang Islam diharuskan meninggalkan tempat jamuan yang ada khamrnya, termasuk duduk-duduk dengan orang yang sedang minum khamr. Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَ ذلِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ. مسلم 1: 69
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah ia mencegahnya dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman. [HR. Muslim juz 1, hal. 69]

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ فَلاَ يَقْعُدْ عَلَى مَائِدَةٍ يُشْرَبُ عَلَيْهَا اْلخَمْرُ. الدارمى 2: 112،رقم: 1991
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia duduk pada jamuan makan yang ada minum khamr padanya". [HR. Ad-Darimiy juz 2, hal. 112, no. 1991, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Hasan bin Abu Ja’far, haditsnya munkar]

Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al-Khaththab RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَقْعُدَنَّ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِاْلخَمْرِ. احمد 1: 53، رقم: 125
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia duduk di suatu jamuan yang diedarkan khamr padanya[HR. Ahmad juz 1, hal. 53, no. 125, dlaif karena dalam sanadnya ada perawi yang tidak disebutkan namanya]

Disamping hadits di atas, Allah SWT berfirman :

وَ قَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى اْلكِتبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ ايتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَ يُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِى حَدِيْثٍ غيْرِه اِنَّكُمْ اِذًا مّثْلُهُم. النساء:140
Sungguh Allah telah menurunkan kepadamu dalam Al-Qur'an, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diejeknya, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka itu memasuki dalam pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (jika kamu berbuat demikian) tentulah kamu sama dengan mereka. [QS. An-Nisaa' : 140]

~oO[ @ ]Oo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar