Khutbah 01 Syawwal 1429 H

KEJAYAAN  ISLAM  DAN  UMMAT  ISLAM  AKAN TERCAPAI HARUS DENGAN MANHAJ ALLAH

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضِ وَ هُوَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اَمَّا بَعْدُ:
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَ اعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ لاَ تَفَرَّقُوْا وَ اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه اِخْوَانًا….. ال عمران: 102-103
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, marilah kita meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah banyak memberi kenimatan kepada kita semua, yang paling besar adalah nimat Iman, Islam dan kesehatan, sehingga kita dapat menjalankan ibadah puasa dan shalat sunnah pada malamnya, satu bulan penuh. Semoga puasa kita dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Allah, laallakum tattaquun (agar kamu menjadi orang yang betaqwa. [QS. Al-Baqarah : 183]
Betapa bahagianya Allah mewajibkan kita berpuasa, dengan itu Allah menghendaki agar kita menjadi orang yang paling mulia, karena pada haqiqatnya hanya orang yang bertaqwalah orang yang paling mulia di sisi Allah. Firman Allah SWT :
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقيكُمْ. الحجرات: 13
Selain itu Allah menjamin bagi orang-orang yang bertaqwa :
1.  Memberi jalan keluar dari semua kesulitan yang dihadapinya
2.  Memberi rezqi dari arah yang tidak disangka-sangka.
3.  Dimudahkan semua urusannya.
Hal itu dijelaskan Allah SWT dalam QS. Ath-Thalaaq : 2-4.
Lagi pula Allah akan membukakan berkah-Nya dari langit dan dari bumi.
Allah SWT berfirman :
وَ لَوْ اَنَّ اَهْلَ اْلقُرى امَنُوْا وَ اتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مّنَ السَّمَآءِ وَ اْلارْضِ وَ لكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ. الاعراف: 96
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [QS. Al-Araaf : 96]
Kita kaum muslimin harus yaqin bahwa semua yang dijanjikan Allah itu pasti terwujud.
اِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ اْلمِيْعَادَ. ال عمران: 9
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [QS. Ali Imran : 9]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita tahu bahwa jumlah penduduk negeri kita Indonesia sangat besar, 200 juta lebih, dan mayoritas beragama Islam, maka kalau puasa penduduk negeri ini dapat mencapai tujuan, yani menjadi orang-orang yang bertaqwa, maka tidak perlu disangsikan lagi, bangsa yang dilanda berbagai mushibah dan bencana serta krisis di berbagai bidang, dari krisis ekonomi sampai krisis akhlaq serta krisis kepercayaan yang mengakibatkan kerusuhan dan kekacauan di berbagai daerah, pasti Allah akan berikan jalan keluar dari semua itu, dan Allah akan bukakan berkah dari langit dan bumi, sehingga negeri kita akan menjadi negeri yang makmur dan mendapat ampunan dari Allah.
Akan tetapi kalau penduduk negeri ini tetap ingkar kepada Allah, para pembesar negeri dan orang-orang yang hidup mewah durhaka kepada Allah, maka negeri ini akan dihancurkan oleh Allah sehancur-hancurnya. Firman Allah SWT :
وَ اِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا اْلقَوْلُ فَدَمَّرْنَهَا تَدْمِيْرًا. الاسراء: 16
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menthaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.  [QS. Al-Israa : 16]
Kalau kita perhatikan, taqwa adalah kunci kesuksesan yang haqiqi, baik dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat kelak. Selain janji Allah kepada orang-orang yang bertaqwa yang sangat menggembirakan di dunia ini, di akhirat kelak Allah sediakan surga, yang menjadi idaman setiap manusia.
وَ سَارِعُوْآ اِلى مَغْفِرَةٍ مّنْ رَّبّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموَاتُ وَ اْلاَرْضُ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ. ال عمران: 133
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. [QS Ali Imraan : 133].
Maka mari kita perhatikan firman Allah yang saya tulis dalam muqaddimah khutbah ini, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (tunduk patuh/berserah diri kepada Allah). [QS. Ali Imraan : 102]
Iman dan taqwa merupakan kekuatan kaum muslimin dalam menjalankan tugasnya yang berat dan besar. Taqwa kepada Allah dalam arti yang sebenar-benarnya, yani menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan kesadaran dan keikhlashan, terus-menerus tidak pernah terabaikan, tidak loyo sedikitpun hingga mati menjemputnya. Jangan mati kecuali dalam keadaan beragama Islam (berserah diri/tunduk patuh) kepada Allah.
Maka dari itu jangan sekali-kali kita berbuat sesuatu yang melanggar larangan Islam, kemudian mati, sehingga mati kita tidak dalam keadaan Islam, tetapi dalam keadaan menentang/melanggar larangan Islam. Di dalam ayat tersebut, disebutkannya Islam sesudah taqwa, mengandung mana yang luas, yani tunduk patuh, menyerahkan diri kepada Allah, mengikuti manhaj-Nya dan berhukum kepada kitab-Nya. Inilah yang merupakan pilar yang kokoh tempat tegaknya kaum muslimin yang menyatakan eksistensinya dan menjalankan perannya. Tanpa pilar ini, semua perkumpulan adalah perkumpulan jahiliyyah, karena di sana tidak ada manhaj Allah yang merupakan titik temu ummat.
Selanjutnya firman Allah, Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.
Berpeganglah kepada tali (agama) Allah, maksudnya Al-Quran sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
اَلْقُرْانُ حَبْلُ اللهِ اْلمَتِيْنُ. لاَ تَنْقُصُ عَجَائِبُهُ وَ لاَ يَخْلَفُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدّ، مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَ مَنْ عَمِلَ بِهِ رَشَدَ وَ مَنِ اعْتَصَمَ بِهِ هُدِيَ اِلىَ صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. تفسير الكشاف 1: 306
Al-Quran itu merupakan tali Allah yang kuat, keajaibannya tidak pernah habis dan tidak membosankan sekalipun banyak yang diulang-ulang. Barangsiapa berkata dengannya, benarlah dia. Dan barangsiapa mengamalkannya, mendapatkan bimbingan. Dan orang yang berpegang teguh padanya mendapat hidayah ke jalan yang lurus. [Tafsir Al-Kasyaaf juz 1, hal. 306]
Dalam Al-Quran Allah SWT menyebutkan :
وَ اَنَّ هذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ، وَ لاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِه، ذلِكُمْ وَصّيكُمْ بِه لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ. الانعام: 153
Dan bahwa (Al-Quran) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu Kami washiyatkan kepadamu, agar kamu bertaqwa. [QS. Al-Anaam : 153]
Dengan demikian hablullaah adalah jalan Allah yang lurus yang membimbing manusia hidup rukun, damai dan menghindari fanatisme ras, golongan yang dapat memicu permusuhan dan perpecahan sebagaimana hidup jahiliyyah. Rasulullah SAW bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا اِلىَ عَصَبِيَّةٍ. ابو داود
Bukan termasuk golonganku orang yang mengajak kepada ashabiyah. [HR. Abu Dawud]
وَ مَنْ اَحْسَنُ قَوْلاً مّمَّنْ دَعَا اِلَى اللهِ وَ عَمِلَ صَالِحًا وَّ قَالَ اِنَّنِيْ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ. فصلت: 33
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ?". [QS. Fushshilat : 33]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, dengan berpegang kepada dua pilar yang kokoh, yani :
1.  Pilar iman dan taqwa kepada Allah sampai akhir hayat dalam keadaan Islam (tunduk patuh) kepada Allah.
2.  Pilar ukhuwwah fillah, persaudaraan yang diikat dengan hablullaah (tali Allah).
Kita jadikan sebagai landasan dasar dalam kita beraktifitas untuk menuju masa depan bangsa ini yang lebih baik, menyusun barisan ummat Islam yang kokoh dengan ikatan tali Allah. Karena pada haqiqatnya hanya dengan tali Allah yang dapat mengikat hati-hati manusia yang saling bermusuhan dan saling berjauhan.
Semua perkumpulan dengan bentuk dan apapun namanya, tanpa diikat dengan tali Allah, pasti akan gagal, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan. Perhatikan firman Allah SWT :
اَْلاَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلاَّ اْلمُتَّقِيْنَ. الزخرف: 67
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. [QS. Az-Zukhruf : 67]
Hanya dengan ukhuwwah fillaah, dendam sejarah menjadi kecil, sentimen kesukuan menjadi hina, ambisi pribadi dan panji-panji golongan/partai menjadi rendah dan tak ada harganya, maka tersusunlah barisan ummat Islam yang kokoh, kuat, dibawah panji-panji Allah yang takkan tertandingi.
Dengan demikian ummat Islam harus waspada dan hati-hati, jangan berlaku bodoh, selalu terulang, terjebak pada fanatisme golongan/partai, hingga mengabaikan petunjuk dan peringatan Allah dan Rasulullah. Setiap mendekati Pemilu yang diawali dengan masa-masa kampanye, sering terjadi sesama muslim saling merendahkan, menjatuhkan, bahkan sering terjadi perkelahian hanya karena berbeda partai. Padahal Allah perintahkan pada orang-orang muslim selalu berpegang teguh kepada tali Allah dan melarang berpecah-belah.
Rasulullah SAW menjelaskan, sesama muslim haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya.
كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. البخارى عن ابى هريرة
Juga :
سِبَابُ اْلمُسْلِمِ فُسُوْقٌ وِ قِتَالُهُ كُفْرٌ. البخارى و مسلم
Mencaci orang muslim adalah fasiq, dan membunuhnya adalah kafir. [HR. Bukhari dan Muslim]
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. البخارى
Seorang muslim cukup menjadi jahat karena dia menghina saudaranya sesama muslim. [HR. Bukhari]
Seharusnya sesama mukmin/muslim saling menguatkan, tidak saling menjatuhkan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. متفق عليه
Orang mumin satu dengan yang lain seperti satu bangunan yang saling kuat-menguatkan. [HR. Muttafaq alaih]
Jangan terperangkap dan terseret bujuk rayu iblis yang selalu mengadu domba sesama kita :
اِنَّ اِبلِيْسَ قَدْ يَئِسَ اَنْ يَعْبُدَهُ الصَّالِحُوْنَ وَ لَكِنْ يَسْعَى بَيْنَهُمْ فِى التَّحْرِيْشِ. البخارى
Sesungguhnya Iblis telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang shalih, tetapi ia berusaha (tidak putus asa) mengadu domba (menimbulkan permusuhan) diantara mereka. [HR. Bukhari]
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, berbangga terhadap partai sehingga mengabaikan ukhuwwah fillaah, akan tidak diakui oleh Nabi sebagai golongan ummat Islam, walaupun mendabik diri berpartai Islam. Perhatikan sabda Rasulullah SAW :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا اِلىَ عَصَبِيَّةٍ وَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ. ابو داود
Bukan dari golonganku orang yang menyeru/mengajak kepada ashabiyyah. Bukan termasuk golonganku orang yang berperang (membela)ashabiyyah. Dan bukan dari golonganku orang yang mati membela ashabiyyah. [HR. Abu Dawud]
Selain tidak diakui sebagai golongan ummat Islam, akan jatuh ke lembah kemusyrikan. Perhatikan firman Allah SWT :
مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَ اتَّقُوْهُ وَ اَقِيْمُوا الصَّلوةَ وَ لاَ تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ(31) مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَ كَانُوْا شِيَعًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ(32) الروم: 31-32
dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, (31)
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan/partai. Tiap-tiap partai merasa bangga dengan apa yang ada pada partai mereka. (32) [QS. Ar-Ruum : 31-32]
وَ اِنَّ هذِه اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ اَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ(52) فَتَقَطَّعُوْا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ(53)المؤمنون: 52-53
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (52)
Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan/partai. Tiap-tiap partai merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (53) [QS. Al-Muminuun : 52-53]
Kalau sudah demikian, maka Rasulullah SAW berlepas diri, tidak bertanggungjawab atas perbuatan orang-orang yang berpecah-belah terhadap agama Allah.
اِنَّ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَ كَانُوْا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِيْ شَيْءٍ، اِنَّمَا اَمْرُهُمْ اِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ. الانعام: 159
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan/partai, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. [QS. Al-Anaam : 159]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, kita orang Islam harus yaqin sepenuhnya bahwa Islam dan ummat Islam tidak akan dapat dimenangkan lewat partai, dan perjuangan ummat Islam tidak akan bisa berhasil dengan partai-partai yang tidak bermanhaj dengan manhaj Allah.
Islam dan ummat Islam hanya akan berhasil diperjuangkan lewat dawah, amar maruf nahi munkar dengan landasan pilar-pilar yang kokoh, yani :
1.  Iman dan taqwa kepada Allah sampai mati, dan
2.  Ukhuwwah fillah, persaudaraan yang diikat dengan tali Allah, bukan tali-tali yang lain, termasuk tali partai.
Oleh karena itu melalui mimbar ini saya suarakan kepada sudara-saudaraku kaum muslimin yang terjun beraktifitas di partai politik, pegang teguhlah dua pilar tersebut sebagai landasan dalam memainkan politiknya, jangan menjadikan partainya sebagai jalan hidupnya. Junjung tinggilah panji-panji Allah, jadikanlah tali Allah untuk mengikat ummat manusia, sekalipun berbeda partai.
Saya yaqin bahwa saudara-saudaraku kaum muslimin berada di dalam partai manapun yang ada di negeri kita ini, bahkan mungkin jumlah yang mayoritas di dalam partai itu, kecuali di PDS, mungkin tidak ada saudaraku kaum muslimin yang di sana.
Di partai manapun saudara-saudaraku berada, hendaklah tetap berpegang ukhuwwah fillaah, jangan karena beda partai, rusak ukhuwwahnya, berubah menjadi musuh, yang satu sama lain saling menjatuhkan. Yang demikian bisa menyeret kita kepada kefasiqan, kemusyrikan, bahkan kekafiran.
Kesemuanya itu membawa akibat yang sangat berbahaya bagi pribadinya di hadapan Allah kelak dan membawa bahaya bagi keselamatan bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Di dalam masa-masa kampanye nanti hendaklah tetap menjaga situasi aman dan damai, hindarkan hal-hal yang dapat memicu permusuhan. Ibarat orang berdagang, tawarkanlah dagangan saudara sebaik-baiknya untuk menarik simpati pembeli sebanyak mungkin, tanpa mencela dan merendahkan dagangan orang lain. Luruskan niat kalau terpilih menjadi orang yang diserahi amanat oleh rakyat di negeri ini, apakah sebagai wakil rakyat di parlemen (DPR/MPR), atau yang mengendalikan pemerintahan di negeri ini, hendaklah dipegang teguh amanat tersebut, bekerja keras untuk memperbaiki nasib bangsa dan negara yang sedang menangis karena sudah cukup lama menderita akibat terjadi krisis di berbagai bidang ini. Juga sukseskan dan teruskan serta makin ditingkatkan program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sudah memulai memberantas korupsi ini sampai tuntas.
Dengan berpegang dua pilar yang kokoh, yani pilar iman dan taqwa serta pilar ukhuwwah fillaah (persaudaraan yang diikat dengan tali Allah), lagi pula para pemegang amanat di negeri ini dilandasi :
اِنَّ صَلاتِي وَ نُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَ مَمَاتِيْ ِللهِ رَبّ اْلعلَمِيْنَ. الانعام: 162
Sesungguhnya shalatku, nusukku, aktivitas hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, [QS. Al-Anaam : 162]
Insya Allah harapan bangsa ini ingin memiliki Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur, dapat tercapai dengan idzin Allah.
رَنَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلاخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

mta tgl 20081001
~oO[ @ ]Oo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar