Seorang ayah bertanggungjawab memberikan nafqah bagi anak-anak dan keluarganya, sedang ibu bertanggungjawab mengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga sebagai wakil dari suaminya. Tentang berapa besarnya nafqah untuk anak dan keluarganya ini Islam tidak menentukan secara khusus, hal ini terserah pada kemampuan masing-masing.
Firman Allah SWT :
اَلرّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلىٰ بَعْضٍ وَّ بِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ. النساء : 34
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena laki-laki telah menafqahkan sebagian dari harta mereka ...... . [QS. An-Nisaa' : 34]
وَ عَلَى الْمَوْلُوْدِ لَه رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ. البقرة : 233
Dan bagi ayah berkewajiban memberi nafqah dan memberi pakaian kepada ibu (dan anaknya) dengan cara yang ma'ruf. [QS. Al-Baqarah : 233]
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مّنْ سَعَتِه، وَ مَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُه فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللهُ، لَا يُكَلّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَا ، سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا. الطلاق : 7
Hendaklah orang yang mampu memberi nafqah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezqinya hendaklah memberi nafqah dari harta yang Allah berikan kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. [QS. Ath-Thalaaq : 7]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: دِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَدِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ وَدِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ وَ دِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ عَلَى اَهْلِكَ. اَعْظَمُهَا اَجْرًا الَّذِيْ اَنْفَقْتَهُ عَلَى اَهْلِكَ. مسلم 2: 692
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Satu dinar kamu infaqkan fii sabilillah, satu dinar kamu pergunakan untuk memerdekakan budak, satu dinar kamu sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu belanjakan untuk keluargamu, maka yang paling besar pahalanya ialah yang kamu belanjakan untuk keluargamu". [HR. Muslim juz 2, hal. 692]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. كَفَى بِالْمَرْءِ اِثْمًا اَنْ يُّضِيْعَ مَنْ يَّقُوْتُ. ابو داود 2: 132، رقم: 1692
Dari Abdullah bin 'Amr (bin Al-'Ash), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah seseorang berbuat dosa, apabila dia mengabaikan orang yang makan dan minumnya menjadi tanggungannya". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 132, no. 1692]
عَنْ خَيْثَمَةَ قَالَ: كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اِذْ جَاءَهُ قَهْرَمَانٌ لَهُ فَدَخَلَ. فَقَالَ: اَعْطَيْتَ الرَّقِيْقَ قُوْتَهُمْ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: فَانْطَلِقْ فَاَعْطِهِمْ. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَفَى بِالْمَرْءِ اِثْمًا اَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوْتَهُ. مسلم 2: 692
Dari Khaitsamah, ia berkata : Dahulu ketika kami sedang duduk bersama 'Abdullah bin 'Amr, tiba-tiba datang kepadanya seorang pembantu 'Abdullah bin 'Amr yang mengurusi kebutuhan-kebutuhan ummat, lalu 'Abdullah bin 'Amr bertanya, "Apakah para budak sudah kamu beri kebutuhan makan mereka ?". Pembantunya tersebut menjawab, "Belum". 'Abdullah bin 'Amr berkata, "Berangkatlah, berilah mereka makan". 'Abdullah bin 'Amr berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah seseorang itu berbuat dosa apabila ia menahan memberi makan orang yang menjadi tanggungannya". [HR. Muslim juz 2, hal. 692]
عَنْ اَبِى مَسْعُوْدٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا اَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى اَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ. البخارى 1: 20
Dari Abu Mas'ud, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila seorang laki-laki memberi belanja kepada keluarganya dengan mengharap pahala dari Allah, maka yang demikian itu tercatat sebagai shadaqah". [HR. Bukhari juz 1, hal. 20]
عَنْ اَبِى مَسْعُوْدٍ الْبَدْرِىّ عَنِ النَّبِىّ ص قَالَ: اِنَّ الْمُسْلِمَ اِذَا اَنْفَقَ عَلَى اَهْلِهِ نَفَقَةً وَهُوَ يَحْتَسِبُهَا كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً. مسلم 2: 695
Dari Abu Mas'ud Al-Badriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya orang muslim itu apabila membelanjakan hartanya untuk keluarganya dan ia mengharapkan pahala dari Allah, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana bershadaqah". [HR. Muslim juz 2, hal. 695].
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: اَعْتَقَ رَجُلٌ مِنْ بَنِى عُذْرَةَ عَبْدًا لَهُ عَنْ دُبُرٍ، فَبَلَغَ ذٰلِكَ رَسُوْلَ اللهِ ص، فَقَالَ: اَلَكَ مَالٌ غَيْرُهُ؟. فَقَالَ: لَا. فَقَالَ: مَنْ يَشْتَرِيْهِ مِنّى؟. فَاشْتَرَاهُ نُعَيْمُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْعَدَوِىُّ بِثَمَانِمِائَةِ دِرْهَمٍ. فَجَاءَ بِهَا رَسُوْلَ اللهِ ص، فَدَفَعَهَا اِلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ، فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا. فَاِنْ فَضَلَ شَىْءٌ فَلِاَهْلِكَ. فَاِنْ فَضَلَ عَنْ اَهْلِكَ شَىْءٌ فَلِذِى قَرَابَتِكَ. فَاِنْ فَضَلَ عَنْ ذِى قَرَابَتِكَ شَىْءٌ فَهَكَذَا وَ هٰكَذَا. يَقُوْلُ فَبَيْنَ يَدَيْكَ وَعَنْ يَمِيْنِكَ وَعَنْ شِمَالِكَ. مسلم 2: 692
Dari Jabir, ia berkata : Ada seorang laki-laki dari Bani 'Udzrah ingin memerdekakan budaknya secara mudabbar (kalau yang punya itu meninggal, maka budaknya itu jadi merdeka). Kemudian berita itu sampai kepada Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW bertanya kepada orang laki-laki tersebut, "Apakah kamu mempunyai harta selain budak itu ?". Orang laki-laki tersebut menjawab, "Tidak". Kemudian Rasulullah SAW menawarkan budak itu kepada yang hadir. "Siapa yang mau membeli budaknya orang ini ?". Lalu budak itu dibeli oleh Nu'aim bin 'Abdullah Al-'Adawiy dengan harga delapan ratus dirham. Kemudian Nu'aim datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa uang tersebut, lalu beliau menyerahkan uang itu kepada orang laki-laki tersebut. Kemudian beliau bersabda, "Mulailah dengan dirimu, bersedekahlah padanya. Jika masih ada kelebihan, maka untuk keluargamu. Jika untuk keluargamu masih ada kelebihan, maka untuk kerabat-kerabatmu. Dan jika untuk kerabat-kerabatmu masih ada kelebihan, maka untuk demikian dan demikian". Beliau mengisyaratkan "untuk depanmu dan kanan kirimu". [HR. Muslim juz 2, hal. 692]
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْيَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. وَ خَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى. وَ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللهُ. وَ مَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ. البخارى 2: 117
Dari Hakim bin Hizaam RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tangan yang di atas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Dahulukanlah dalam pemberianmu kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedeqah ialah yang lebih dari keperluan. Dan barangsiapa yang berlaku perwira, maka Allah akan memelihara keperwiraannya dan barangsiapa yang mencukupkan diri, maka Allah akan mencukupkannya". [HR. Bukhari juz 2, hal. 117]
Adil dalam pemberian kepada anak
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: تَصَدَّقَ عَلَيَّ اَبِى بِبَعْضِ مَالِهِ فَقَالَتْ اُمّى عَمْرَةُ بِنْتُ رَوَاحَةَ: لَا اَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُوْلَ اللهِ ص. فَانْطَلَقَ اَبِى اِلَى النَّبِيّ ص لِيُشْهِدَهُ عَلَى صَدَقَتِىْ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَفَعَلْتَ هٰذَا بِوَلَدِكَ كُلّهِمْ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: اِتَّقُوا اللهَ وَ اعْدِلُوْا فِى اَوْلَادِكُمْ. فَرَجَعَ اَبِى فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ. مسلم 3: 1242
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata, “Ayahku memberikan sebagian hartanya kepadaku”. Lalu ibuku, yaitu ‘Amrah binti Rawahah berkata, ”Aku tidak rela sehingga kamu minta disaksikan kepada Rasulullah SAW”. Maka ayahku datang kepada Nabi SAW meminta kepada beliau untuk menjadi saksi pemberiannya kepadaku. Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kamu juga memberikan seperti ini kepada semua anakmu ?". Ayahku menjawab, “Tidak". Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah, dan berbuatlah adil terhadap anak-anakmu". Lalu ayahku pulang dan menarik kembali pemberian itu. [HR. Muslim juz 3, hal. 1242].
عَنِ الشَّعْبِىّ حَدَّثَنِى النُّعْمَانُ بْنُ بَشِيْرٍ اَنَّ اُمَّهُ بِنْتَ رَوَاحَةَ سَأَلَتْ اَبَاهُ بَعْضَ الْمَوْهِبَةِ مِنْ مَالِهِ لِابْنِهَا، فَالْتَوَى بِهَا سَنَةً، ثُمَّ بَدَا لَهُ، فَقَالَتْ: لَا اَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُوْلَ اللهِ ص عَلَى مَا وَهَبْتَ لِابْنِى. فَاَخَذَ اَبِى بِيَدِى وَ اَنَا يَوْمَئِذٍ غُلَامٌ فَاَتَى رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اُمَّ هٰذَا بِنْتَ رَوَاحَةَ اَعْجَبَهَا اَنْ اُشْهِدَكَ عَلَى الَّذِى وَهَبْتُ لِابْنِهَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا بَشِيْرُ، اَلَكَ وَلَدٌ سِوَى هٰذَا؟. قَالَ: نَعَمْ. فَقَالَ: اَكُلَّهُمْ وَهَبْتَ لَهُ مِثْلَ هٰذَا؟. قَالَ: لَا. قَالَ: فَلَا تُشْهِدْنِى اِذًا، فَاِنّى لَا اَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ. مسلم 3: 1243
Dari Asy-Sya'biy, ia berkata : Nu'man bin Basyir menceritakan kepadaku bahwa ibunya, yaitu binti Rawahah menanyakan kepada ayah Nu'man bin Basyir tentang sebagian hartanya yang diberikan kepada anaknya. Pemberian itu sudah berlangsung setahun, kemudian baru diketahui. Lalu ibunya Nu'man bin Basyir berkata kepada suaminya, "Aku tidak rela atas pemberianmu kepada anakku ini sehingga kamu minta dipersaksikan kepada Rasulullah SAW". Nu'man bin Basyir berkata : Lalu ayahku memegang tanganku, membawaku menghadap kepada Rasulullah SAW. Pada waktu itu aku belum dewasa. Lalu ayahku berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya ibunya anak ini, yaitu binti Rawahah menginginkan supaya saya memohon engkau sebagai saksi atas pemberian yang saya berikan kepada anaknya". Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Hai Basyir, apakah kamu mempunyai anak selain anakmu ini ?". Ayahku menjawab, "Ya". Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apakah mereka masing-masing juga kamu beri seperti yang kamu berikan kepada anakmu ini ?". Ayahku menjawab, "Tidak". Rasulullah SAW bersabda, "Kalau begitu, janganlah kamu meminta aku menjadi saksi, karena aku tidak mau menjadi saksi atas perbuatan yang menyimpang dari kebenaran". [HR. Muslim juz 3, hal. 1243]
عَنِ الشَّعْبِى عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: اِنْطَلَقَ بِى اَبِى يَحْمِلُنِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِشْهَدْ اَنّى قَدْ نَحَلْتُ النُّعْمَانَ كَذَا وَكَذَا مِنْ مَالِى. فَقَالَ: اَكُلَّ بَنِيْكَ قَدْ نَحَلْتَ مِثْلَ مَا نَحَلْتَ النُّعْمَانَ؟. قَالَ: لَا. قَالَ: فَاَشْهِدْ عَلَى هذَا غَيْرِى. ثُمَّ قَالَ: اَيَسُرُّكَ اَنْ يَكُوْنُوْا اِلَيْكَ فِى الْبِرّ سَوَاءً؟. قَالَ: بَلَى. قَالَ: فَلَا اِذًا. مسلم 3: 1244
Dari Asy-Sya'biy, dari Nu'man bin Basyir, ia berkata : Ayahku pernah membawaku pergi menghadap Rasulullah SAW, lalu ayahku berkata, "Ya Rasulullah, saksikanlah bahwa saya memberikan kepada anak saya Nu'man ini sekian dan sekian dari harta saya". Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kepada anak-anakmu yang lain juga kamu berikan seperti yang kamu berikan kepada Nu'man ?". Ayahku menjawab, "Tidak". "(Kalau begitu) persaksikanlah hal ini kepada selain aku". Kemudian beliau bersabda, "Bukankah kamu senang kalau anak-anakmu itu sama dalam hal berbhakti kepadamu ?". Ayahku menjawab, "Ya". Rasulullah SAW bersabda, "Kalau begitu, janganlah kamu lakukan". [HR. Muslim juz 3, hal. 1244]
عَنِ الشَّعْبِىّ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: نَحَلَنِى اَبِى نَحْلًا ثُمَّ اَتَى بِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص لِيُشْهِدَهُ. فَقَالَ: اَكُلَّ وَلَدِكَ اَعْطَيْتَهُ هٰذَا؟. قَالَ: لَا. قَالَ: اَلَيْسَ تُرِيْدُ مِنْهُمُ الْبِرَّ مِثْلَ مَا تُرِيْدُ مِنْ ذَا؟. قَالَ: بَلَى. قَالَ: فَاِنّى لَا اَشْهَدُ. مسلم 3: 1244
Dari Asy-Sya'biy, dari Nu'man bin Basyir, ia berkata : Ayahku pernah memberikan suatu pemberian kepadaku. Kemudian ayahku membawaku menghadap kepada Rasulullah SAW memohon agar beliau mau menjadi saksi atas pemberian itu. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Apakah kepada masing-masing anakmu juga kamu berikan seperti yang kamu berikan kepada anakmu ini ?". Ayahku menjawab, "Tidak". Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah kamu menginginkan anak-anakmu yang lain berbhakti kepadamu seperti yang kamu inginkan dari anakmu ini ?". Ayahku menjawab, "Ya". Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku tidak mau menjadi saksi (atas pemberianmu kepada anakmu ini)". [HR. Muslim juz 3, hal. 1244]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ اَنَّهُ قَالَ: اِنَّ اَبَاهُ اَتَى بِهِ رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: اِنّى نَحَلْتُ ابْنِى هٰذَا غُلَامًا كَانَ لِى. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ هٰذَا؟. فَقَالَ: لَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَارْجِعْهُ. مسلم 3: 1241
Dari Nu'man bin Basyir bahwasanya ia mengatakan bahwa ayahnya pernah membawanya datang kepada Rasulullah SAW, lalu ayahnya berkata, "Sesungguhnya saya memberikan budak saya kepada anak saya ini". Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kepada masing-masing anakmu juga kamu berikan seperti kepada anakmu ini ?". Jawab ayahku, "Tidak". Maka Rasulullah SAW bersabda, "(Kalau begitu) maka tariklah kembali pemberian itu". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ اَبِيهِ قَالَ: حَدَّثَنَا النُّعْمَانُ بْنُ بَشِيْرٍ، قَالَ وَقَدْ اَعْطَاهُ اَبُوْهُ غُلَامًا، فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ ص: مَا هٰذَا الْغُلَامُ؟. قَالَ: اَعْطَانِيْهِ اَبِى. قَالَ: فَكُلَّ اِخْوَتِهِ اَعْطَيْتَهُ كَمَا اَعْطَيْتَ هٰذَا؟. قَالَ: لَا. قَالَ: فَرُدَّهُ. مسلم 3: 1242
Dari Hisyam bin 'Urwah, dari ayahnya, ia berkata : Nu'man bin Basyir menceritakan kepada kami, ia mengatakan, ayahnya telah memberi kepadanya seorang budak. Lalu Nabi SAW bertanya kepadanya, "Budak siapa ini ?". Nu'man bin Basyir menjawab, "Ini budak pemberian ayah saya". Nabi SAW bertanya kepada ayah saya, "Apakah kepada masing-masing saudaranya juga kamu beri seperti yang kamu berikan kepada anakmu ini ?". Jawab ayahku, "Tidak". Nabi SAW bersabda, "Tariklah kembali pemberian itu". [HR. Muslim juz 3, hal. 1242]
Anjuran bershadaqah
قُلْ اِنَّ رَبّيْ يَبْسُطُ الرّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه وَيَقْدِرُ لَهُ، وَ مَآ اَنْفَقْتُمْ مّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُه، وَ هُوَ خَيْرُ الرّزِقِيْنَ. سبأ:39
Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezqi bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apasaja yang kamu nafqahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezqi yang sebaik-baiknya. [QS. Saba’ : 39]
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلّ سُنْبُلَةٍ مّائَةُ حَبَّةٍ، وَ اللهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ، وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. البقرة:261
Perumpamaan (nafqah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafqahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah 261]
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مّنَ اْلاَرْضِ، وَلاَ تَيَمَّمُوا اْلخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَ لَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلآَّ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ، وَ اعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ(267) الشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ اْلفَقْرَ وَ يَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ، وَ اللهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مّنْهُ وَ فَضْلاً، وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ(268) البقرة: 267-268
Hai orang-orang yang beriman, nafqahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafqahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (267) Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah : 267-268]
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَ اَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ، وَ اللهُ عِنْدَه اَجْرٌ عَظِيْمٌ(15) فَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَ اسْمَعُوْا وَ اَطِيْعُوْا وَ اَنْفِقُوْا خَيْرًا لاَنْفُسِكُمْ، وَ مَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِه فَاُولٰۤئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ(16) اِنْ تُقْرِضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعِفْهُ لَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ، وَ اللهُ شَٰكُوْرٌ حَلِيْمٌ(17) التغابن:15-17
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah lah pahala yang besar. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta thaatlah, dan nafqahkanlah nafqah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun”.[QS. At-Taghaabun : 15-17]
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ، وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللهَ بِه عَلِيْمٌ. ال عمران: 92
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafqahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafqahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. [QS. Ali 'Imraan : 92]
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِه هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ، بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ، سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِه يَوْمَ الْقِيٰمَةِ، وَ للهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰٰتِ وَ اْلاَرْضِ، وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. ال عمران: 180
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Ali 'Imraan : 180]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَ التَّعَفُّفَ عَنِ الْمَسْأَلَةِ: الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَ الْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ، وَ السُّفْلَى السَّائِلَةُ. مسلم 2: 717
Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwasanya Rasulullah SAW ketika itu beliau berada di atas mimbar, beliau menerangkan tentang bershadaqah dan menahan diri dari minta-minta, beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah tangan orang yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan orang yang meminta". [HR. Muslim juz 2 : 717].
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْيَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. وَ خَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى. وَ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللهُ. وَ مَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ. البخارى 2: 117
Dari Hakim bin Hizaam RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tangan yang di atas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Dahulukanlah dalam pemberianmu kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedeqah ialah yang lebih dari keperluan. Dan barangsiapa yang berlaku perwira, maka Allah akan memelihara keperwiraannya dan barangsiapa yang mencukupkan diri, maka Allah akan mencukupkannya". [HR. Bukhari juz 2, hal. 117]
عَنْ شَدَّادٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا ابْنَ آدَمَ، اِنَّكَ اَنْ تَبْذُلَ اْلفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ، وَ اَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ، وَ لاَ تُلاَمُ عَلَى كَفَافٍ. وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. وَ اْليَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. مسلم 2: 718
Dari Syaddad ia berkata : Aku mendengar Abu Umamah berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Hai anak Adam, jika kamu memberikan kelebihanmu, maka itu lebih baik bagimu, dan apabila kamu menahannya, maka akan buruk bagimu. Dan tidaklah tercela untuk kebutuhanmu, mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Dan tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”. [HR. Muslim juz 2, hal. 718]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. النسائى 5: 62
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sebaik-baik shadaqah adalah yang lebih dari kebutuhan. Dan tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dahulukanlah permberianmu untuk orang yang menjadi tanggunganmu". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 62]
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تَصَدَّقُوْا. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، عِنْدِي دِيْنَارٌ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى زَوْجَتِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى خَادِمِكَ. قَالَ: عِنْدِي آخَرُ؟ قَالَ: اَنْتَ اَبْصَرُ. النسائى 5: 62
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Bershadaqahlah kalian". Lalu ada seorang laki-laki yang bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana kalau saya punya uang satu dinar ?" Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk dirimu". Orang laki-laki itu bertanya lagi, "Kalau saya punya yang lain ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk istrimu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk anak-anakmu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya masih punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Bershadaqahlah untuk pelayanmu". Orang itu bertanya lagi, "Kalau saya masih punya yang lain lagi ?". Beliau bersabda, "Kamu lebih mengetahui siapa yang seharusnya kamu beri shadaqah". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 62]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ اَلْفِ دِرْهَمٍ. قَالُوْا: وَكَيْفَ؟ قَالَ: كَانَ لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ بِاَحَدِهِمَا وَانْطَلَقَ رَجُلٌ اِلَى عُرْضِ مَالِهِ فَاَخَذَ مِائَةَ اَلْفِ دِرْهَمٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا. النسائى 5: 59
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Pahala shadaqah satu dirham bisa mengalahkan pahala shadaqah seratus ribu dirham". Para shahabat bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi, ya Rasulullah ?". Beliau bersabda, "Ada seseorang yang hanya punya uang dua dirham, kemudian ia menyedekahkan uangnya yang satu dirham. Dan ada orang yang kaya, ia menuju hartanya yang bertumpuk-tumpuk, lalu ia mengambil seratus ribu dirham, lalu ia shadaqahkan". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 59]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ اَلْفٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ كَيْفَ؟ قَالَ: رَجُلٌ لَهُ دِرْهَمَانِ فَاَخَذَ اَحَدَهُمَا فَتَصَدَّقَ بِهِ وَ رَجُلٌ لَهُ مَالٌ كَثِيْرٌ فَاَخَذَ مِنْ عُرْضِ مَالِهِ مِائَةَ اَلْفٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا. النسائى 5: 59
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Pahala shadaqah satu dirham bisa mengalahkan pahala shadaqah seratus ribu dirham". Para shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana hal itu bisa terjadi ?". Rasulullah SAW bersabda, "Ada seseorang mempunyai uang dua dirham, lalu ia mengambil yang satu dirham untuk dishadaqahkan. Dan ada orang yang mempunyai harta yang banyak, lalu ia mengambil dari tumpukan hartanya itu seratus ribu dirham, lalu ia shadaqahkan". [HR. Nasaiy juz 5, hal. 59]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيّبٍ، وَ لاَ يَقْبَلُ اللهُ اِلاَّ الطَّيّبَ، وَ اِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبّى اَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ اْلجَبَلِ. البخارى 2: 113
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bersedeqah senilai satu biji kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah tidak mau menerima kecuali dari usaha yang halal, maka Allah akan menerima sedeqah itu dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara-Nya baik-baik untuk yang bersedeqah itu, sebagaimana salah seorang diantara kamu memelihara anak kudanya, sehingga sedeqah satu biji kurma itu menjadi sebesar gunung”. [HR. Bukhari juz 2, hal 113]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: اَتَى رَسُوْلَ اللهِ ص رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَىُّ الصَّدَقَةِ اَعْظَمُ؟ فَقَالَ: اَنْ تَصَدَّقَ وَ اَنْتَ صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَ تَأْمُلُ الْغِنَى، وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَ لِفُلَانٍ كَذَا. اَلَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ. مسلم 2: 716
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya, "Ya Rasulullah, shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya ?". Rasulullah SAW menjawab, "Kamu bershadaqah sedang kamu masih dalam keadaan sehat dan masih menginginkannya, kamu khawatir melarat dan ingin kaya. Maka janganlah menunda-nunda sehingga nyawa sudah (hampir) sampai di tenggorokan, baru kamu berkata, "Untuk si Fulan sekian, dan untuk si Fulan sekian". Ketahuilah bahwa sa'at itu harta tersebut sudah menjadi milik si Fulan". [HR. Muslim juz 2, hal. 716]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِى ظِلّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ: اِمَامٌ عَدْلٌ، وَ شَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ، وَ رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى اْلمَسَاجِدِ،وَ رَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَ تَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَ رَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ، فَقَالَ: اِنّى اَخَافُ اللهَ، وَ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى 2: 116
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada tujuh golongan yang Allah Ta’aalaa akan menaungi mereka di dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. Imam yang adil, 2. Pemuda yang giat dalam beribadah kepada Allah, 3. Orang lelaki yang hatinya bergantung pada masjid-masjid, 4. Dua orang yang saling mengasihi karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, 5. Orang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita bangsawan, kaya lagi cantik molek, tetapi dia tidak mau dan mengatakan, "Aku takut kepada Allah", 6. Orang yang bersedekah dengan suatu sedekah dan ia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan 7. Orang yang mengingat Allah diwaktu sunyi sehingga mengalirlah air mata dari kedua matanya". [HR. Bukhari Juz 2, hal. 116]
عَنِ الْمُنْذِرِ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى صَدْرِ النَّهَارِ. قَالَ: فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ مُجْتَابِى النّمَارِ اَوِ اْلعَبَاءِ مُتَقَلّدِى السُّيُوْفِ. عَامَّتُهُمْ مِنْ مُضَرَ بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ، فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ ص لِمَا رَأَى بِهِمْ مِنَ اْلفَاقَةِ. فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَاَمَرَ بِلاَلاً فَاَذَّنَ وَ اَقَامَ. فَصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ: يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ، اِلىَ آخِرِ اْلآيَةِ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.(النساء:1). وَ اْلآيَةَ الَّتِى فِى اِلحَشْرِ: اِتَّقُوا اللهَ وَ لْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ، وَ اتَّقُوا اللهَ (الحشر: 18) تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِيْنَارِهِ، مِنْ دِرْهَمِهِ، مِنْ ثَوْبِهِ، مِنْ صَاعِ بُرّهِ، مِنْ صَاعِ تَمْرِهِ (حَتىَّ قَالَ) وَ لَوْ بِشِقّ تَمْرَةٍ. قَالَ: فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ بِصُرَّةِ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا، بَلْ قَدْ عَجَزَتْ. قَالَ: ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ. حَتَّى رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَ ثِيَابٍ حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُوْلِ اللهِ يَتَهَلَّلُ كَاَنَّهُ مُذْهَبَةٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ اَجْرُهَا وَ اَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ، وَ مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً سَيّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَ وِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ. مسلم 2: 704
Dari Al-Mundzir bin Jarir, dari ayahnya, ia berkata : Dahulu kami berada di sisi Rasulullah SAW pada permulaan siang, tiba-tiba datang sekelompok orang tanpa alas kaki, telanjang dan hanya memakai pakaian yang terbuat dari bulu atau mantel yang terbuka bagian depannya, dan berselempang pedang. Kebanyakan mereka dari qabilah Mudlar, bahkan semuanya dari Mudlar. Maka berubahlah wajah Rasulullah SAW ketika melihat mereka itu karena sangat miskinnya. Kemudian beliau masuk, lalu keluar dan menyuruh Bilal untuk menyerukan adzan dan iqamah. Kemudian beliau shalat (Dhuhur). Setelah itu beliau berkhutbah, “Hai manusia, bertaqwalah kalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, ….hingga akhir ayat. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. An-Nisaa’ : 1. Dan beliau juga membaca ayat yang ada dalam surat Al-Hasyr “Bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah”. Al-Hasyr : 18. (Hendaklah) seseorang menyedekahkan dari dinarnya, dari dirhamnya, dari pakaiannya, dari satu sha’ gandumnya, dari satu sha’ kurmanya (hingga beliau bersabda) walaupun hanya separoh biji kurma”. Jarir berkata : Lalu datanglah seorang laki-laki Anshar dengan membawa sedeqah satu kantong yang hampir-hampir tangannya tidak kuat membawanya, bahkan betul-betul tidak kuat. Jarir berkata : Kemudian orang-orang susul-menyusul mengikutinya hingga aku melihat dua tumpukan dari makanan dan pakaian, sehingga aku lihat wajah Rasulullah SAW berseri-seri, seolah-olah wajah beliau tersepuh emas. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mempelopori perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan mendapat pahala perbuatan itu dan pahala perbuatan orang yang mengikutinya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa mempelopori perbuatan buruk di dalam Islam, maka ia menanggung dosa perbuatannya itu dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa berkurang sedikitpun dari dosa-dosa mereka. [HR. Muslim juz 2, hal. 704]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ اْلعِبَادُ فِيْهِ اِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ اَحَدُهُمَا: اَللّهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَ يَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللّهُمَّ اَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا. مسلم 2: 700
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yangmana para hamba itu masuk waktu pagi kecuali ada dua malaikat yang turun, salah satu dari malaikat itu berdoa : Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang suka memberi. Dan malikat yang lain berdoa : Ya Allah, berilah kehancuran kepada orang yang bakhil”. [HR. Muslim juz 2, hal. 700]
Tidak boleh menarik kembali suatu pemberian, kecuali pemberian orang tua kepada anaknya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِىَّ ص قَالَ: مَثَلُ الَّذِى يَرْجِعُ فِى صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَعُوْدُ فِى قَيْئِهِ فَيَأْكُلُهُ. مسلم3: 1240
Dari Ibnu 'Abbas, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Perumpamaan orang yang menarik kembali shadaqahnya adalah seperti anjing yang muntah, kemudian memakan kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1240]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّمَا مَثَلُ الَّذِى يَتَصَدَّقُ بِصَدَقَةٍ ثُمَّ يَعُوْدُ فِى صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَأْكُلُ قَيْأَهُ. مسلم 3: 1241
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan orang yang bershadaqah dengan satu shadaqah, kemudian menarik kembali shadaqahnya, adalah seperti anjing yang muntah, lalu memakan kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: الْعَائِدُ فِى هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَقِىءُ ثُمَّ يَعُودُ فِى قَيْئِهِ. مسلم 3: 1241
Dari Ibnu 'Abbas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Orang-orang yang menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing yang muntah, lalu menelan kembali muntahannya". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السَّوْءِ الَّذِيْ يَعُوْدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَرْجِعُ فِى قَيْئِهِ. البخارى 3: 142
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Tidak pantas kita punya sifat-sifat yang buruk, yaitu orang yang menarik kembali hibahnya adalah seperti anjing yang memakan kembali muntahannya". [HR. Bukhari juz 3, hal. 142].
Boleh menarik kembali pemberian orang tua kepada anaknya.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ اَنَّهُ قَالَ: اِنَّ اَبَاهُ اَتَى بِهِ رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: اِنّى نَحَلْتُ ابْنِى هٰذَا غُلَامًا كَانَ لِى. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ هٰذَا؟. فَقَالَ: لَا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَارْجِعْهُ. مسلم 3: 1241
Dari Nu'man bin Basyir bahwasanya ia mengatakan bahwa ayahnya pernah membawanya datang kepada Rasulullah SAW, lalu ayahnya berkata, "Sesungguhnya saya memberikan budak saya kepada anak saya ini". Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kepada masing-masing anakmu juga kamu berikan seperti kepada anakmu ini ?". Jawab ayahku, "Tidak". Maka Rasulullah SAW bersabda, "(Kalau begitu) maka tariklah kembali pemberian itu". [HR. Muslim juz 3, hal. 1241]
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: تَصَدَّقَ عَلَيَّ اَبِى بِبَعْضِ مَالِهِ فَقَالَتْ اُمّى عَمْرَةُ بِنْتُ رَوَاحَةَ: لَا اَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُوْلَ اللهِ ص. فَانْطَلَقَ اَبِى اِلَى النَّبِيّ ص لِيُشْهِدَهُ عَلَى صَدَقَتِىْ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَفَعَلْتَ هٰذَا بِوَلَدِكَ كُلّهِمْ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: اِتَّقُوا اللهَ وَ اعْدِلُوْا فِى اَوْلَادِكُمْ. فَرَجَعَ اَبِى فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ. مسلم 3: 1242
Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata, “Ayahku memberikan sebagian hartanya kepadaku”. Lalu ibuku, yaitu ‘Amrah binti Rawahah berkata, ”Aku tidak rela sehingga kamu minta disaksikan kepada Rasulullah SAW”. Maka ayahku datang kepada Nabi SAW meminta kepada beliau untuk menjadi saksi pemberiannya kepadaku. Lalu Rasulullah SAW bertanya, Apakah kamu juga memberikan seperti ini kepada semua anakmu ?". Ayahku menjawab, “Tidak". Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah, dan berbuatlah adil terhadap anak-anakmu". Lalu ayahku pulang dan menarik kembali pemberian itu. [HR. Muslim juz 3, hal. 1242].
mta 03,04/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar