Dalil panjang umur dan amalnya shalih

Keutamaan panjang umur dan amalnya shalih

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَ حَسُنَ عَمَلُهُ. الترمذى و قال حديث حسن
Dari Abdullah bin Busr RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia ialah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. [HR. Tirmidzi, ia berkata hadits hasan]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ اُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: خِيَارُكُمْ اَطْوَلُكُمْ اَعْمَارًا وَ اَحْسَنُكُمْ اَعْمَالاً. احمد و رواته رواة الصحيح، و ابن حبان فى صحيحه و البيهقى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik diantara kalian ?”. Para shahabat menjawab, “Ya, mau”. Beliau bersabda, “Orang yang paling baik diantara kalian ialah orang yang paling panjang umurnya dan paling baik amalnya diantara kalian”. [HR. Ahmad, para perawinya perawi shahih. Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Baihaqi]

عَنْ اَبِى بَكْرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَ حَسُنَ عَمَلُهُ. قَالَ: فَاَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ. الترمذى و قال: حديث حسن صحيح و الطبرانى باسناد صحيح و الحاكم و البيهقى
Dari Abu Bakrah RA, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya, “Ya Rasulullah, manusia yang bagaimana yang paling baik ?”. Beliau SAW menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Orang tersebut bertanya lagi, “Lalu manusia yang bagaimana yang paling buruk ?”. Beliau SAW menjawab, “Orang yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya”. [HR. Tirmidzi, ia berkata : Hadits hasan shahih, Thabrani dengan sanad shahih, Hakim dan Baihaqi]

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ اُنَبِّئُكُمْ بِخِيَارِكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: خِيَارُكُمْ اَطْوَلُكُمْ اَعْمَارًا اِذَا سَدَّدُوْا. ابو يعلى باسناد حسن
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik-baik orang diantara kalian ?”. Para shahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Orang yang paling baik diantara kalian ialah orang yang paling panjang umurnya diantara kalian apabila mereka berlaku benar”. [HR. Abu Ya’la dengan sanad hasan]

عَنْ اُمِّ اْلفَضْلِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص دَخَلَ عَلَى اْلعَبَّاسِ وَ هُوَ يَشْتَكِى فَتَمَنَّى اْلمَوْتَ فَقَالَ: يَا عَبَّاسُ عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ ص، لاَ تَتَمَنَّ اْلمَوْتَ، اِنْ كُنْتَ مُحْسِنًا تَزْدَادُ اِحْسَانًا اِلَى اِحْسَانِكَ خَيْرٌ لَكَ، وَ اِنْ كُنْتَ مُسِيْئًا، فَاِنْ تُؤَخَّرْ تَسْتَعْتِبْ مِنْ إِسَاءَتِكَ خَيْرٌ لَكَ، لاَ تَتَمَنَّ اْلمَوْتَ. احمد و الحاكم و اللفظ له، و هو اتم و قال: صحيح على شرطهما
Dari Ummul Fadlil RA, bahwasanya Nabi SAW datang kepada Abbas yang sedang mengeluh sakit lalu dia mengharapkan mati. Maka beliau bersabda, “Wahai Abbas paman Rasulullah, janganlah engkau mengharapkan mati, karena jika kamu orang yang baik (dengan panjang umur) kamu bisa menambah kebaikan di samping kebaikanmu yang sudah ada, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu orang yang buruk, maka jika kamu diakhirkan (diberi panjang umur), kamu bisa bertaubat dari keburukanmu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Janganlah kamu mengharapkan mati”. [HR. Hakim, lafadh itu baginya, ia berkata : Shahih atas syarath Bukhari Muslim, dan Ahmad]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَتَمَنَّوُا اْلمَوْتَ، فَاِنَّ هَوْلَ اْلمَطْلَعِ شَدِيْدٌ، وَ اِنَّ مِنَ السَّعَادَةِ اَنْ يَطُوْلَ عُمُرُ اْلعَبْدِ، وَ يَرْزُقَهُ اللهُ اْلاِنَابَةَ. احمد باسناد حسن و البيهقى
Dari Jabir bin Abdullah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mengharapkan mati, karena kematian itu sesuatu yang sangat dahsyat. Dan sesungguhnya diantara kebahagiaan ialah orang yang diberi panjang umur, dan Allah memberinya rezeki kepadanya dengan bertaubat”. [HR. Ahmad, dengan sanad hasan dan Baihaqi]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَتَمَنَّى اَحَدُكُمُ اْلمَوْتَ اِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَ اِمَّا مُسَيْئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang diantara kalian tidak boleh mengharapkan mati. Jika dia orang yang baik, (dengan panjang umur itu) mudah-mudahan dia bisa menambah (kebaikannya). Tetapi jika dia orang yag buruk, (dengan panjang umur itu) mudah-mudahan dia bisa bertaubat (dari dosa-dosanya)”. [HR. Bukhari, lafadh itu baginya dan Muslim]

و فى رواية لمسلم: لاَ يَتَمَنَّى اَحَدُكُمُ اْلمَوْتَ، وَ لاَ يَدْعُوْ بِهِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَأْتِيَهُ، وَ اِنَّهُ اِذَا مَاتَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَ اِنَّهُ لاَ يَزِيْدُ اْلمُؤْمِنَ عُمُرُهُ اِلاَّ خَيْرًا.
Dan di dalam riwayat Muslim : “Tidak boleh seseorang diantara kalian mengharapkan mati dan tidak boleh berdoa untuk disegerakan mati. Dan sesungguhnya apabila seseorang telah mati terputuslah amalnya, dan sesungguhnya umur itu tidaklah menambah kepada orang mukmin kecuali kebaikan”.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ ِللهِ عِبَادًا يَضِنُّ بِهِمْ عَنِ اْلقَتْلِ، وَ يُطِيْلُ اَعْمَارَهُمْ فِى حُسْنِ اْلعَمَلِ، وَ يُحْسِنُ اَرْزَقَهُمْ، وَ يُحْيِيْهِمْ فِى عَافِيَةٍ، وَ يَقْبِضُ اَرْوَاحَهُمْ فِى عَافِيَةٍ عَلَى اْلفَرْشِ، وَ يُعْطِيْهِمْ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ. الطبرانى
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW  bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang Allah menjauhkannya dari mati terbunuh dan memanjangkan umur mereka dalam kebaikan amalnya, dan Allah memberi kebaikan rezeqi mereka, dan menghidupkan mereka dalam kesehatan, lalu mencabut arwah mereka dalam ketenteraman di tempat tidur mereka, sedang Allah memberi mereka kedudukan orang-orang yang mati syahid”. [HR. Thabrani]

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَتَمَنَّى اَحَدُكُمُ اْلمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَاِنْ كَانَ وَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَلْيَقُلْ: اَللّهُمَّ اَحْيِنِى مَا كَانَتِ اْلحَيَاةُ خَيْرًا لِى، وَ تَوَفَّنِى اِذَا كَانَتِ اْلوَفَاةُ خَيْرًا لِى. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seseorang diantara kalian mengharapkan  mati karena sesuatu bencana yang menimpanya. Jika terpaksanya, hendaklah dia mengatakan : Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup itu lebih baik untukku, dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik untukku”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: كَانَ رَجُلاَنِ مِنْ بَلِى حَيٌّ مِنْ قُضَاعَةَ اَسْلَمَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص، فَاسْتَشْهَدَ اَحَدُهُمَا، وَ اُخِّرَ اْلآخَرُ سَنَةً قَالَ طَلْحَةُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: فَرَاَيْتُ اْلمُؤَخَّرَ مِنْهُمَا اُدْخِلَ اْلجَنَّةَ قَبْلَ الشَّهِيْدِ، فَتَعَجَّبْتُ لِذلِكَ فَاَصْبَحْتُ فَذَكَرْتُ ذلِكَ لِلنَّبِيِّ ص فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: اَلَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ رَمَضَانَ، وَ صَلَّى سِتَّةَ آلاَفِ رَكْعَةٍ وَ كَذَا وَ كَذَا رَكْعَةً صَلاَةَ سَنَةٍ. احمد باسناد حسن
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Dahulu ada dua orang laki-laki dari Baliy, yaitu suatu kampung dari suku Qudla’ah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah SAW. Kemudian salah satu dari dua orang itu mati syahid (di dalam satu peperangan), sedangkan yang satunya meninggal pada tahun berikutnya. Thalhah bin Abdullah berkata : Lalu aku bermimpi bahwa orang yang meninggal pada tahun berikutnya itu dimasukkan surga lebih dulu daripada orang yang mati syahid tersebut. Maka aku heran dari yang demikian itu. Maka di pagi harinya aku ceritakan yang demikian itu kepada Nabi SAW, lalu Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah (orang yang meninggal di tahun berikutnya itu) puasa Ramadlan sesudahnya dan shalat enam ribu rekaat, sekian dan sekian rekaat dalam satu tahun itu ?”. [HR. Ahmad dengan sanad hasan]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ شَدَّادٍ اَنَّ نَفَرًا مِنْ بَنِى عَذْرَةَ ثَلاَثَةً اَتَوُا النَّبِيَّ ص فَاَسْلَمُوْا قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ يَكْفِيْهِمْ؟ قَالَ طَلْحَةُ: اَنَا. قَالَ: فَكَانُوْا عِنْدَ طَلْحَةَ، فَبَعَثَ النَّبِيُّ ص بَعْثًا، فَخَرَجَ فِيْهِ اَحَدُهُمْ فَاسْتَشْهَدَ ثُمَّ بَعَثَ بَعْثًا فَخَرَجَ فِيْهِ آخَرُ فَاسْتَشْهَدَ، ثُمَّ مَاتَ الثَّالِثُ عَلَى فِرَاشِهِ. قَالَ طَلْحَةُ: فَرَأَيْتُ هؤُلاَءِ الثَّلاَثَةَ الَّذِيْنَ كَانُوْا عِنْدِى فِى اْلجَنَّةِ فَرَأَيْتُ اْلمَيِّتَ عَلَى فِرَاشِهِ اَمَامَهُمْ، وَ رَاَيْتُ الَّذِى اسْتَشْهَدَ اَخِيْرًا يَلِيْهِ، وَ رَأَيْتُ اَوَّلَهُمْ آخِرَهُمْ. قَالَ: فَدَاخَلَنِى مِنْ ذلِكَ، فَاَتَيْتُ النَّبِيَّ ص فَذَكَرْتُ ذلِكَ لَهُ فَقَالَ: وَ مَا اَنْكَرْتَ مِنْ ذلِكَ؟ لَيْسَ اَحَدٌ اَفْضَلَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَمَّرُ فِى اْلاِسْلاَمِ لِتَسْبِيْحِهِ وَ تَكْبِيْرِهِ وَ تَهْلِيْلِهِ. احمد و ابو يعلى
Dari Abullah bin Syaddad, bahwasanya sekelompok orang Bani ‘Adzrah sebanyak tiga orang datang kepada Nabi SAW, lalu masuk Islam. Abdullah bin Syaddad berkata, kemudian Nabi SAW bersabda, “Siapa yang akan menanggung mereka ?“. Thalhah menjawab, “Saya”. Abdullah bin Syaddad berkata : Lalu mereka bertempat di rumah Thalhah. Kemudian ketika Rasulullah SAW mengirimkan pasukan, salah satu dari mereka itu ikut berperang sehingga mati syahid. Kemudian Rasulullah SAW mengirimkan pasukan lagi, maka seorang lagi ikut berangkat hingga mati syahid. Kemudian yang seorang lagi mati di tempat tidurnya. Lalu Thalhah berkata, “Aku memimpikan bahwa tiga orang yang pernah berada di tempatku itu mereka masuk surga. Aku melihat orang yang meninggal di tempat tidurnya itu berada di depan mereka, lalu aku melihat di belakangnya adalah orang yang mati syahid yang berangkat kedua, dan yang paling belakang adalah orang yang mati syahid yang ikut pasukan pertama kali. Lalu hal itu membuat keganjilan pada diriku, maka aku datang kepada Nabi SAW dan menceritakan yang demikian itu kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Apa yang kau herankan dari semua itu ?. Tidak ada seseorang yang lebih utama di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari pada orang mukmin yang diberi umur panjang di dalam Islam, untuk bertasbih kepada-Nya, bertakbir kepada-Nya, dan bertahlil kepada-Nya”. [HR. Ahmad dan Abu Ya’la]

عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ. قِيْلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ اْلمَوْتِ. الحاكم و قال صحيح على شرطهما
Dari Anas RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah menjadikan orang tersebut suka beramal”. Beliau ditanya, “Bagaimana caranya Allah menjadikannya suka beramal ?”. Beliau menjawab, “Allah memberi taufiq kepadanya untuk beramal shalih sebelum meninggal. [HR. Hakim, ia berkata shahih atas syarath Bukhari Muslim]

عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلحَمِقِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا اَحَبَّ اللهُ عَبْدًا عَسَلَهُ. قَالُوْا: مَا عَسَلُهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: يُوَفِّقُ لَهُ عَمَلاً صَالِحًا بَيْنَ يَدَى رِحْلَتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ جِيْرَانُهُ، اَوْ قَالَ: مَنْ حَوْلَهُ. ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و البيهقى
Dari ‘Amr bin Hamiq RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah mencintai hamba-Nya, Dia menjadikan dia orang yang baik”. Para shahabat bertanya, “Bagaimana Allah menjadikannya orang yang baik ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab, “Allah memberikan taufiq kepadanya untuk beramal shalih kepada orang yang dihadapannya sehingga para tetangganya merasa ridla kepadanya”. Atau beliau bersabda, “Orang-orang yang di sekelilingnya (ridla kepadanya)”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan Baihaqi]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَعْذَرَ اللهُ اِلَى امْرِئٍ اَخَّرَ اَجَلَهُ حَتَّى بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً. البخارى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Allah menolak alasan pada seseorang yang Allah telah memberikan umurnya sampai enam puluh tahun (dia tidak menjadi orang yang baik)”. [HR. Bukhari]

عَنْ سَهْلٍ مَرْفُوْعًا: مَنْ عَمَّرَ مِنْ اُمَّتِى سَبْعِيْنَ سَنَةً فَقَدْ اَعْذَرَ اللهُ اِلَيْهِ فِى اْلعُمُرِ. الحاكم و قال: صحيح على شرطهما
Dari Sahl, dia mengatakannya dari Nabi SAW, “Barangsiapa dari umatku yang Allah telah memberikan umurnya hingga tujuh puluh tahun, maka berdalih umurnya Allah menolak alasan orang itu”. [HR. Hakim, ia berkata shahih atas syarath Bukhari dan Muslim]

Dalil-dalil mengingat mati

Keutamaan mengingat mati
Firman Allah SWT :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ اْلمَوْتِ وَ نَبْلُوْكُمْ بِالشَّرّ وَ اْلخَيْرِ فِتْنَةً، وَ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ. الانبياء:35
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [QS. Al-Anbiyaa’ : 35]

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّه مُلاَقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلى عَالِمِ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ فَيُنَبّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. الجمعة:8
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [QS. Al-Jum’ah : 8]

اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ اْلمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ. النساء:78
Di manasaja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, [QS. An-Nisaa’ : 78]

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ اْلمَوْتِ وَ اِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَ اُدْخِلَ اْلجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ، وَ مَا اْلحَيوةُ الدُّنْيَا اِلاَّ مَتَاعُ اْلغُرُوْرِ. ال عمران:185
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari qiyamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [QS. Ali Imran : 185]

Hadits-hadits Nabi SAW :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى اْلمَوْتَ. ابن ماجه و الترمذى و حسنه
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat pemutus kesenangan, yakni mati”. [HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi dan ia menghasankannya]

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ بِمَجْلِسٍ وَ هُمْ يَضْحَكُوْنَ، فَقَالَ: اَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ، اَحْسِبُهُ قَالَ: فَاِنَّهُ مَا ذَكَرَهُ اَحَدٌ فِى ضِيْقٍ مِنَ اْلعَيْشِ اِلاَّ وَسَّعَهُ، وَ لاَ فِى سَعَةٍ اِلاَّ ضَيَّقَهُ عَلَيْهِ. البزار باسناد حسن
Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW pernah melewati suatu majlis yang pada waktu itu orang-orang sedang tertawa. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat pemutus kesenangan (yaitu mati)”. Anas berkata : Aku mengira beliau bersabda, “Sesungguhnya tidaklah mengingat mati seseorang yang sedang sempit kehidupannya, kecuali akan menjadikannya luas. Dan tidaklah mengingat mati seseorang yang sedang dalam keluasan, kecuali akan menjadikannya sempit”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad hasan]

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رض قَالَ: دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص مُصَلاَّهُ فَرَأَى نَاسًا كَاَنَّهُمْ يَكْتَشِرُوْنَ، قَالَ: اَمَا اِنَّكُمْ لَوْ اَكْثَرْتُمْ ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ لَشَغَلَكُمْ عَمَّا أَرَى. فَاَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ اْلمَوْتِ فَاِنَّهُ لَمْ يَأْتِ عَلَى اْلقَبْرِ يَوْمٌ اِلاَّ تَكَلَّمَ فَيَقُوْلُ: اَنَا بَيْتُ اْلغُرْبَةِ، اَنَا بَيْتُ اْلوَحْدَةِ، اَنَا بَيْتُ التُّرَابِ، وَ اَنَا بَيْتُ الدُّوْدِ، فَاِذَا دُفِنَ اْلعَبْدُ اْلمُؤْمِنُ قَالَ لَهُ اْلقَبْرُ: مَرْحَبًا وَ اَهْلاً اَمَا اِنْ كُنْتَ َلاَحَبَّ مَنْ يَمْشِى عَلَى ظَهْرِى اِلَيَّ فَاِذَا وَلِيْتُكَ اْليَوْمَ وَ صِرْتَ اِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيْعِى بِكَ. فَيَتَّسِعُ لَهُ مَدَّ بَصَرِهِ، وَ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ اِلَى اْلجَنَّةِ، وَ اِذَا دُفِنَ اْلعَبْدُ اْلفَاجِرُ اَوِ اْلكَافِرُ قَالَ لَهُ اْلقَبْرُ: لاَ مَرْحَبًا وَ لاَ اَهْلاً اَمَا اِنْ كُنْتَ َلأَبْغَضَ مَنْ يَمْشِى عَلَى ظَهْرِى اِلَيَّ فَاِذَا وَلِيْتُكَ اْليَوْمَ وَ صِرْتَ اِلَيَّ فَسَتَرَى صَنِيْعِى بِكَ، قَالَ: فَيَلْتَئِمُ عَلَيْهِ حَتَّى يَلْتَقِيَ عَلَيْهِ وَ تَخْتَلِفَ اَضْلاَعُهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بِاَصَابِعِهِ، فَاَدْخَلَ بَعْضَهَا فِى جَوْفِ بَعْضٍ قَالَ: (وَيُقَيَّضُ لَهُ سَبْعُوْنَ تِنِّيْنَا لَوْ اَنَّ وَاحِدًا مِنْهَا نَفَخَ فِى اْلاَرْضِ مَا اَنْبَتَتْ شَيْئًا مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا فَيَنْهَشْنَهُ وَ يَخْدِشْنَهُ حَتَّى يُقْضِيَ بِهِ اِلَى اْلحِسَابِ). قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّمَا اْلقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ اْلجَنَّةِ اَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ. الترمذى
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah masuk ke mushalla beliau, lalu beliau melihat orang-orang sama tertawa terkekeh-kekeh, maka beliau bersabda, “Seandainya kamu sekalian banyak-banyak mengingat pemutus kesenangan, tentu akan menyibukkan kepada kalian dari berbuat apa yang telah aku lihat. Maka banyak-banyaklah mengingat pemutus kesenangan, yaitu mati. Karena tidaklah datang satu haripun kecuali kubur itu berbicara. Kubur itu berkata, “Aku adalah rumah yang pengasingan, aku adalah rumah penyendirian, aku adalah rumah tanah, aku adalah rumah cacing”. Apabila seorang hamba yang mukmin dikuburkan, kubur itu berkata kepadanya, “Marhaban wa ahlan (selamat datang di tempat yang lapang dan kamu sebagai teman yang baik). Sesungguhnya kamu sebelumnya merupakan orang yang menyenangkan kepadaku diantara orang yang berjalan di punggungku (di bumi) maka hari ini waktunya aku yang menguasaimu, kamu akan melihat apa yang aku perbuat kepadamu”. Lalu diluaskan quburnya sejauh pandangan matanya, dan dibukakan pintu surga baginya.  Tetapi apabila ada hamba yang durhaka atau orang kafir dikuburkan, maka kubur itu berkata kepadanya, “Laa marhaban wa laa ahlan” (Tidak ada selamat bagimu dan tidak ada kekeluargaan bagimu). Sesungguhnya kamu dahulu merupakan orang yang paling kubenci diantara orang yang berjalan di punggungku (di atas bumi), maka hari ini aku yang menguasaimu dan kamu kembali kepadaku. Kamu akan melihat apa yang aku perbuat kepadamu”. Rasulullah SAW bersabda, “Lalu bumi itu menghimpitnya dengan kuat hingga menghancurkan tulang-tulang rusuknya”. Abu Sa’id berkata : Kemudian Rasulullah SAW berisyarat dengan jari-jari beliau, beliau memasukkan sebagian jari-jari beliau pada sebagian yang lain, seraya bersabda, “Dan dilepaskan tujuh puluh ular, yang seandainya seekor saja menyembur bumi, maka bumi itu tidak bisa menumbuhkan sesuatu selama dunia ada. Dan ular itu mematuk dan melukainya hingga hari perhitungan”. Rasulullah SAW bersabda (pula), “Sesungguhnya qubur itu adalah satu kebun dari kebun-kebun surga atau satu jurang dari jurang-jurang neraka”. [HR. Tirmidzi
]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى جَنَازَةٍ، فَجَلَسَ اِلَى قَبْرٍ مِنْهَا فَقَالَ: مَا يَأْتِى عَلَى هذَا اْلقَبْرِ يَوْمٌ اِلاَّ وَ هُوَ يُنَادِى بِصَوْتٍ ذَلِقٍ طَلِقٍ: يَا ابْنَ آدَمَ نَسِيْتَنِى اَ لَمْ تَعْلَمْ اَنِّى بَيْتُ اْلوَحْدَةِ، وَ بَيْتُ اْلغُرْبَةِ، وَ بَيْتُ اْلوَحْشَةِ، وَ بَيْتُ الدَّوْدِ، وَ بَيْتُ اْلضِيْقِ اِلاَّ مَنْ وَسَّعَنِى اللهُ عَلَيْهِ. ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اْلقَبْرُ اِمَّا رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ اْلجَنَّةِ اَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Kami pernah keluar bersama Rasulullah SAW  untuk (mengantar) satu jenazah. Lalu beliau duduk di dekat kubur tersebut dan bersabda, “Tidaklah satu haripun datang pada qubur, kecuali qubur itu menyeru dengan suara yang terang lagi jelas, “Hai anak Adam, engkau telah melupakan aku, apakah engkau tidak tahu bahwa aku adalah rumah penyendirian, rumah pengasingan, rumah kesedihan, rumah cacing dan rumah kesempitan, kecuali terhadap oang yang Allah meluaskan aku padanya”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Qubur itu adalah satu kebun dari kebun-kebun surga, atau satu jurang dari jurang-jurang neraka”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: اَتَيْتُ النَّبِيَّ ص عَاشِرَ عَشْرَةٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللهِ، مَنْ اَكْيَسُ النَّاسِ وَ اَحْزَمُ النَّاسِ؟ قَالَ: اَكْثَرُهُمْ ذِكْرًا لِلْمَوْتِ، وَ اَكْثَرُهُمْ اِسْتِعْدَادًا لِلْمَوْتِ، اُولئِكَ اْلاَكْيَاسُ ذَهَبُوْا بِشَرَفِ الدُّنْيَا وَ كَرَامَةِ اْلآخِرَةِ. ابن ابى الدنيا فى كتاب الموت و التطبرانى فى الصغير باسناد حسن، و البيهقى فى الزهد، و لفظه: اَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ ص: أَيُّ اْلمُؤْمِنِيْنَ اَفْضَلُ؟ قَالَ: اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ: فَاَيُّ اْلمُؤْمِنِيْن اَكْيَسُ؟ قَالَ: اَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَ اَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اِسْتِعْدَادًا، اُولئِكَ اْلاَكْيَاسُ.
Dari Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW, kami serombongan sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdik dan paling teguh diantara manusia ?”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdik, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kemulyaan akhirat”. [HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dengan sanad hasan. Dan Baihaqi juga meriwayatkan di dalam kitabuz-Zuhud, dengan lafadh] : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Siapa diantara orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling baik akhlaqnya diantara mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah diantara orang-orang mukmin yang paling cerdik ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling baik persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdik”.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدِ السَّاعِدِيِّ رض قَالَ: مَاتَ رَجُلٌ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ ص فَجَعَلَ اَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ ص يُثْنُوْنَ عَلَيْهِ وَ يَذْكُرُوْنَ مِنْ عِبَادَتِهِ وَ رَسُوْلُ اللهِ ص سَاكِتٌ، فَلَمَّا سَكَتُوْا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلْ كَانَ يُكْثِرُ ذِكْرَ اْلمَوْتِ؟ قَالُوْا: لاَ. قَالَ: هَلْ كَانَ يَدَعُ كَثِيْرًا مِمَّا يَشْتَهِى؟ قَالُوْا: لاَ. قَالَ: مَا بَلَغَ صَاحِبُكُمْ كَثِيْرًا مِمَّا تَذْهَبُوْنَ اِلَيْهِ. الطبرانى باسناد حسن. و البزار من حديث انس قال: ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ ص رَجُلٌ بِعِبَادَةٍ وَ اجْتِهَادٍ. فَقَالَ: كَيْفَ ذِكْرُ صَاحِبِكُمْ لِلْمَوْتِ؟ قَالُوْا: مَا نَسْمَعُهُ يَذْكُرُهُ. قَالَ: لَيْسَ صَاحِبُكُمْ هُنَاكَ.
Dari Sahal bin Sa’ad As-Saa’idiy RA ia berkata : Telah meninggal seorang sahabat Nabi SAW, lalu para shahabat menyanjung-nyanjungnya dan mereka menyebutkan pula tentang kebaikan ibadahnya, sedangkan Rasulullah SAW hanya diam saja. Setelah mereka itu diam, Rasulullah SAW bertanya, “Apakah ia dulu banyak mengingat mati ?”. Para  shahabat menjawab, “Tidak”. Nabi SAW bertanya lagi, “Apakah ia dulu banyak meninggalkan kesenangan-kesenangan dunia ?”. Para shahabat menjawab, “Tidak”. Beliau bersabda, “Temanmu itu tidak menemui banyak dari apa yang kalian sangka kepadanya”. [HR. Thabrani dengan sanad hasan] Dan Al-Bazzar juga meriwayatkan dari haditsnya Anas, ia berkata : Disebutkan di sisi Nabi SAW seorang laki-laki yaitu tentang ibadah dan kesungguhannya. Kemudian Nabi SAW bertanya, “Bagaimana ingatnya saudaramu itu kepada mati ?”. Para shahabat menjawab, “Kami tidak pernah mendengarnya dia menyebutkan tentang mati”. Nabi SAW bersabda, “Saudaramu itu tidak di sana”. [HR. Al-Bazzar]

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى اْلمِنْبَرِ وَ النَّاسُ حَوْلَهُ: اَيُّهَا النَّاسُ، اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا لَنَسْتَحْيِى مِنَ اللهِ تَعَالَى. فَقَالَ: مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَحْيِيًا فَلاَ يَبِيْتَنَّ لَيْلَةً اِلاَّ وَ اَجَلُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَ لْيَحْفَظِ اْلبَطْنَ وَ مَا وَعَى. وَ الرَّأْسَ وَ مَا حَوَى، وَ لْيَذْكُرِ اْلمَوْتَ وَ اْلبِلَى، وَ لْيَتْرُكْ زِيْنَةَ الدُّنْيَا. الطبرانى فى الاوسط
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda di atas mimbar sedangkan orang-orang ada di sekelilingnya, “Hai para manusia, malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. Lalu ada seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami telah malu kepada Allah Ta’ala”. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa diantara kalian yang malu, maka tidaklah dia bermalam satu malam kecuali ajalnya diantara dua matanya (dia ingat bahwa mati itu dekat), hendaklah dia menjaga perut dan apa yang dia masukkan, menjaga kepala dan yang ia himpun, hendaklah dia ingat mati dan kehancuran, dan hendaklah ia meninggalkan hiasan dunia”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. قَالَ: قُلْنَا: يَا نَبِيَّ اللهِ، اِنَّا لَنَسْتَحْيِى وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، قَالَ: لَيْسَ ذلِكَ، وَ لكِنِ اْلاِسْتِحْيَاءُ مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ اَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَ مَا وَعَى وَ تَحْفَظَ اْلبَطْنَ وَ مَا حَوَى وَ لْتَذْكُرِ اْلمَوْتَ وَ اْلبِلَى، وَ مَنْ اَرَادَ اْلآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا. فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. الترمذى
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. Ibnu Mas’ud berkata : Kami berkata, “Ya Nabiyallah, sesungguhnya kami sudah malu. Alhamdulillah”. Nabi SAW bersabda, “Bukan demikian, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu ialah kamu menjaga kepalamu dan apa yang dimasukkannya, kamu menjaga perut dan apa yang dihimpunnya, hendaklah kamu ingat mati dan kehancuran. Barangsiapa menginginkan akhirat dan meninggalkan hiasan dunia, maka barangsiapa yang melakukan demikian, sungguh dia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. [HR. Tirmidzi]

عَنِ الضَّحَّاكِ رض قَالَ: اَتَى النَّبِيَّ ص رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ اَزْهَدُ النَّاسِ؟ فَقَالَ: مَنْ لَمْ يَنْسَ اْلقَبْرَ وَ اْلبِلَى، وَ تَرَكَ فَضْلَ زِيْنَةِ الدُّنْيَا، وَ آثَرَ مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى، وَ لَمْ يَعُدَّ غَدًا مِنْ اَيَّامِهِ، وَ عَدَّ نَفْسَهُ مِنَ اْلمَوْتَى. ابن ابى الدنيا
Dari Adl-Dlahhak RA ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu bertanya, “Ya Rasulullah, siapa orang yang paling zuhud itu ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang tidak melupakan kubur dan kehancuran, meninggalkan kelebihan hiasan dunia, mengutamakan yang kekal dari pada yang fana, tidak menghitung besok pagi sebagai hari-harinya, dan menghitung dirinya termasuk orang-orang yang akan mati”. [HR. Ibnu Abid-Dunya]

عَنْ عُثْمَانَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: كَفَى بِاْلمَوْتِ وَاعِظًا وَ كَفَى بِاْليَقِيْنِ غِنًى. الطبرنى
Dari Utsman RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Cukuplah mati itu sebagai penasehat, dan cukuplah keyaqinan itu sebagai kekayaan”. [HR. Thabrani]

عَنِ اْلبَرَاءِ رض قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى جَنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيْرِ اْلقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى، ثُمَّ قَالَ: يَا اِخْوَانِى، لِمِثْلِ هذَا فَاَعِدُّوْا. ابن ماجه باسناد حسن
Dari Al-Baraa’ RA, ia berkata : Dahulu kami bersama Rasulullah SAW (menguburkan) jenazah, lalu beliau duduk di tepi kubur dengan menangis hingga air mata beliau menetes ke tanah. Kemudian beliau bersabda, “Wahai saudara-saudaraku, untuk seperti ini, maka bersiap-siaplah kalian”. [HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan]

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَرْبَعَةٌ مِنَ الشَّقَاءِ: جُمُوْدُ اْلعَيْنِ، وَ قَسْوَةُ اْلقَلْبِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ، وَ اْلحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا. البزار
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW  pernah bersabda, “Ada empat hal dari kecelakaan, yaitu : kerasnya mata (tidak bisa menangis takut kepada Allah), kerasnya hati, panjang angan-angan, dan rakus kepada dunia”. [HR. Al-Bazzar]
عَنْ اُمِّ اْلوَلِيْدِ بِنْتِ عُمَرَ قَالَتْ: اِطَّلَعَ رَسُوْلُ اللهِ ص ذَاتَ عَشِيَّةٍ فَقَالَ: ياَاَيُّهَا النَّاسُ، اَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ؟ قَالُوْا: مِمَّ ذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: تَجْمَعُوْنَ مَا لاَ تَأْكُلُوْنَ، وَ تَبْنُوْنَ مَا لاَ تَعْمُرُوْنَ، وَ تَأْمُلُوْنَ مَا لاَ تُدْرِكُوْنَ، اَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ مِنْ ذلِكَ؟. الطبرانى
Dari Umul Walid binti Umar, ia berkata : Rasulullah SAW pernah muncul pada suatu sore, lalu beliau bertanya, “Hai para manusia, apakah kamu sekalian tidak malu ?”. Para shahabat menjawab, “Malu dari apa itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Kamu sekalian mengumpulkan apa-apa yang tidak kalian makan, kamu sekalian membangun apa-apa yang tidak kalian huni dan kalian berangan-angan apa-apa yang tidak kalian dapatkan. Apakah kamu sekalian tidak malu dari semuanya itu ?”. [HR. Thabrani]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِسْتَحْيُوْا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. قَالَ: قُلْنَا: يَا نَبِيَّ اللهِ، اِنَّا لَنَسْتَحْيِى وَ اْلحَمْدُ ِللهِ، قَالَ: لَيْسَ ذلِكَ، وَ لكِنِ اْلاِسْتِحْيَاءُ مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ اَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَ مَا وَعَى وَ تَحْفَظَ اْلبَطْنَ وَ مَا حَوَى وَ لْتَذْكُرِ اْلمَوْتَ وَ اْلبِلَى، وَ مَنْ اَرَادَ اْلآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الدُّنْيَا. فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ اْلحَيَاءِ. الترمذى
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. Ibnu Mas’ud berkata : Kami berkata, “Ya Nabiyallah, sesungguhnya kami sudah malu. Alhamdu lillah”. Nabi SAW bersabda, “Bukan demikian, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu ialah kamu menjaga kepalamu dan apa yang dimasukkannya, kamu menjaga perut dan apa yang dihimpunnya, hendaklah kamu ingat mati dan kehancuran. Barangsiapa menginginkan akhirat dan meninggalkan hiasan dunia, maka orang yang melakukan demikian, sungguh dia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu”. [HR. Tirmidzi]

عَنِ الضَّحَّاكِ رض قَالَ: اَتَى النَّبِيَّ ص رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ اَزْهَدُ النَّاسِ؟ فَقَالَ: مَنْ لَمْ يَنْسَ اْلقَبْرَ وَ اْلبِلَى، وَ تَرَكَ فَضْلَ زِيْنَةِ الدُّنْيَا، وَ آثَرَ مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى، وَ لَمْ يَعُدَّ غَدًا مِنْ اَيَّامِهِ، وَ عَدَّ نَفْسَهُ مِنَ اْلمَوْتَى. ابن ابى الدنيا
Dari Dlahhak RA ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling zuhud itu ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang tidak melupakan kubur dan kehancuran, meninggalkan kelebihan hiasan dunia, mengutamakan yang kekal dari pada yang fana, tidak menghitung besok pagi sebagai hari-harinya, dan menghitung dirinya termasuk orang-orang yang akan mati”. [HR. Ibnu Abid-Dunya]

عَنْ عُثْمَانَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: كَفَى بِاْلمَوْتِ وَاعِظًا وَ كَفَى بِاْليَقِيْنِ غِنًى. الطبرانى
Dari Utsman RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Cukuplah mati itu sebagai penasehat, dan cukuplah keyaqinan itu sebagai kekayaan”. [HR. Thabrani]

عَنِ اْلبَرَاءِ رض قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى جَنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيْرِ اْلقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى، ثُمَّ قَالَ: يَا اِخْوَانِى، لِمِثْلِ هذَا فَاَعِدُّوْا. ابن ماجه باسناد حسن
Dari Baraa’ RA, ia berkata : Dahulu kami bersama Rasulullah SAW (menguburkan) jenazah, lalu beliau duduk di tepi kubur dengan menangis hingga air mata beliau menetes ke tanah. Kemudian beliau bersabda, “Wahai saudara-saudaraku, untuk seperti ini, maka bersiap-siaplah kalian”. [HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan]

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَرْبَعَةٌ مِنَ الشَّقَاءِ: جُمُوْدُ اْلعَيْنِ، وَ قَسْوَةُ اْلقَلْبِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ، وَ اْلحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا. البزار
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW  pernah bersabda, “Ada empat hal dari kecelakaan, yaitu : kerasnya mata (tidak bisa menangis takut kepada Allah), kerasnya hati, panjang angan-angan, dan rakus kepada dunia”. [HR. Bazzar]

عَنْ اُمِّ اْلوَلِيْدِ بِنْتِ عُمَرَ قَالَتْ: اِطَّلَعَ رَسُوْلُ اللهِ ص ذَاتَ عَشِيَّةٍ فَقَالَ: ياَاَيُّهَا النَّاسُ، اَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ؟ قَالُوْا: مِمَّ ذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: تَجْمَعُوْنَ مَا لاَ تَأْكُلُوْنَ، وَ تَبْنُوْنَ مَا لاَ تَعْمُرُوْنَ، وَ تَأْمُلُوْنَ مَا لاَ تُدْرِكُوْنَ، اَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ مِنْ ذلِكَ؟. الطبرانى
Dari Umul Walid binti Umar, ia berkata : Rasulullah SAW pernah muncul pada suatu sore, lalu beliau bertanya, “Hai para manusia, apakah kamu sekalian tidak malu ?”. Para shahabat menjawab, “Malu dari apa itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Kamu sekalian mengumpulkan apa-apa yang tidak kalian makan, kamu sekalian membangun apa-apa yang tidak kalian huni dan kalian berangan-angan apa-apa yang tidak kalian dapatkan. Apakah kamu sekalian tidak malu dari semuanya itu ?”. [HR. Thabrani]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: اَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ ص بِمَنْكِبِى فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ، وَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُوْلُ: اِذَا اَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَ اِذَا اَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ اْلمَسَاءَ، وَ خُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA ia berkata : Rasulullah SAW memegang pundak saya lalu bersabda, “Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah kamu orang asing atau orang yang sedang di dalam perjalanan”. Dan Ibnu Umar berkata, “Apabila kamu berada di waktu sore, janganlah kamu menunggu waktu pagi. Dan apabila kamu berada di waktu pagi, maka janganlah kamu menunggu waktu sore. Beramallah di waktu sehatmu untuk simpanan di waktu sakitmu, dan beramallah di waktu hidupmu untuk simpanan ketika matimu”. [HR. Bukhari]

عَنْ مُعَاذٍ رض قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِيْنِى. قَالَ: اُعْبُدِ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ، وَ اعْدَدْ نَفْسَكَ فِى اْلمَوْتَى، وَ اذْكُرِ اللهَ عِنْدَ كُلِّ حَجَرٍ وَ عِنْدَ كُلِّ شَجَرٍ، وَ اِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ بِجَنْبِهَا حَسَنَةً، السِّرُّ بِالسِّرِّ وَ اْلعَلاَنِيَةُ بِاْلعَلاَنِيَةِ. الطبرانى
Dari Mu’adz RA, ia berkata : Aku pernah berkata, “Ya Rasulullah, berilah washiyat kepadaku”. Beliau bersabda, “Sembahlah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, hitunglah dirimu termasuk orang-orang yang akan mati dan ingatlah kepada Allah di waktu tenang maupun di waktu bergejolak. Apabila kamu terlanjur melakukan keburukan maka iringilah dengan melakukan amal kebaikan, rahasia dengan rahasia dan terang-terangan dengan terang-terangan. [HR. Thabrani]

عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِى النَّخَعِ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا الدَّرْدَاءِ حِيْنَ حَضَرَتْهُ اْلوَفَاةُ قَالَ: اُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ: اُعْبُدُ اللهِ كَاَنَّكَ تَرَاهُ، فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ، وَ اعْدُدْ نَفْسَكَ فِى اْلمَوْتَى وَ اِيَّاكَ وَ دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ، فَاِنَّهَا تُسْتَجَابُ. الطبرانى
Dari seorang laki-laki Bani Nakha’i, ia berkata : Aku pernah mendengar Abu Darda’ ketika akan meninggal, ia berkata, “Aku ceritakan kepada kalian sebuah hadits yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW”. Aku mendengar beliau SAW bersabda, “Sembahlah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Hitunglah dirimu termasuk orang-orang yang akan mati, dan hati-hatilah kamu dari doanya orang yang teraniaya, karena doa tersebut dikabulkan”. [HR. Thabrani]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: مَرَّ بِيَ النَّبِيُّ ص وَ اَنَا اُطَيِّنُ حَائِطًا لِى اَنَا وَ اُمِّى فَقَالَ: مَا هذَا يَا عَبْدَ اللهِ؟ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ هَى فَنَحْنُ نُصْلِحُهُ. فَقَالَ: اْلاَمْرُ اَسْرَعُ مِنْ ذلِكَ. و فى رواية قال: مَرَّ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ص، وَ نَحْنُ نُعَالِجُ خُصًّا لَنَا وَ هَى، فَقَالَ: مَا هذَا؟ فَقُلْنَا: خُصٌّ لَنَا وَ هَى، فَنَحْنُ نُصْلِحُهُ فَقَالَ: مَا اَرَى اْلاَمْرَ اِلاَّ اَعْجَلَ مِنْ ذلِكَ. ابو داود و الترمذى و قال: حديث حسن صحيح و ابن ماجه و ابن حبان فى صحيحه
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati saya, pada waktu itu saya sedang memperbaiki tembok saya dan ibu saya. Beliau bersabda, “Apa ini wahai ‘Abdullah ?”. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, ini sudah rusak, maka dari itu kami  lalu memperbaikinya”. Beliau bersabda, “Urusan (akhirat) itu lebih cepat dari pada yang demikian itu”Dan dalam satu riwayat, dia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati kami pada waktu itu kami sedang memperbaiki rumah kami yang rusak. Lalu beliau bertanya, “Apa ini ?”. Maka kami menjawab, “Rumah kami yang sudah rusak, maka kami memperbaikinya”. Beliau bersabda, “Tidaklah aku melihat urusan (akhirat) itu kecuali lebih cepat dari yang demikian itu”. [HR. Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]

عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اَلْجَنَّةُ اَقْرَبُ اِلَى اَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَ النَّارُ مِثْلُ ذلِكَ. البخارى
Dari ‘Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Surga itu lebih dekat kepada seseorang diantara kalian daripada tali sandalnya, sedangkan neraka juga seperti itu”. [HR. Bukhari]

عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِيْنِى. قَالَ: عَلَيْكَ بِاْلاِيَاسِ مِمَّا فِى اَيْدِى النَّاسِ وَ اِيَّاكَ وَ الطَّمَعَ، فَاِنَّهُ اْلفَقْرُ اْلحَاضِرُ، وَ صَلِّ صَلاَتَكَ وَ اَنْتَ مُوَدِّعٌ، وَ اِيَّاكَ وَ مَا يَعْتَذَرُ مِنْهُ. الحاكم و البيهقى و قال الحاكم: صحيح الاسناد
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash RA, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Berilah washiyat kepadaku ya Rasulullah !”. Beliau SAW bersabda, “Wajib atasmu merasa cukup dari apa-apa yang ada di tangan manusia. Dan hati-hatilah kamu dari berlaku rakus, karena yang demikian itu kefakiran yang ada, dan laksanakanlah shalatmu sedangkan kamu akan berpisah (dengan dunia) dan hati-hatilah kamu dari melakukan kesalahan-kesalahan”. [HR. Hakim dan Baihaqi. Hakim berkata, shahih sanadnya]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ فِتَنًا كَقَطْعِ اللَّيْلِ اْلمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَ يُمْسِى كَافِرًا، وَ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَ يُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنًهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal, sebelum datangnya saat-saat kekacauan seperti memotongnya malam yang gelap, di waktu pagi seseorang dalam keadaan beriman dan di waktu sore menjadi kafir. Di waktu sore seseorang dalam keadaan beriman dan di waktu pagi menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan harta benda dunia”. [HR. Muslim]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ سِتًّا: طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، اَوِ الدُّخَانُ، اَوِ الدَّجَّالُ، اَوِ الدَّابَّةُ، اَوْ خَاصَّةُ اَحَدِكُمْ، اَوْ اَمْرُ اْلعَامَّةِ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kalian untuk beramal (sebelum datangnya enam hal), yaitu : 1. matahari terbit dari barat, 2. asap, 3. dajjal, 4. binatang raksasa, 5. kematian, dan 6. hari qiyamat”. [HR. Muslim]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَادِرُوْا بِاْلاَعْمَالِ سَبْعًا: هَلْ تَنْظُرُوْنَ اِلاَّ فَقْرًا مُنْسِيًا، اَوْ غِنًى مُطْغِيًا، اَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا، اَوْ هَرَمًا مُنْفِدًا اَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا، اَوِ الدَّجَّالَ، فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، اَوِ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ اَدْهَى وَ اَمَرُّ. الترمذى و قال: حديث حسن
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal : 1. Tidaklah kamu menunggu kecuali kemelaratan yang melupakan, atau 2. kekayaan yang menyebabkan melampaui batas, atau 3. sakit yang merusakkan, atau 4. tua yang melemahkan pikiran, atau 5. mati yang datangnya tak terduga, atau 6. dajjal, yaitu seburuk-buruk yang ditunggu, atau 7. hari qiyamat, karena hari qiyamat itu sangat dahsyat lagi pahit”. [HR. Tirmidzi, ia berkata hadits hasan].

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِرَجُلٍ وَ هُوَ يَعِظُهُ: اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ. الحاكم و قال: صحيح على شرطهما
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki, pada waktu itu beliau sedang menasehatinya, “Jagalah lima sebelum datangnya lima. 1. masa mudamu sebelum datang masa tuamu, 2. masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, 3. masa kayamu sebelum datang masa melaratmu, 4. masa longgarmu sebelum datang masa sibukmu, dan 5. jagalah masa hidupmu sebelum datang matimu”. [HR. Hakim, ia berkata shahih atas syarat Bukhari Muslim]

===(kha)===

Dzikir Sesudah Shalat

Dzikir Sesudah Shalat


عَنْ ثَـوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ، اسْتَغْـفَرَ ثَلاَثـًا وَ قَالَ: اَللّهُمَّ اَنـــْتَ السَّلاَمُ، وَ مِنْكَ السَّلاَمُ، تَـبَارَكْتَ ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. قَالَ اْلوَلـِيْدُ، قُلْتُ لِلاَوْزَاعِيِّ: كَيْفَ اْلاِسْتِغْـفَارُ؟ قَالَ: تَـقُوْلُ اَسْتَغْفِرُ اللهَ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ. مسلم
Dari Tsauban, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila selesai dari shalatnya membaca istighfar tiga kali. Dan beliau membaca : "Alloohumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaarokta dzal-jalaali wal-ikroom" (Ya Allah, Engkaulah Assalam dan dari Mu-lah keselamatan, Engkau Maha Tinggi wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kemulyaan). Berkata Al-Walid, lalu saya bertanya kepada Al-Auza'i : "Bagaimana istighfar itu ?" Dia menjawab : "Kamu mengucapkan Astaghfirullooh, astaghfirullooh". (Aku mohon ampun kepada Allah, aku mohon ampun kepada Allah) [HR. Muslim juz I hal. 414]
Keterangan :
a.  Hadits tersebut di dalam riwayat lain dengan redaksi "Yaa dzal- jalaali wal-ikroom".
b.  Al-Walid adalah seorang yang mendapatkan hadits tersebut dari Al-Auza'i.

عَنْ اَبِيْ هُرَ يـْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثـًا وَ ثَلاَثِـيْنَ. وَ حَمِدَ اللهَ ثَلاَثــًا وَ ثَلاَثِـيْنَ. وَ كَبَّرَ اللهَ ثَلاَثــًا وَ ثَلاَثِــيْنَ، فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَ تِسْعُوْنَ. وَ قَالَ تَمَامَ اْلمِائَةِ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ  لاَ شَرِيـْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ-غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَـتْ مِثْلَ زَبــَدِ اْلـبَحْرِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Barangsiapa bertasbih kepada Allah setiap habis shalat tiga puluh tiga kali, memuji kepada Allah tiga puluh tiga kali, membesarkan kepada Allah tiga puluh tiga kali, sehingga jumlahnya semuanya itu sembilan puluh sembilan, dan untuk genapnya seratus ia membaca : Laa ilaaha illalloohu wahdahulaa syariikalah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in qodiir".(Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu berkuasa), niscaya diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya seperti buih di laut". [HR. Muslim juz I hal. 418]

عَنِ اْلمُغِيْرَةِ بـْنِ شُعـْبَةَ رض، اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ اِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ وَ سَلَّمَ قَالَ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ  لاَ شَرِ يـْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ  لاَ مَانِـعَ لِمَا اَعْطَـيْتَ، وَ لاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ. وَ لاَ يَـنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ. البخارى و مسلم
Dari Al-Mughirah bin Syu'bah RA, ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah SAW  apabila sesudah selesai shalat dan sudah salam, beliau membaca : "Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalah lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir, alloohumma laa maani'a limaa a'thaita walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yanfa'u dzal-jaddi minkal-jaddu" (Tidak ada Tuhan selain Allah, yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu berkuasa. Ya Allah, tidak ada orang yang bisa menghalangi terhadap apa-apa yang Engkau memberinya, dan tidak ada orang yang bisa memberi terhadap apa-apa yang Engkau menghalanginya, dan tidaklah bermanfaat kekayaan orang yang mempunyai kekayaan itu di sisi Mu"). [HR. Bukhari dan Muslim Al-Adzkar hal 58]

عَنْ كَعْبِ بـْنِ عُجْرَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مُعَقِّبَاتٌ  لاَ يَخِيْبُ قَائِـلُهُنَّ، اَوْ فَاعِلُهُنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ: ثَلاَثٌ وَ ثَلاَثُـوْنَ تَسْبِـيْحَةً، وَ ثَلاَثٌ وَ ثَلاَثُـوْنَ تَحْمِيْدَةً، وَ اَرْبَعٌ وَ ثَلاَثُـوْنَ تَكْبِـيْرَةً. مسلم و الـتـرمذي و النسائى
Dari Ka'ab bin 'Ujroh RA, dari Rasulullah SAW beliau bersabda : "Ada bacaan yang dibaca berulang-ulang (sesudah shalat) yang tidak rugi orang yang membacanya atau mengerjakannya setiap sehabis shalat wajib, yaitu tiga puluh tiga kali tasbih, tiga puluh tiga kali tahmid dan tiga puluh empat kali takbir". [HR. Muslim, Tirmidzi dan Nasai, At-Targhib wat-Tarhib juz II hal. 451]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ عَمْرٍو رض عَنِ الـنَّبِيِّ ص قَالَ: خَصْلَـتَانِ اَوْ خَلَّـتَانِ لاَ يُحَافِظُ عَلَـيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ اِلاَّ دَخَلَ اْلجَنَّـةَ، هُمَا يَسِيْرٌ. وَ مَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِـيْلٌ: يُسَبِّحُ اللهَ تَعَالَى دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ عَشْرًا وَ يَحْمَدُ عَشْرًا وَ يُكَبِّرُ عَشْرًا فَذلِكَ خَمْسُوْنَ وَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَ اَلــْفٌ وَ خَمْسُمِائَةٍ فىِ اْلمِيْزَانِ. وَ يُكَبِّرُ اَرْبَعًا وَ ثَلاَثِـيْنَ، اِذَا اَخَذَ مَضْجَعَهُ، وَ يَحْمَدُ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِـيْنَ، وَ يُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَ ثَلاَثِـيْنَ فَذلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَ اَلـــْفٌ بِاْلمِيْزَانِ، قَالَ فَلَقَدْ رَأَيـْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَعْقِدُهَا بِيَدِهِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ هُمَا يَسِيْرٌ، وَ مَنْ يَعْمَلُ بِـهِمَا قَلِـيْلٌ؟ قَالَ: يَأْتِى اَحَدَكُمْ - يَعْنِى الشَّـيْطَانُ- فِى مَنَامِهِ، فَيُنَوِّمُهُ قَـبْلَ اَنْ يَـقُوْلَهُ، وَ يَأْتِـيْهِ فىِ صَلاَتِهِ، فَيُذَكِّرُ هُ حَاجَةً قَـبْلَ اَنْ يَـقُوْلَهَا. ابو داود و الترمذى و النسائى، اسناده صحيح
Dari Abdullah bin 'Amr RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Ada dua perkara, tidaklah seorang Muslim menjaga atas keduanya kecuali dia masuk surga. Dua perkara itu adalah mudah, tetapi orang yang mengamalkannya sedikit, yaitu setiap sehabis shalat bertasbih kepada Allah ta'ala sepuluh kali, membaca tahmid sepuluh kali dan membaca takbir sepuluh kali. Maka yang demikian itu adalah seratus lima puluh di lesan, dan seribu lima ratus pada timbangan amal. Dan apabila akan tidur membaca takbir tiga puluh empat kali, membaca tahmid tiga puluh tiga kali dan membaca tasbih tiga puluh tiga kali. Maka yang demikian itu adalah seratus di lesan, dan seribu pada timbangan amal". Berkata (Abdullah bin 'Amr). Sesungguhnya saya melihat Rasulullah SAW menghitungnya dengan tangannya". Para shahabat bertanya : Ya Rasulullah, bagaimana keduanya itu mudah sedang orang yang megamalkannya sedikit ? Rasulullah SAW menjawab : Datang kepada seseorang di antara kalian (yaitu syetan) pada tempat tidurnya lalu ia menidurkannya sebelum orang itu sempat membacanya, dan (syetan) datang kepadanya di dalam shalatnya, lalu mengingatkan orang itu pada kebutuhannya sebelum orang itu sempat membacanya". [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai -Al-Adzkar hal. 59]

Keterangan :
Sehabis shalat membaca tasbih sepuluh kali, membaca tahmid sepuluh kali dan membaca takbir sepuluh kaliMaka dalam setiap shalat wajib membaca sebanyak tiga puluh kali, sedangkan sehari semalam shalat wajib itu lima kali. Jadi semuanya ada seratus lima puluh kali (seratus lima puluh di lesan).
Dan satu kebaikan itu pahalanya sepuluh. Jadi seratus lima puluh di lesan sama dengan seribu lima ratus pada timbangan amal.

عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: قِـيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص: اَيُّ الدُّعَاءِ اَسْمَعُ؟ قَالَ: جَوْفُ اللَّـيْلِ اْلآخِرُ، وَ دُبـُرَ الصَّلَوَاتِ اْلمَكْتُوْبَاتِ. الـتـرمذى, و قال حديث حسن
Dari Abu Umamah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah ditanya : "Do'a yang bagaimana yang paling didengar (oleh Allah) ?" Rasulullah SAW bersabda : "Do'a pada tengah malam yang akhir, dan do'a sesudah shalat-shalat wajib". [HR. Tirmidzi dan ia berkata : Ini hadits Hasan - Al-Adzkar hal 57]

عَنْ سَعْدِ بْنِ اَبِى وَقَّاصٍ رض، اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَـتَعَوَّذُ دُبـُرَ الصَّلاَةِ بِهؤُ  لاَءِ اْلكَلِمَاتِ: اَللّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِـكَ مِنَ اْلجُبْنِ، وَ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اُرَدَّ اِلىَ اَرْذَلِ اْلعُمُرِ، وَ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِـتْنَةِ الدُّنْيَا وَ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اْلقَـبْرِ. البخارى
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash RA ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mohon perlindungan kepada Allah dengan kalimat-kalimat ini sesudah shalat : Alloohumma innii a'uudzu bika minal-jubni, wa a'uudzu bika an uradda ilaa ardzalil-'umuri, wa a'uudzu bika min fitnatid-dun-yaa, wa a'uudzu bika min 'adzaabil qobri (Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari pikun, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari  siksa qubur". [HR. Bukhari  - Al-Adzkar hal. 59]

عَنْ مُعُاذٍ رض، اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَخَذَ بِيَدِهِ وَ قَالَ: يَا مُعَاذُ وَ اللهِ اِنــِّى لاُحِبُّكَ ثُمَّ قَالَ: اُوْصِيْكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبـُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَـقُوْلُ: اَللّهُمَّ اَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتـِكَ. ابو داود و النسائى  باسناد صحيح
Dari Mu'adz RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah memegang tangannya dan bersabda : "Hai Mu'adz, demi Allah, sesungguhnya aku senang kepadamu" kemudian beliau berpesan : "Aku berpesan kepadamu, hai Mu'adz, janganlah sekali-kali kau tinggalkan (engkau membaca) pada setiap habis shalat : Alloohumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik (Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta memperbagus ibadahku kepada-Mu") [HR. Abu Dawud dan Nasai dengan sanad yang shahih - Al-Adzkar hal. 60]

عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: مَا دَنَوْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى دُبـُرِ مَكْتُوْبَةٍ وَلاَ تَطَوُّعٍ اِلاَّ سَمِعْتُهُ  يَـقُوْلُ: اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى ذُنـُوْبِى وَ خَطَايَايَ كُـلَّـهَا، اَللّهُمَّ اَنـْعِشْنِى وَ اجْبُرْنـِى وَ اهْدِنـِى لِصَالِحِ اْلاَعْمَالِ وَ اْلاَخْلاَقِ، اِنَّهُ لاَ يَـهْدِيْ لِصَالِحِهَا وَلاَ يَصْرِفُ سـَيِّـئَـهَا اِلاَّ  اَنـــْتَ. ابن الـسنى
Dari Abu Umamah RA, ia berkata : Tidaklah saya mendekat kepada Rasulullah SAW sehabis shalat wajib maupun shalat sunnah, kecuali saya mendengar beliau membaca : Alloohummaghfirlii dzunuubii wa khothooyaaya kullahaa, alloohumma an'isynii wajburnii wahdinii lishoolihil-a'maali wal-akhlaaq, innahu laa yahdii lishoolihihaa wa laa yashrifu sayyiahaa ilaa anta (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan kesalahan-kesalahanku semuanya. Ya Allah, teguhkanlah pendirianku, cukupilah kekuranganku dan tunjukilah aku kepada baiknya amal dan akhlaq. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menunjuki kepada baiknya amal dan akhlaq, dan tidak ada yang bisa memalingkan dari buruknya amal dan akhlaq kecuali Engkau). [HR. Ibnus Sunni - Al-Adzkar hal. 60]

عَنْ اَبِى بَكْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَـقُوْلُ فِى دُبـُرِ الصَّلاَةِ: اَللّـهُمَّ  اِنـــِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلكُفْرِ وَ اْلـفَقْرِ  وَ عَذَابِ اْلـقَـبْرِ. ابن الـسنى
Dari Abu Bakrah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa membaca sehabis shalat : Alloohumma innii a'uudzubika minal-kufri wal-faqri wa 'adzaabil qobri. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran, kefaqiran dan adzab qubur"). [HR. Ibnus Sunni - Al-Adzkar hal. 60]


عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَرَأَ آيَةَ اْلكُرْسِيِّ دُبـُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ اْلجَنَّةِ اِلاَّ اَنْ يَمُوْتَ. النسائى و الطبرانى.
Dari Abu Umamah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersab-da : "Barangsiapa yang membaca ayat Kursi setiap sehabis shalat, tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga kecuali mati". [HR. Nasai dan Thabarani - At-Targhib wat-Tarhib juz II hal. 453]

عَنِ اْلحَسَنِ بـْنِ عَلِيٍّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَرَأَ آيَةَ اْلكُرْسِيِّ فِى دُبـُرِ الصَّلاَةِ اْلمَكْتُوْبَةِ كَانَ فِى ذِمَّةِ اللهِ اِلىَ الصَّلاَةِ اْلاُخْرَى. الطبرانى
Dari Hasan bin Ali RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa yang memaca ayat Kursi sehabis shalat wajib, maka dia berada di dalam jaminan Allah sampai (tiba) shalat yang lain". [HR. Thabarani dengan sanad Hasan - At-Targhib wat-Tarhib juz II hal 453]

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رض، قَالَ: اَمَرَنــِى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ أَقْرَأَ بِاْلمُعَوِّذَتـَيْنِ دُبـُرَ كُلِّ صَلاَةٍ. ابو داود و الـتـرمذى و النسائى
Dari 'Uqbah bin 'Amir RA, ia berkata : Rasulullah SAW memerintahkan kepada saya supaya membaca Al-Mu'awwidzatain (surat Al-Falaq dan surat An-Nas) setiap sesudah shalat". [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai - Al-Adzkar hal. 60]

~***( S )***~