Islam adalah agama tauhid
Firman Allah SWT :
اِنَّ الدّيْنَ عِنْدَ اللهِ الاِسْلاَمُ، وَ مَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ اِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ اْلعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ، وَ مَنْ يَّكْفُرْ بِايتِ اللهِ فَاِنَّ اللهَ سَرِيْعُ اْلحِسَابِ.(19) فَاِنْ حَاجُّوْكَ فَقُلْ اَسْلَمْتُ وَجْهِيَ ِللهِ وَ مَنِ اتَّبَعَنِ، وَ قُلْ لّلَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ وَ الاُمّيّنَ ءَاَسْلَمْتُمْ، فَاِنْ اَسْلَمُوْا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَ اِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ اْلبَلغُ، وَ اللهُ بَصِيْرٌ بِاْلعِبَادِ. (20) ال عمران: 19-20
Sesungguhnya agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (19)
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah, "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi, "Apakah kamu (mau) masuk Islam ?". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (20) [QS. Ali ‘Imraan : 19-20]
اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللهِ يَبْغُوْنَ وَ لَه اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّموَاتِ وَ الاَرْضِ طَوْعًا وَّ كَرْهًا وَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ(83) قُلْ امَنَّا بِاللهِ وَ مَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَ مَآ اُنْزِلَ عَلى اِبْرهِيْمَ وَ اِسْمعِيْلَ وَ اِسْحقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ الاسْبَاطِ وَ مَآ اُوْتِيَ مُوْسى وَ عِيْسى وَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبّهِمْ لاَ نُفَرّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مّنْهُمْ وَ نَحْنُ لَه مُسْلِمُوْنَ(84) وَ مَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الاسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُ، وَ هُوَ فِى اْلاخِرَةِ مِنَ اْلخسِرِيْنَ(85) آل عمران: 83-85
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan (83)
Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”. (84)
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (85) [QS. Ali ‘Imraan : 83-85]
وَ قَالَتِ اْليَهُوْدُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَ قَالَتِ النَّصَارَى اْلمَسِيْحُ ابْنُ اللهِ، ذلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْ، يُضَاهِئُوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ، قَاتَلَهُمُ اللهُ، اَنّى يُؤْفَكُوْنَ(30) اِتَّخَذُوْآ اَحْبَارَهُمْ وَ رُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مّنْ دُوْنِ اللهِ وَ اْلمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ، وَ مَآ اُمِرُوْا اِلاَّ لِيَعْبُدُوْآ اِلَهًا وَّاحِدًا، لآَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ، سُبْحنَه عَمَّا يُشْرِكُوْن(31) يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِئُوْا نُوْرَ اللهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَ يَأْبَى اللهُ اِلاَّ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَه وَ لَوْ كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ(32) هُوَ الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَه بِالْهُدى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَه عَلَى الدّيْنِ كُلّه وَلَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ(33) التوبة: 30-33
Orang-orang Yahudi berkata, " ‘Uzair itu putra Allah" dan orang Nashrani berkata, "Al-Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling ? (30)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (31)
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (32)
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (33). [QS. At-Taubah : 30-33]
وَ اِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يبَنِيْ اِسْرَآئِيْلَ اِنّيْ رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدّقًا لّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْريةِ وَ مُبَشّرًا بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْ بَعْدِي اسْمُه اَحْمَدُ، فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِاْلبَيّنتِ قَالُوْا هذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ(6) وَ مَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرى عَلَى اللهِ اْلكَذِبَ وَ هُوَ يُدْعى اِلىَ اْلاِسْلاَمَِ وَ اللهُ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ الظّلِمِيْن(7)الصف: 6-7
Dan (ingatlah) ketika ‘Isa Putra Maryam berkata, "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata".
Dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim. [QS. Ash-Shaff : 6-7]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ ص مُعَاذًا نَحْوَ اْليَمَنِ قَالَ لَهُ: اِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ اَهْلِ اْلكِتَابِ، فَلْيَكُنْ اَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَى اَنْ يُوَحّدُوا اللهَ تَعَالىَ، فَاِذَا عَرَفُوْا ذلِكَ فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَ لَيْلَتِهِمْ. فَاِذَا صَلَّوْا فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةَ اَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيْرِهِمْ، فَاِذَا اَقَرُّوْا بِذلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَ تَوَقَّ كَرَائِمَ اَمْوَالِ النَّاسِ. البخارى 8: 164
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Ketika Nabi SAW mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Sesungguhnya kamu akan datang pada kaum dari ahli kitab. Maka pertama kali hendaklah kamu mengajak mereka untuk mengesakan Allah Ta’aalaa. Apabila mereka telah mengakui yang demikian, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Apabila mereka telah shalat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka membayar zakat harta-benda mereka, yang diambil dari orang kaya mereka, dan diberikan kepada orang faqir mereka. Apabila mereka mengakui hal itu, maka ambillah dari mereka, dan jagalah kehormatan harta manusia”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ مُعَاذًا قَالَ: بَعَثَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص قَالَ: اِنَّكَ تَأْتِى قَوْمًا مِنْ اَهْلِ اْلكِتَابِ فَادْعُهُمْ اِلىَ شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَنّى رَسُوْلُ اللهِ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ فَاَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى كُلّ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ فَاَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ اَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ فِى فُقَرَائِهِمْ. فَاِنْ هُمْ اَطَاعُوْا لِذلِكَ فَاِيّاكَ وَ كَرَائِمَ اَمْوَالِهِمْ. وَ اتَّقِ دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ فَاِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللهِ حِجَابٌ. مسلم 1: 50
Dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Mu’adz berkata : Rasulullah SAW mengutusku. Beliau bersabda, “Engkau akan datang pada suatu kaum dari ahli Kitab, karena itu ajaklah mereka kepada syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka menthaati itu, maka beritahukan kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kalau mereka menthaati itu, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada para faqir-miskin mereka. Jika mereka menthaati itu, maka jagalah dirimu dari kehormatan harta benda mereka. Dan takutlah kamu dari doanya orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah”. [HR. Muslim juz 1, hal. 50]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا اِلىَ اْليَمَنِ قَالَ: اِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمِ اَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ اَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ بِعِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. فَاِذَا عَرَفُوا اللهَ فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى يَوْمِهِمْ وَ لَيْلَتِهِمْ. فَاِذَا فَعَلُوْا فَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً تُؤْخَذُ مِنْ اَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَاِذَا اَطَاعُوْا بِهَا فَخُذْ مِنْهُمْ وَ تَوَقَّ كَرَائِمَ اَمْوَالِهِمْ. مسلم 1: 51
Dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda, “Engkau akan datang pada suatu kaum dari ahli Kitab. Karena itu hendaknya yang pertama-tama engkau serukan kepada mereka ialah beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Apabila mereka telah mengakui Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari-semalam. Apabila mereka sudah mau mengerjakan shalat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada faqir miskin mereka. Apabila mereka menthaatinya, maka ambillah dari mereka dan jagalah kehormatan harta benda mereka”. [HR. Muslim juz 1, hal. 51]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: يَا مُعَاذُ، اَ تَدْرِى مَا حَقُّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ؟ قَالَ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: اَنْ يَعْبُدُوْهُ وَ لاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا. اَ تَدْرِى مَا حَقُّهُمْ عَلَيْهِ؟ قَالَ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: اَنْ لاَ يُعَذّبَهُمْ. البخارى 8: 164
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Hai Mu’adz, tahukah kamu, apa hak Allah yang harus dilaksanakan hamba-hamba-Nya ?”. Mu’adz menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Hak Allah yang harus dilaksanakan oleh hamba) ialah mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun”. (Nabi SAW bersabda lagi), “Tahuah kamu, apa hak mereka pada Allah ?”. Mu’adz menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Hak para hamba pada Allah), bahwa Allah tidak akan mengadzab mereka”. [HR. Bukhari juz 8, hal. 164]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: كُنَّا رِدْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ قَالَ، فَقَالَ: يَا مُعَاذُ تَدْرِى مَا حَقُّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ وَ مَا حَقُّ اْلعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قَالَ، قُلْتُ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: فَاِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى اْلعِبَادِ اَنْ يَعْبُدُوا اللهَ وَ لاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَ حَقُّ اْلعِبَادِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ اَنْ لاَ يُعَذّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَلاَ اُبَشّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا. مسلم 1: 58
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata : Aku pernah membonceng Rasulullah SAW di atas himar yang bernama ‘Ufair. Lalu Rasulullah SAW bersabda,“Hai Mu’adz, tahukah kamu apa haq Allah atas para hamba dan apa pula haq para hamba atas Allah ?”. Aku (Mu’adz) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda, “Hak Allah atas para hamba-Nya, yaitu mereka menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya. Sedangkan haq para hamba atas Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu Dia tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya”. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan khabar gembira ini kepada orang-orang ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Jangan engkau beritahukan kepada mereka, nanti mereka jadikan andalan (sehingga malas beramal)”. [HR. Muslim juz 1, hal. 58]
Fithrah manusia beragama tauhid
وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِيْ ادَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلى اَنْفُسِهِمْ اَلَسْتُ بِرَبّكُمْ، قَالُوْا بَلى شَهِدْنَا، اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ اْلقِيمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هذَا غَافِلِيْنَ. اَوْ تَقُوْلُوْآ اِنَّمَآ اَشْرَكَ ابَآؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرّيَّةً مّنْ بَعْدِهِمْ، اَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ اْلمُبْطِلُوْنَ. وَ كَذلِكَ نُفَصّلُ الايتِ وَ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ. الاعراف: 172-174
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu ?". Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (172)
atau agar kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?". (173)
Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (174) [QS. Al-A’raaf : 172-174]
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدّيْنِ حَنِيْفًا، فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذلِكَ الدّيْنُ اْلقَيّمُ وَ لكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ. مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَ اتَّقُوْهُ وَ اَقِيْمُوا الصَّلوةَ وَ لاَ تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُشْرِكِيْن. مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَ كَانُوْا شِيَعًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ. الروم: 30-32
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu (kesiapan menerima agama tauhid). Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30)
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. (31)
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (32) [QS. Ar-Ruum : 30-32]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ اَوْ يُنَصّرَانِهِ اَوْ يُمَجّسَانِهِ، كَمَثَلِ اْلبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ. البخارى 2: 104
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak yang lahir, dia terlahir atas fithrah, maka tergantung kedua orang tuanya yang menjadikan dia orang Yahudi, Nashrani, atau Majusi, seperti binatang ternak yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu melihat padanya telinga yang terpotong ?”. [HR. Al-Bukhari juz 2, hal. 104]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ وَ يُنَصّرَانِهِ وَ يُمَجّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّوْنَ مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُوْلُ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: وَ اقْرَءُوْا اِنْ شِئْتُمْ: فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ. مسلم 4: 2047
Dari Abu Hurairah, bahwasanya dia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang anak yang dilahirkan melainkan terlahir atas fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi, sebagaimana binatang ternak dilahirkan (oleh induknya) dalam keadaan sempurna. Apakah kalian mengetahui ada yang telinganya terpotong ? Kemudian Abu Hurairah berkata, “Bacalah jika kalian mau :Fithrotalloohillatii fathoron naasa ‘alaihaa, laa tabdiila likholqillaah. (Fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah). (Q.Ar-Ruum : 30)”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2047]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ اَوْ يُنَصّرَانِهِ اَوْ يُمَجّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُوْلُ فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذلِكَ الدّيْنُ اْلقَيّمُ. البخارى 6: 20
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tiadalah anak yang terlahir, kecuali ia terlahir atas fithrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi, sebagaimana binatang ternak yang terlahir dengan sempurna, apakah kamu lihat ada telinganya yang terpotong ?”. Kemudian (Abu Hurairah) membaca (ayat) : Fithrotalloohillatii fathoron naasa ‘alaihaa, laa tabdiila likholqillaah, dzaalikad diinul qoyyim”. ( (QS. Ar-Ruum : 30). [HR. Bukhari juz 6, hal. 20]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُلِدَ عَلَى اْلفِطْرَةِ، فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ وَ يُنَصّرَانِهِ وَ يُشَرّكَانِهِ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَرَأَيْتَ لَوْ مَاتَ قَبْلَ ذلِكَ؟ قَالَ: اللهُ اَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ. مسلم 4: 2048
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tiadalah anak yang terlahir melainkan terlahir atas fithrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau musyrik”. Lalu ada orang yang bertanya, “Ya Rasulullah, apa pendapat engkau tentang orang yang meninggal sebelum itu ?”. Nabi SAW bersabda, “Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2048]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، فَذَكَرَ اَحَادِيْثَ مِنْهَا، وَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ يُوْلَدُ يُوْلَدُ عَلَى هذِهِ اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ وَ يُنَصّرَانِهِ، كَمَا تَنْتِجُوْنَ اْلاِبِلَ، فَهَلْ تَجِدُوْنَ فِيْهَا جَدْعَاءَ حَتَّى تَكُوْنُوْا اَنْتُمْ تَجْدَعُوْنَهَا قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوْتُ صَغِيْرًا؟ قَالَ: اللهُ اَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ. مسلم 4: 2048
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, lalu (Abu Hurairah) menyebutkan hadits, diantaranya Rasulullah SAW bersabda, “Anak yang lahir, ia terlahir atas fithrah ini, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi atau Nashrani, sebagaimana kalian memelihara unta, kalian tidak mendapati padanya telinganya yang terpotong sehingga kalian yang memotongnya”. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang anak yang meninggal masih kecil ?”. Beliau SAW bersabda, “Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2048]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ اَطْفَالِ اْلمُشْرِكِيْنَ، قَالَ: اللهُ اَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ اِذْ خَلَقَهُمْ. مسلم 4: 2049
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata Rasulullah SAW ditanya tentang anak-anak orang musyrik, beliau bersabda, “Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka kerjakan, karena Dia yang menciptakan mereka”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2049]
عَنْ عَائِشَةَ اُمّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ تُوُفِيَ صَبِيٌّ فَقُلْتُ: طُوبَى لَهُ عُصْفُوْرٌ مِنْ عَصَافِيْرِ اْلجَنَّةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَوَ لاَ تَدْرِيْنَ اَنَّ اللهَ خَلَقَ اْلجَنَّةَ وَ خَلَقَ النَّارَ فَخَلَقَ لِهذِهِ اَهْلاً وَ لِهذِهِ اَهْلاً. مسلم 4: 2050
Dari ‘Aisyah Ummul mu’minin, ia berkata : Ada seorang anak kecil yang meninggal, lalu aku berkata, “Berbahagialah dia, seekor burung diantara burung-burung surga”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah menciptakan surga, dan menciptakan neraka, maka Dia menciptakan (pula) penghuni surga dan penghuni neraka ?”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2050]
عَنْ عَائِشَةَ اُمّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ دُعِيَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِلَى جَنَازَةِ صَبِيّ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ الله،ِ طُوْبَى لِهذَا، عُصْفُوْرٌ مِنْ عَصَافِيْرِ اْلجَنَّةِ لَمْ يَعْمَلِ السُّوْءَ وَ لَمْ يُدْرِكْهُ. قَالَ: اَوَ غَيْرَ ذلِكَ يَا عَائِشَةُ، اِنَّ اللهَ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ اَهْلاً خَلَقَهُمْ لَهَا وَ هُمْ فِي اَصْلاَبِ ابَائِهِمْ، وَ خَلَقَ لِلنَّارِ اَهْلاً خَلَقَهُمْ لَهَا وَ هُمْ فِي اَصْلاَبِ ابَائِهِمْ. مسلم 4: 2050
Dari ‘Aisyah Ummul mu’minin, dia berkata : Rasulullah SAW diundang pada jenazah seorang anak dari kaum Anshar, lalu saya berkata, “Ya Rasulullah, berbahagialah anak ini, seekor burung diantara burung-burung surga, ia belum beramal buruk, dan belum mendapatkannya”. Nabi SAW bersabda, “Tidaklah demikian ya ‘Aisyah, Sesungguhnya Allah menciptakan surga dan penghuninya, Dia menciptakan mereka, sedangkan saat itu mereka masih di shulbi orang tuanya. Dan Allah menciptakan neraka dan penghuninya, sedangkan saat itu mereka masih dalam shulbi orang tuanya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2050]
Manusia dahulunya satu ummat
اِنَّ هذِه اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ اَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ. تَقَطَّعُوْآ اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ، كُلٌّ اِلَيْنَا رَاجِعُوْنَ. الانبياء: 92-93
Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (92)
Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kami lah masing-masing golongan itu akan kembali. (QS. Al-Abiyaa’ : 93)
وَ اِنَّ هذِه اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّ اَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ. فَتَقَطَّعُوْآ اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا، كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ . المؤمنون: 52-53
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (52)
Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (53) [QS. Al-Mu’minuun : 52-53]
وَ مَا كَانَ النَّاسُ اِلاَّ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَاخْتَلَفُوْا، وَ لَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيْمَا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ.يونس: 19
Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan diantara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu. [QS. Yuunus : 19]
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيّنَ مُبَشّرِيْنَ وَ مُنْذِرِيْنَ وَ اَنْزَلَ مَعَهُمُ اْلكِتبَ بِاْلحَقّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ، وَ مَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلاَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ اْلبَيّنتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ، فَهَدَى اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ اْلحَقّ بِاِذْنِه، وَ اللهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ. البقرة: 213
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. [QS. Al-Baqarah : 213]
Semua Nabi beragama tauhid
وَ لَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلّ اُمَّةٍ رَّسُوْلاً اَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ، فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللهُ وَ مِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّللَةُ، فَسِيْرُوْا فِى اْلارْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ اْلمُكَذّبِيْنَ. النحل: 36
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). [QS. An-Nahl : 36]
لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلى قَوْمِه فَقَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، اِنّيْ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ. الاعراف: 59
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (qiyamat). [QS. Al-A’raaf : 59]
وَ لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلى قَوْمِه فَقَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، اَفَلاَ تَتَّقُوْنَ. المؤمنون: 23
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya) ?”. [QS. Al-Mu’minuun : 23]
وَ اِلى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا، قَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، اَفَلا تَتَّقُوْنَ. الاعراف: 65
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" [QS. Al-A’raaf : 65]
وَ اِلى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا، قَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، اِنْ اَنْتُمْ اِلاَّ مُفْتَرُوْنَ. هود: 50
Dan kepada kaum Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja. [QS. Huud : 50]
وَ اِلى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صَالِحًا، قَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، هُوَ اَنْشَاَكُمْ مّنَ اْلاَرْضِ وَ اسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْآ اِلَيْهِ، اِنَّ رَبّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ. هود: 61
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Shalih berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”. [QS. Huud : 61]
وَ اِلى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صَالِحًا، قَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيّنَةٌ مّنْ رَّبّكُمْ، هذِه نَاقَةُ اللهِ لَكُمْ ايَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْ اَرْضِ اللهِ وَ لاَ تَمَسُّوهَا بِسُوْءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ. الاعراف: 73
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. [QS. Al-A’raaf : 73]
وَ لَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صَالِحًا اَنِ اعْبُدُوا اللهَ فَاِذَا هُمْ فَرِيْقنِ يَخْتَصِمُوْنَ. النمل: 45
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shalih (yang berseru), "Sembahlah Allah". Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan. [QS. An-Naml : 45]
وَ اِبْرهِيْمَ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ، ذلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. العنكبوت: 16
Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. [QS. Al-‘Ankabuut : 16]
مَا كَانَ اِبْرهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّ لاَ نَصْرَانِيًّا وَّ لكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا، وَ مَا كَانَ مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ.(67) اِنَّ اَوْلَى النَّاسِ بِاِبْرهِيْمَ لَلَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ وَ هذَا النَّبِيُّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْا، وَ اللهُ وَلِيُّ اْلمُؤْمِنِيْنَ.(68) ال عمران: 67-68
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik”. (67)
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (68) [QS. Ali ‘Imraan : 67-68]
قُلْ امَنَّا بِاللهِ وَ مَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَ مَآ اُنْزِلَ عَلى اِبْرهِيْمَ وَ اِسْمعِيْلَ وَ اِسْحقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ الاسْبَاطِ وَ مَآ اُوْتِيَ مُوْسى وَ عِيْسى وَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبّهِمْ، لاَ نُفَرّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مّنْهُمْ وَ نَحْنُ لَه مُسْلِمُوْنَ.(84) وَ مَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الاِسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُ، وَ هُوَ فِى الاخِرَةِ مِنَ اْلخسِرِيْنَ.(85) ال عمران: 84-85
Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”. (84)
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (85) [QS. Ali ‘Imraan : 84-85]
وَ اِلى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا، قَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، قَدْ جَآءَتْكُمْ بَيّنَةٌ مّنْ رَّبّكُمْ فَاَوْفُوا اْلكَيْلَ وَ اْلمِيْزَانَ وَ لاَ تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَآءَهُمْ وَ لاَ تُفْسِدُوْا فِى اْلاَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا، ذلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ. الاعراف: 85
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". [QS. Al-A’raaf :85]
وَ اِلى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا، قَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مّنْ اِلهٍ غَيْرُه، وَ لاَ تَنْقُصُوا اْلمِكْيَالَ وَ المِيْزَانَ اِنّيْ اَريكُمْ بِخَيْرٍ وَّ اِنّي اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيْطٍ. هود: 84
Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syuaib. Ia berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan adzab hari yang membinasakan (qiyamat)”. [QS. Huud : 84]
وَ اِلى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا، فَقَالَ يقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ وَ ارْجُوا اْليَوْمَ اْلاخِرَ وَ لاَ تَعْثَوْا فِى اْلارْضِ مُفْسِدِيْنَ. العنكبوت: 36
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu’aib, maka ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan". [QS. Al-‘Ankabuut : 36]
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْآ اِنَّ اللهَ هُوَ اْلمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ، وَ قَالَ اْلمَسِيْحُ يبَنِيْ اِسْرَائِيْلَ اعْبُدُوا اللهَ رَبّيْ وَ رَبَّكُمْ، اِنَّه مَنْ يُّشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ اْلجَنَّةَ وَ مَأْويهُ النَّارُ، وَ مَا لِلظّلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ. المائدة: 72
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolong pun. [QS. Al-Maaidah : 72]
اِنَّ اللهَ رَبّيْ وَ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُ، هذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ.(51) فَلَمَّا اَحَسَّ عِيْسى مِنْهُمُ اْلكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْ اِلَى اللهِ، قَالَ اْلحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللهِ، امَنَّا بِاللهِ، وَ اشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ.(52) رَبَّنَآ امَنَّا بِمَآ اَنْزَلْتَ وَ اتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّهِدِيْنَ.(53) ال عمران: 51-53
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus". (51)
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah ?". Para hawariyyin (shahabat-shahabat setia) menjawab, "Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (52)
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (53) [QS. Ali ‘Imraan : 51-53]
وَ لَمَّا جَآءَ عِيْسى بِاْلبَيّنتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاْلحِكْمَةِ وَ ِلاُبَيّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِيْ تَخْتَلِفُوْنَ فِيْهِ، فَاتَّقُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوْنِ(63) اِنَّ اللهَ هُوَ رَبّيْ وَ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُ، هذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ(64) الزخرف: 63-64
Dan tatkala ‘Isa datang membawa keterangan, dia berkata, “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertaqwalah kepada Allah dan thaatlah kepadaku”. (63)
Sesungguhnya Allah Dia lah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (64) [QS. Az-Zukhruf : 63-64]
وَ لَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَ اِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَ لَتَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخسِرِيْنَ.(65) بَلِ اللهَ فَاعْبُدْ وَ كُنْ مّنَ الشّكِرِيْنَ.(66) الزمر: 65-66
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (65)
Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur".(66) [QS. Az-Zumaar : 65-66]
Maka bentengi keislaman anda dengan memohon perliindungan kepada ALLAH SWT dan selalu ingin mencari ilmu tentang ISLAM.
MTA tgl 2008/04/13, 2008/05/08, 2008/06/08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar